3 Faktor yang Membuat Pertumbuhan Ekonomi Minus 0,74 Persen

Ekonomi minus 0,74% di Q1 2021 ini, Indonesia masih resesi 

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa konsumsi pemerintah menjadi salah satu faktor utama yang membuat kontraksi pertumbuhan ekonomi kuartal I 2021 hanya minus 0,74 persen.

"Di kuartal I ini memang penunjangnya adalah konsumsi pemerintah melalui anggaran dan PC-PEN yang positif 2,96 persen," ujar Airlangga dalam konferensi pers virtual, Rabu (5/5/2021).

Baca Juga: [BREAKING] Ekonomi Indonesia Minus 0,74 Persen Kuartal I-2021

1. Ekspor dan impor tumbuh positif

3 Faktor yang Membuat Pertumbuhan Ekonomi Minus 0,74 PersenIlustrasi Ekspor (IDN Times/Arief Rahmat)

Di sisi lain, pertumbuhan positif pada sisi ekspor dan impor pada kuartal I 2021 turut menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya terkontraksi minus 0,74 persen.

Airlangga memaparkan, ekspor Indonesia naik 6,74 persen, sedangkan untuk impor tumbuh sebesar 5,27 persen.

"Apa yang dilakukan pemerintah menjadi stimulan. Kita lihat bahwa berbagai sektor itu trennya sudah positif dan beberapa sektor tersebut didorong oleh sektor non-migas," imbuhnya.

Baca Juga: [BREAKING] Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Terkontraksi, Indonesia Masih Resesi!

2. Sawit dan baja jadi tulang punggung komoditas ekspor Indonesia

3 Faktor yang Membuat Pertumbuhan Ekonomi Minus 0,74 PersenIlustrasi Perkebunan Kelapa Sawit (IDN Times/Sunariyah)

Airlangga menambahkan, tumbuhnya ekspor yang didorong oleh sektor non-migas tersebut juga dibantu oleh meningkatnya harga dan kebutuhan komoditas sawit dan baja.

"Sektor nonmigas ini juga dibantu dengan kenaikan harga komoditas seperti sawit yang ekspornya baik karena kita menerapkan secara konsisten B30," sambungnya.

Adapun industri baja mulai menggeliat lantaran Indonesia melakukan hilirisasi di dalam negeri.

"As a result dari investasi dan didorong dengan kebutuhan tinggi di China, mereka memberikan insentif di dalam negeri China itu sendiri. Jadi ini tentu akan mendorong lagi untuk ekspor baja dan turunannya dari Indonesia," jelas Airlangga.

3. Daya beli masyarakat masih rendah

3 Faktor yang Membuat Pertumbuhan Ekonomi Minus 0,74 PersenIlustrasi Belanja E-commerce (IDN Times/Arief Rahmat)

Namun demikian, Airlangga juga menyoroti masih rendahnya daya beli masyarakat sehingga pertumbuhan ekonomi masih mengalami kontraksi.

"Konsumsi rumah tangga masih negatif, minus 2,23 persen kemudian konsumsi LNPRT (lembaga non profit rumah tangga) juga minus 5,53 persen," ucapnya.

Hal ini tentunya yang ingin pemerintah coba tingkatkan, salah satunya dengan menggelar Hari Bangga Buatan Indonesia atau HBBI sejak hari ini, 5 Mei hingga 13 Mei 2021.

Di dalam HBBI yang digelar selama sepekan ini, masyarakat bisa mendapatkan berbagai promo ongkos kirim alias ongkir dan diskon besar-besaran ketika membeli produk buatan Indonesia. Setidaknya ada 72 platforme e-commerce yang mendukung HBBI ini dan siap memberikan berbagai macam promo bagi masyarakat yang membeli produk lokal.

“Kecintaan dan kebanggaan tersebut perlu diwujudkan dalam sebuah tindakan nyata, dan bentuk yang paling sederhana dari wujud kecintaan terhadap Indonesia adalah dengan membeli dan menggunakan produk-produk buatan dalam negeri. Semoga belanja daring di Hari BBI 2021 turut membantu menggerakkan perekonomian nasional,” kata Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, dalam keterangan resminya.

Baca Juga: Auto Panik! 10 Meme THR Belum Cair Jelang Lebaran, Gagal Belanja deh!

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya