Tiongkok Hadapi Kekurangan Listrik Terburuk dalam Satu Dekade

Dampaknya bisa menimbulkan masalah bagi ekonomi dunia

Jakarta, IDN Times – Tiongkok sedang berada di tengah krisis listrik yang besar. Hal ini dikarenakan cuaca ekstrem, lonjakan permintaan energi, dan pembatasan ketat penggunaan batu bara telah memberikan pukulan tiga kali lipat pada jaringan listrik negara itu.

Masalah kekurangan listrik ini diyakini bisa berlangsung selama berbulan-bulan. Parahnya, dampaknya bukan hanya akan membebani pemulihan ekonomi Negeri Tirai Bambu, tapi juga membebani perdagangan global.

Baca Juga: Cara Cek Tagihan Listrik Lewat WA dan PLN Mobile, Tak Hanya di PLN 123

1. Sejumlah provinsi sudah berminggu-minggu menghadapi krisis listrik

Tiongkok Hadapi Kekurangan Listrik Terburuk dalam Satu DekadeIlustrasi industri pabrik (IDN Times/Arief Rahmat)

Menurut CNN pada Rabu (30/6/2021), beberapa provinsi di Tiongkok mengatakan sudah menghadapi krisis listrik dalam beberapa pekan terakhir. Provinsi itu termasuk wilayah terpenting untuk pertumbuhan ekonomi negara itu.

Salah satu yang mengalami masalah ini yaitu Provinsi Guangdong. Provinsi ini telah melakukan penjatahan listrik selama lebih dari sebulan, memaksa berbagai perusahaan untuk tutup selama beberapa hari per minggu. Sejumlah otoritas lokal bahkan telah memperingatkan bahwa penjatahan listrik dapat berlangsung hingga akhir tahun.

Guangdong sendiri merupakan pusat manufaktur yang bertanggung jawab atas 1,7 triliun dolar Amerika Serikat (AS), atau lebih dari 10 persen, dari output ekonomi tahunan Tiongkok. Provinsi ini juga memiliki peran besar dalam perdagangan luar negeri Tiongkok.

2. Sembilan provinsi menghadapi masalah kekurangan listrik

Tiongkok Hadapi Kekurangan Listrik Terburuk dalam Satu DekadeIlustrasi industri/pabrik. IDN Times/Arief Rahmat

Guangdong bukan satu-satunya provinsi yang mengalami masalah kekurangan listrik. Setidaknya ada sembilan provinsi yang mengatakan mereka menghadapi masalah serupa, termasuk Yunnan, Guangxi dan pusat manufaktur Zhejiang.

Keadaan ini telah memaksa otoritas regional untuk mengumumkan pembatasan listrik di seluruh wilayah Tiongkok yang luasnya setara gabungan dari Inggris Raya, Jerman, Prancis, dan Jepang.

Baca Juga: Kemendag Dorong Ekspor Barang Industri dan Industri Berteknologi Tinggi

3. Ekonomi paling terdampak

Tiongkok Hadapi Kekurangan Listrik Terburuk dalam Satu DekadeIlustrasi listrik (IDN Times/Arief Rahmat)

Biro Statistik Nasional Tiongkok pada Rabu mengatakan bahwa krisis listrik yang terjadi telah menyebabkan perlambatan pertumbuhan aktivitas pabrik di Tiongkok pada bulan Juni.

Krisis energi ini adalah yang terburuk di Tiongkok sejak 2011. Pada tahun itu kekeringan dan lonjakan harga batu bara mendorong 17 provinsi atau wilayah untuk menghemat penggunaan listrik. Pembangkit listrik enggan menghasilkan banyak listrik karena batu bara yang mereka bakar mahal. Di sisi lain, pemerintah Tiongkok mengendalikan harga listrik di negara itu, sehingga produsen tidak bisa begitu saja menaikkan

Saat ini, batubara masih digunakan dalam menghasilkan sekitar 60 persen listrik Tiongkok.

Yan Qin, analis karbon utama untuk Refinitiv, mengatakan bahwa kekurangan tersebut dapat memberikan pukulan yang dapat membuat pemulihan ekonomi Tiongkok yang lemah terganggu. Hal ini juga dapat menimbulkan masalah tambahan pada rantai pasokan global yang sudah kesulitan di tengah pandemik. “Penjatahan listrik pasti akan merugikan ekonomi,” kata Yan Qin.

Keterbatasan listrik dapat mengurangi output di hampir setiap sektor ekonomi, termasuk industri konstruksi dan manufaktur utama. Menurut Biro Statistik Nasional, bisnis semacam itu menggunakan hampir 70 persen listrik Tiongkok tahun lalu, tapi juga telah menjadi pendorong utama pemulihan pada 2021.

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya