Zoom Jadi Primadona saat Pandemik, Bagaimana Proyeksi Bisnisnya?

Pandangan investor soal bisnis Zoom setelah pandemik

Jakarta, IDN Times – Pandemik virus corona (COVID-19) asal Wuhan, Tiongkok telah memaksa orang-orang untuk mengubah banyak hal dalam hidup mereka. Di antaranya termasuk cara bertemu dan belajar.

Belakangan ini, orang-orang telah terbiasa dengan pertemuan virtual dan pembelajaran dengan sistem online, yang berarti mereka bisa melakukan kegiatan-kegiatan itu dari jarak jauh.

Untuk memungkinkan kegiatan jarak jauh itu terjadi, biasanya mereka menggunakan aplikasi video call. Salah satu yang terpopuler adalah Zoom. Bagaimana proyeksi bisnis mereka ke depan? 

Baca Juga: 5 Tips Sehat Buat Kamu yang Terlalu Sering "Zoom Meeting" Saat WFH

1. Apa itu Zoom?

Zoom Jadi Primadona saat Pandemik, Bagaimana Proyeksi Bisnisnya?Aplikasi Zoom (Website/Zoom.us)

Zoom adalah aplikasi komunikasi video berbasis cloud yang memungkinkan orang-orang menggelar konferensi video dan audio virtual, webinar, melakukan obrolan langsung, berbagi layar, dan kemampuan kolaboratif lainnya.

Penggunaan Zoom sendiri sangatlah mudah. Siapapun yang memiliki perangkat yang mendukung dan email, bisa langsung bergabung dengan orang-orang lain untuk melakukan panggilan atau pertemuan virtual.

Hal yang luar biasa dari aplikasi ini adalah memungkinkan orang-orang untuk menggelar satu pertemuan dengan jumlah peserta mencapai 500 orang. Namun, untuk menggelar pertemuan dalam jumlah besar dan waktu yang lama, penyelenggara pertemuan perlu membayar sejumlah biaya.

Layanan Zoom gratis, Zoom Basic, hanya memungkinan pertemuan virtual untuk lebih dari tiga orang dengan waktu terbatas hingga 40 menit, sebagaimana dikutip dari Business Insider.

2. Penggunaan Zoom meningkat saat pandemik

Zoom Jadi Primadona saat Pandemik, Bagaimana Proyeksi Bisnisnya?Zoom meeting FJPI Diskusi Jurnalis Perempuan Bicara Kartini di Era Pandemik Virus Corona (IDN Times/Uni Lubis)

Menurut CNBC, sejak pandemik merebak, penggunaan aplikasi video call Zoom telah peningkatan pesat, membuat pendapatan perusahaan naik sampai ratusan persen. Menurut analis yang disurvei oleh Refinitiv, untuk kuartal ketiga, Zoom diperkirakan akan menunjukkan pertumbuhan pendapatan sebesar 317 persen menjadi 694 juta dolar atau sekitar Rp9,7 triliun. 

Sebelumnya pertumbuhan pendapatan Zoom mencapai 355 persen pada kuartal kedua fiskal dan 169 persen pada periode yang berakhir April.Pada kuartal saat ini, yang berakhir pada Januari, pertumbuhan Zoom juga diproyeksikan akan tetap kuat di 288 persen, diikuti oleh 116 persen di periode berikutnya.

3. Proyeksi bisnis Zoom di masa depan

Zoom Jadi Primadona saat Pandemik, Bagaimana Proyeksi Bisnisnya?ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Meski para analis menyatakan positif pada pertumbuhan bisnis Zoom di kuartal ini dan kuartal awal 2021, namun mereka mulai pesimis untuk bisnis perusahaan yang didirikan Eric Yuan ini ke depannya. Mereka mengatakan ada kemungkinan penggunaan dan pendapatan Zoom akan melambat secara dramatis.

Kemungkinan itu bisa terjadi karena di saat vaksin COVID-19 ditemukan dan diedarkan, orang-orang mungkin akan mulai kembali ke kehidupan normal, di mana mereka bertemu dan melakukan banyak hal secara langsung. Bukan virtual.

Sebagaimana diketahui, saat ini vaksin Pfizer-BioNTech maupun Moderna telah melaporkan hasil awal yang memuaskan. Masing-masing vaksin COVID-19 mereka menunjukkan efektivitas sekitar 95 persen, sedangkan vaksin Oxford-AstraZeneca memiliki kemanjuran rata-rata 70 persen.

Baca Juga: 10 Background Zoom Gagal ala Mahasiswa Ini Membuatmu Tertawa

4. Optimisme investor

Zoom Jadi Primadona saat Pandemik, Bagaimana Proyeksi Bisnisnya?Ilustrasi Aplikasi Zoom. IDN Times/Hana Adi Perdana

Meski banyak yang meragukan kesuksesan Zoom di masa depan setelah vaksin corona beredar, namun ada juga investor yang tetap yakin pada bisnis Zoom. Menurut mereka, saham Zoom tetap layak beli karena kualitas produk Zoom yang baik dan adanya kemungkinan tentang sejumlah pekerjaan akan tetap dilakukan dari jarak jauh.

“Kami terus melihat Zoom sebagai keuntungan bahkan dalam skenario pasca-COVID-19, karena solusi konferensi videonya telah menjadi komponen penting tentang bagaimana perusahaan berkomunikasi selama COVID-19,” tulis Siti Panigrahi, analis di Mizuho Securities dalam laporan 9 November.

“Pandemik juga telah meningkatkan pengakuan akan pentingnya [Zoom] dalam jangka panjang di tempat kerja normal baru pasca-pandemi yang akan muncul di tahun-tahun mendatang.” tambahnya.

Baca Juga: Zoom Ngetren saat Wabah COVID-19, Eric Yuan Masuk Daftar Orang Terkaya

Topik:

  • Anata Siregar
  • Hidayat Taufik

Berita Terkini Lainnya