Venezuela Mulai Keluar dari Hiperinflasi

Inflasi venezuela di angka 686 persen pada 2021

Jakarta, IDN Times – Bank sentral Venezuela mengatakan, negara Amerika Selatan yang dilanda krisis itu mengakhiri tahun 2021 dengan inflasi 686 persen. Itu berarti akhir dari periode hiperinflasi panjang yang sudah dimulai sejak 2017.

Namun, meski para ekonom mengatakan Venezuela telah keluar dari siklus hiperinflasi yang sudah berlangsung selama empat tahun itu, inflasi Venezuela tetap yang tertinggi di dunia, dan harga terus naik tak terkendali.

Baca Juga: Hiperinflasi: Pengertian dan Faktor Terjadinya

1. Warga masih merasakan dampak inflasi

Venezuela Mulai Keluar dari HiperinflasiJuan Guaido, sosok yang didukung AS sebagai presiden Venezuela dan Presiden Venezuela saat ini, Nicolas Maduro. (Stabroek News)

Warga Venezuela, seperti pensiunan Humberto Reco, masih dapat merasakan dampak dari inflasi yang tinggi.

Bahkan di pasar Chacao yang populer di Caracas, Reco tidak melihat efek positif berakhirnya hiperinflasi pada harga.

“Mereka bilang hiperinflasi sudah berakhir, tapi di tempat saya masih ada,” kata Reco yang berusia 75 tahun, dikutip dari France 24, Selasa (18/1/2022). "Sejujurnya, saya tidak melihat ada kemajuan."

2. Pengertian hiperinflasi

Venezuela Mulai Keluar dari HiperinflasiDokumentasi - Presiden Venezuela Nicolas Maduro berbicara kepada wartawan saat konferensi pers di Caracas, Venezuela, (30/9/2019). ANTARA FOTO/REUTERS/Manaure Quintero/aa

Hiperinflasi, menurut mendiang profesor ekonomi AS Philip Cagan, terjadi ketika inflasi bulanan naik lebih dari 50 persen. Pengertian ini sudah diterima secara luas dari tahun 1956.

Untuk keluar dari itu, Cagan menyebut, sebuah negara perlu menjaga kenaikan inflasi bulanan di bawah 50 persen untuk satu tahun penuh.

“Menurut angka Cagan, kita sudah keluar dari hiperinflasi,” kata Hermes Perez, seorang profesor ekonomi di Universitas Metropolitan di Caracas, kepada AFP.

Namun, ekonom Amerika Serikat (AS) Carmen Reinhart dan Kenneth Rogoff mengusulkan parameter hiperinflasi yang berbeda sebesar 500 persen per tahun.

“Menurut mereka, ada sedikit lagi yang harus dilakukan,” kata Perez, yang juga mantan kepala kantor pertukaran di bank sentral.

Baca Juga: Inflasi Picu Tantangan Besar di Negara Berkembang, Termasuk Kazakhstan

3. Angka inflasi Venezuela tertinggi di dunia

Venezuela Mulai Keluar dari HiperinflasiANTARA FOTO/REUTERS/Ueslei Marcelino

Terlepas dari keluarnya negara dari hiperinflasi, angka inflasi Venezuela merupakan yang tertinggi di dunia.

Negara ini mengakhiri tahun 2017 dengan inflasi 862 persen sebelum menjadi tidak terkendali pada tahun 2018, yang mencapai angka 130 ribu persen.

Pada 2019, angka inflasi turun menjadi 9.500 persen, dan kemudian sekitar 3 ribu persen pada 2020.

“Ini masih yang tertinggi di dunia,” kata Perez, menunjuk pada fakta bahwa tidak ada wilayah lain di Amerika Latin yang mencatat angka inflasi lebih dari dua digit.

Untuk mengurangi dampak kenaikan harga, Venezuela telah beralih menggunakan dolar AS sebanyak mungkin dan menghindari bolivar nasional. Langkah ini telah membantu memperlambat inflasi.

Pemerintah populis-sosialis yang mengecam sanksi AS, bahkan telah mengizinkan penggunaan dolar, yang dipandang sebagai simbol kuat dari imperialisme Amerika yang dibenci

Pihak berwenang juga mencoba untuk mengurangi defisit anggaran pada 2018 dengan melonggarkan kontrol nilai tukar, hampir seluruhnya menghilangkan jurang pemisah antara nilai tukar resmi dan pasar gelap.

Namun, sebagian besar ahli mengatakan, perlu ada reformasi yang jauh lebih dalam untuk menyelesaikan krisis ekonomi Venezuela.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya