Dorong Inklusi Keuangan, Professor Harvard Apresiasi Peran BRI 

Buah dari upaya panjang BRI

Jakarta, IDN Times - Professor Jay K. Rosengard, Adjunct Lecturer Harvard Kennedy School, mengapresiasi peran PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) dalam mendorong dan menciptakan inklusi keuangan serta penerapan ESG di Indonesia.

Menurut Jay, kontribusi tersebut merupakan buah dari upaya panjang BRI yang memberdayakan UMKM sebagai tulang punggung utamanya bisnisnya. 

Hal ini ia sampaikan dalam sesi diskusi “Peran BUMN dalam memperluas Keuangan Inklusif” pada Trade Investment & Industry Working Group (TIIWG) Road to G20: SOE International Conference di Bali, Senin, (17/10).

Dalam forum tersebut, upaya mewujudkan inklusi keuangan dibahas bersama oleh perwakilan negara-negara G20, pemerintahan, pimpinan perusahaan BUMN, hingga akademisi maupun peneliti.

1. Pembiayaan yang disalurkan BRI jadi pendorong utama produktivitas UMKM

Dorong Inklusi Keuangan, Professor Harvard Apresiasi Peran BRI Professor Jay K. Rosengard, Adjunct Lecturer Harvard Kennedy School, mengapresiasi peran PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) dalam sesi diskusi “Peran BUMN dalam memperluas Keuangan Inklusif” pada Trade Investment & Industry Working Group (TIIWG) Road to G20: SOE International Conference di Bali, Senin, (17/10). (Dok. BRI)

Dia menjabarkan bahwa dua dekade lalu, ketika teknologi pertanian mulai merambah, BRI sudah aktif membiayai pembelian beras, pupuk, pestisida, serta biaya hidup tunjangan selama masa transisi dan edukasi yang diupayakan bersama pemerintah. 

Ini didorong ke BRI dalam program yang disebut “BIMAS (Bimbingan Massal)”, yang merupakan cikal bakal microbanking secara nasional di BRI. Kemudian Jay membeberkan bahwa pembiayaan yang disalurkan BRI merupakan pendorong utama produktivitas pelaku UMKM. 

“Dan apa yang terjadi dari waktu ke waktu adalah petani mengadopsi teknologi baru dan membentuk perspektif revolusi hijau. Ini adalah kesuksesan yang luar biasa, Indonesia berubah dari pengimpor beras terbesar dunia menjadi pengekspor beras bersih dalam waktu sekitar satu generasi, 20 tahun,” ungkap Jay.

“Adopsi teknologi ini sangat meningkatkan produktivitas petani yang juga meningkatkan pendapatan dan standar hidup mereka. Tetapi semua hal tersebut tidak mungkin terjadi bila tidak ada pembiayaan dari BRI,” katanya.

Baca Juga: BRI Dorong Inkulsi Keuangan hingga Perbatasan Indonesia

2. BRI jadi contoh kesuksesan revolusi hijau

Dorong Inklusi Keuangan, Professor Harvard Apresiasi Peran BRI Professor Jay K. Rosengard, Adjunct Lecturer Harvard Kennedy School, mengapresiasi peran PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) dalam sesi diskusi “Peran BUMN dalam memperluas Keuangan Inklusif” pada Trade Investment & Industry Working Group (TIIWG) Road to G20: SOE International Conference di Bali, Senin, (17/10). (Dok. BRI)

Jay menilai BRI dapat menjalankan bisnisnya sebagai commercial bank dengan membukukan laba Rp24,88 triliun dalam 6 bulan pertama di tahun 2022. BRI pun mampu menghadirkan dampak sosial dengan jangkauannya yang luas.

“BRI merupakan contoh dari suksesnya green revolution. BRI juga dapat saya katakan sebagai world's biggest & most successful profitable microbanking. It’s a great untold story,” tegas Jay.

Sebagai informasi, BRI telah tumbuh menjadi bank dengan aset terbesar serta penyalur utama kredit UMKM di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan proporsi kredit UMKM di BRI yang sudah mencapai 83 persen dari total kredit atau setara Rp920 triliun pada kuartal II-2022.

Menurut Jay, komitmen BRI dalam sisi pembiayaan ini juga ditunjang oleh implementasi ESG yang unggul sehingga BRI dapat terus tumbuh berkelanjutan untuk menumbuhkembangkan UMKM. 

3. AgenBRILink telah menjangkau 77 persen desa

Dorong Inklusi Keuangan, Professor Harvard Apresiasi Peran BRI Agen BRILink melayani pelanggan (Dok. BRI)

Senada, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo juga mengungkapkan bahwa peranan BRI dalam meningkatkan inklusi keuangan tidak hanya melalui agen laku pandai, namun juga melalui Holding Ultra Mikro.

“Keberadaan laku pandai telah mampu mendorong tingkat inklusi hingga 83-84 persen dan kami yakin dengan digitalisasi akan meningkat menjadi lebih dari 90 persen," ujar Kartika.

Kartika menilai, berbagai kebutuhan layanan finansial nasabah pun dapat terpenuhi melalui sederet inovasi yang dilahirkan BRI. Di antaranya ialah AgenBRILink yang menjadi branchless banking untuk hadirkan layanan yang dekat, cepat, dan lengkap bagi masyarakat.

AgenBRILink telah menjangkau lebih dari tiga per empat atau 77 persen desa di Indonesia. Adapun hingga akhir September 2022, jumlah AgenBRILink telah mencapai 597.177 agen dengan jangkauan hingga 58.095 desa.

4. Jangkau nasabah yang belum tersentuh lembaga keuangan formal

Dorong Inklusi Keuangan, Professor Harvard Apresiasi Peran BRI Sentra layanan ultra mikro. (Dok. BRI)

Lebih jauh Kartika menjelaskan, ada sekitar 55 juta nasabah ultra mikro dan sekitar 30 juta nasabah yang belum tersentuh oleh lembaga keuangan formal.  

“Mereka punya account atau memiliki model pembiayaan lain, tapi tidak dapat mengakses lembaga keuangan formal. Jadi kita bisa kategorikan nasabah ultra mikro ke dalam kategori unbankable dan unfeasible, ada juga feasible tapi unbankable karena tidak memiliki collateral, dan nasabah yang sudah naik kelas. Kita melihat tahapan mereka untuk naik kelas ini sebagai proses, yang kita dorong mereka untuk naik kelas dari satu jenjang ke jenjang berikutnya, sehingga mereka bisa masuk dan mengakses kredit segmen komersial,” jelasnya.

Untuk menjangkau masyarakat yang belum tersentuh lembaga keuangan formal, Kartika mengatakan bahwa pihaknya sudah mengintegrasikan tiga entitas yakni BRI, Pegadaian dan PNM ke dalam Holding Ultra Mikro. 

“Sekarang kita berinovasi dengan menghadirkan co-location SENYUM dimana nasabah bisa mendapatkan berbagai layanan dan produk pembiayaan di dalam satu kantor. Ini yang kita dorong ke depannya, sehingga Holding Ultra Mikro dapat melayani masyarakat yang lebih luas,” pungkas Kartika. (WEB)

Baca Juga: BRI Bagikan Deviden Rp26,4 T, Erick Thohir: Holding Ultra Mikro Sukses

Topik:

  • Ridho Fauzan

Berita Terkini Lainnya