Tingkatkan Perdagangan, Indonesia Akan Gelar Dua Forum Bisnis

Forum bisnis akan dilakukan dengan dua kawasan berbeda

Jakarta, IDN Times – Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri RI, Duta Besar I Gede Ngurah Swajaya mengatakan bahwa Indonesia akan menggelar dua forum bisnis dengan dua kawasan berbeda pada Oktober mendatang, yang bertujuan untuk meningkatkan perdagangan dan perekonomian di tengah pandemik COVID-19.

Adapun kedua forum bisnis tersebut yakni Forum Bisnis Indonesia dengan Amerika Latin dan Karibia (INA-LAC) yang akan diadakan pada 14-15 Oktober dan Forum Bisnis dengan Eropa Tengah dan Timur (INA-CEE) pada 7 Oktober.

“Bisnis forum kali ini kita akan lakukan di dua kawasan tetapi secara virtual dengan menggunakan digital platform yang kita miliki,” ujarnya dalam media gathering virtual, Senin (20/9/2021).

Baca Juga: Forum Bisnis dengan 2 Regional Ini Jadi Strategi Diplomasi RI

1. Target tingkatkan perdagangan melalui INA-CEE

Tingkatkan Perdagangan, Indonesia Akan Gelar Dua Forum BisnisIlustrasi impor. (IDN Times/Aditya Pratama)

Dubes Ngurah mengungkapkan bahwa forum bisnis INA-CEE dengan negara-negara di kawasan Eropa Tengah dan Timur ini baru pertama kali diselenggarakan. Ia juga berharap ke depannya acara ini bisa dilakukan dengan melibatkan negara-negara dari Eropa Barat dan Eropa Selatan.

Menurut penjelasan Dubes Ngurah, terdapat 19 negara di kawasan Eropa Tengah dan Timur yang terlibat dalam forum ini, yakni Albania, Armenia, Belarusia, Bosnia dan Herzegovina, Bulgaria, Ceko, Georgia, Hungaria, Kroasia, Makedonia Utara, Moldova, Montenegro, Polandia, Romania, Rusia, Serbia, Slovakia, Turki dan Ukraina. Negara-negara tersebut memiliki total lebih dari 406 juta jiwa penduduk.

“Di kawasan ini juga ada 2 anggota G20 yakni Rusia dan Turki. Dengan kedua negara ini memang kebetulan kita sedang dalam proses. Kalau dengan Turki untuk menuntaskan pembahasan mengenai comprehensive economic partnership agreement terkait dengan trade in goods. Sedangkan dengan Rusia dan beberapa negara yang tergabung di dalam Eurasian Economic Community kita dalam proses untuk memulai proses perundingan sehingga betul-betul akses pasar bisa ditingkatkan,” ujarnya.

“Kegiatan ini kita lakukan bersama-sama ataupun didukung oleh Kementerian Perdagangan, BKPM, Kementerian Pariwisata, KADIN serta beberapa institusi terkait lainnya,” tambah Dubes Ngurah.

2. Rusia mitra dagang terbesar RI di kawasan Eropa Tengah dan Eropa Timur

Tingkatkan Perdagangan, Indonesia Akan Gelar Dua Forum BisnisIlustrasi Ekspor. (IDN Times/Aditya Pratama)

Dubes Ngurah mengatakan bahwa kawasan Eropa Tengah dan Eropa Timur memiliki angka produk domestik bruto (PDB/GDP) yang cukup signifikan. Namun ia menyebut bahwa pada tahun 2020 nilai perdagangan secara total mengalami penurunan.

“Tetapi saya kira tidak terlalu signifikan penurunannya dibandingkan dengan tahun 2019,” ujarnya.

Ia menyebut bahwa ekspor Indonesia ke kawasan ini memang mengalami penurunan yakni total 3,223 miliar dolar Amerika serikat (AS) atau hanya sekitar 0,9 persen penurunannya. Menurut Dubes Ngurah, di antara negara-negara Eropa Tengah dan Eropa Timur, Rusia menjadi partner terbesar dalam bidang perdagangan, dengan nilai perdagangan hampir 2 miliar dolar AS.

“Sementara Turki hampir 1,5 miliar dolar AS dan Ukraina 1,1 miliar dolar AS,” jelasnya. “Sementara dengan Rusia kita juga memiliki target yang ingin kita capai. Targetnya adalah 5 miliar dolar AS. Sudah disepakati antara kedua kepala negara.”

Ia menambahkan bahwa selama periode Januari-Juli 2021, nilai perdagangan naik 25,13 persen dibandingkan 2020, di mana Rusia, Turki, serta Polandia yang menjadi mitra dagang terbesar RI.

“Khusus Eropa Tengah dan Eropa Timur kita juga melihat ada potensi investasi yang cukup besar yang perlu juga kita kelola sehingga mudah-mudahan akan membuka peluang investasi ke Indonesia,” ungkapnya.

Baca Juga: Neraca Perdagangan RI Agustus 2021 Surplus US$4,74 M, Cetak Rekor!

3. Perdagangan RI dengan Amerika Latin dan Karibia masih defisit

Tingkatkan Perdagangan, Indonesia Akan Gelar Dua Forum BisnisIlustrasi neraca perdagangan. (IDN Times/Mardya Shakti)

Terkait forum INA-LAC dengan negara-negara Amerika Latin dan Karibia, Dubes Ngurah mengatakan bahwa acara ini sudah diselenggarakan tiga kali sejak 2019. Di mana pada tahun pertamanya diadakan secara langsung.

“Itu dilakukan secara physical karena belum ada COVID waktu itu. Nah pada tahun lalu kita selenggarakan hybrid. Total bisnis hybrid lebih dari 100 persen lebih besar daripada dilakukan saat physical,” jelas Dubes Ngurah.

Ia juga menjelaskan bahwa sebagai negara ekonomi terbesar di kawasan Asia Tenggara, Indonesia memiliki potensi yang sangat signifikan untuk bisa memanfaatkan perekonomian di Amerika Latin dan Karibia.

“Kalau kita lihat secara total GDP Amerika Latin dan Karibia mencapai sekitar lebih dari 4 triliun dolar AS. Indonesia sendiri lebih dari 1 triliun dolar AS. Ini kita bisa dimanfaatkan,” katanya.

Menurut penjelasan Dubes Ngurah, pada 2020 nilai ekspor Indonesia ke Amerika Latin dan Karibia adalah sekitar 3,16 miliar dolar AS. Sementara nilai impornya 5,1 miliar dolar AS.

“Jadi memang dengan 33 negara di Amerika Latin dan Karibia kita masih mengalami defisit. Namun kalau kita melihat secara individual country, kita juga melihat peningkatan yang sangat signifikan meskipun dari segi nilai tidak besar tetapi dari segi persentase cukup signifikan,” katanya.

Ia menambahkan bahwa komoditas utama perdagangan masih minyak nabati, kendaraan (spare part dan kendaraan utuh), elektronik, karet, hingga alas kaki.

“Alas kaki ini terus mengalami peningkatan yang signifikan, sementara impor utama adalah pakan ternak, gula, kapas, coklat, yang memang dibutuhkan di Indonesia,” katanya.

Baca Juga: Jepang dan Vietnam Sepakat Ekspor Teknologi Pertahanan

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya