Bisnis Ritel Kian Melemah, 7 Brand Terkenal Ini Terpaksa Gulung Tikar

Apakah ini dampak dari bisnis online?

Tampaknya bisnis ritel di Indonesia semakin mengalami penurunan. Menjelang akhir tahun ini, semakin banyak gerai yang terpaksa gulung tikar.

Pada Oktober 2017, tercatat 13 gerai yang harus menutup cabangnya di beberapa lokasi di Indonesia. Menurut Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Hariyadi Sukamdani, hal ini terjadi bukan karena tidak laku, melainkan daya beli masyarakat yang berkurang.

Akibatnya, 7 bisnis ritel di Indonesia harus menutup beberapa cabangnya, bahkan ada yang sampai pailit.

1. 7-Eleven

Bisnis Ritel Kian Melemah, 7 Brand Terkenal Ini Terpaksa Gulung Tikarjapantimes.co.jp

Kamu pasti merindukan nongkrong di teras 7-Eleven? Anak Jakarta atau yang pernah ke Jakarta pasti menjadikannya sebagai tongkrongan favorit, karena harganya murah dan bisa berlama-lama di sana.

Penutupan 7-Eleven dianggap mengawali tren gulung tikar beberapa brand terkenal lainnya, sebagai dampak melemahnya toko ritel.

Mengalami kerugian sekitar Rp 447,9 miliar, 7-Eleven resmi menutup gerainya pada 30 Juni 2017. Salah satu penyebabnya adalah batalnya perjanjian antara PT Modern International Tbk dengan PT Charoen Pokhphand Restu Indonesia.

Di samping itu, pemasukan dan pengeluaran 7-Eleven dirasa tidak sebanding. Faktanya, banyak orang yang hanya membeli minuman atau makanan murah untuk menikmati berbagai macam fasilitas yang ada. Terutama wi-fi, stop kontak, dan kursi-kursi yang nyaman.

2. Matahari

Bisnis Ritel Kian Melemah, 7 Brand Terkenal Ini Terpaksa Gulung Tikardigitalnewsasia.com

Desember nanti, departement store Matahari kembali harus menutup beberapa gerainya. Padahal, PT Matahari Department Store Tbk telah menutup gerainya pada September lalu di Pasaraya Manggarai dan Blok M. Plaza, Jakarta. 

Tepatnya pada 3 Desember dan 31 Desember 2017, gerai Matahari di Taman Anggrek, Jakarta Barat dan Lombok City Center, Nusa Tenggara Barat akan ditutup.

"Dua gerai yang masa sewanya berakhir Mal Taman Anggrek Jakarta dan Lombok City Center tidak diperpanjang. Kami memiliki total 155 gerai di akhir tahun," kata CEO dan Vice President Director Matahari, Richard Gibson.

Tutupnya kedua gerai tersebut diimbangi dengan dibukanya cabang baru di Sumatera Selatan dan Surabaya.

3. Lotus

Bisnis Ritel Kian Melemah, 7 Brand Terkenal Ini Terpaksa Gulung Tikarkompas.com

Di bawah naungan PT Mitra Adiperkasa (MAP), Lotus berencana menutup hampir seluruh gerainya. Di antaranya seperti di Thamrin, Cibubur Plaza, Grand Galaxy, Bekasi dan Sarinah.

Sebanyak 100 gerai Lotus akan ditutup pada akhir tahun ini. Tren belanja online pada kaum millennial telah berdampak besar pada perusahaan MAP.

“Performance yang tidak menguntungkan ditutup saja. Ada tiga Lotus dan dua Debenhams. Kami akan review secara komprehensif. Konsultan masih bekerja,” ujar Director Corporate Communication MAP Fetty Kwartati.

Baca juga: Gak Selalu Mahal, Kamu pun Bisa Punya Perhiasan Berkualitas Ekspor Ini

4. Debenhams

Bisnis Ritel Kian Melemah, 7 Brand Terkenal Ini Terpaksa Gulung TikarMashable.com

Masih di bawah naungan MAP, perusahaan asal Inggris ini harus menutup toko ritelnya. Yakni di Supermall Karawaci, Tangerang; serta Kemang Village dan Senayan City di Jakarta.

Hal ini menjadikan MAP mulai mengembangkan mengembangkan bisnis Online to Offline (O2O). Sistem tersebut dinamai MAPeMall yang akan menjadi peritel omni-channel terdepan di Asia. 

Selain Lotus dan Debenhams, MAP masih memiliki sejumlah toko offline seperti SOGO, SEIBU dan Galleries Lafayette.

5. GAP

Bisnis Ritel Kian Melemah, 7 Brand Terkenal Ini Terpaksa Gulung Tikartimesofisrael.com

Mengikuti jejak Debenhams, perusahaan ritel asa Amerika Serikat ini kabarnya akan menutup seluruh gerainya. Perusahaan di bawah naungan PT Gilang Agung Persada ini memiliki lima gerai GAP di Indonesia.

Di antara cabang yang ada, Pondok Indah Mall bakal ditutup mulai hari ini. Selanjutnya, cabang di Lippo Mall Puri dan Grand Indonesia juga akan ditutup.

Penutupan gerai tersebut dikarenakan sewa toko yang tidak diperpanjang, kontraknya hanya sampai Februari 2018. Sebelum resmi ditutup, gerai GAP menawarkan diskon spesial hingga 70 persen.

6. Ramayana

Bisnis Ritel Kian Melemah, 7 Brand Terkenal Ini Terpaksa Gulung TikarIndoplaces.com

JIka Matahari dikabarkan akan menambah gerai di Surabaya, lain halnya dengan Ramayana. Hingga saat ini, Ramayana menutup delapan gerainya di beberapa daerah.

Melalui website resminya, Corporate Secretary Ramayana Lestari Sentosa, Setyadi Surya mengatakan, "Kami akan mengubah format dan struktur delapan gerai tersebut dengan menggantinya menjadi bisnis usaha lain."

Adapun gerai Ramayana yang ditutup berlokasi di Banjarmasin, Bulukumba, Gresik, Bogor, Pontianak, Sabang, dan Surabaya. Kabarnya, penutupan ini hanya bersifat sementara.

7. Disc Tarra

Bisnis Ritel Kian Melemah, 7 Brand Terkenal Ini Terpaksa Gulung TikarBeritagar.id

Sedikit nostalgia sejenak, jauh sebelum para pelaku bisnis di atas mulai menutup gerainya satu per satu. Disc Tarra telah menutup 100 gerainya pada 2016.

Apakah ini bisa menjadi bukti nyata bahwa tren belanja masyarakat mulai berubah? Nyatanya sekarang, kita bisa lebih murah menikmati musik favorit. Hanya tinggal mengunduh atau streaming melalui iTunes, Youtube, Spotify, Joox, dan sebagainya.

Kalau menurut kamu gimana mengenai fenomena di atas? Mengingat teknologi terus berkembang, tentunya bakal banyak hal yang dapat memudahkan manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Apakah tahun depan bisnis online semakin mendominasi atau justru bisnis offline dapat berjaya kembali? 

Baca juga: 7 Potret Kantor Startup Kece di Indonesia, Kekinian Banget!

Topik:

Berita Terkini Lainnya