Fakta-Fakta IPO Bukalapak sejak Saham Perdana hingga Kini

Jakarta, IDN Times - Salah satu startup unicorn Indonesia, Bukalapak, telah resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 6 Agustus 2021. Bukalapak mengusung nama PT Bukalapak.com Tbk dengan kode emiten BUKA di pasar modal Indonesia.
Sejak pertama kali melantai, Bukalapak telah mengalami dinamika naik turun dalam aktivitasnya di pasar modal Indonesia.
Berikut ini IDN Times merangkum fakta-fakta terkait initial public offering (IPO) Bukalapak yang terjadi sejak pertama kali melantai hingga hari ini.
1. Bukalapak jadi perusahaan unicorn yang melantai di bursa
Setelah resmi melantai di BEI, Bukalapak resmi ditasbihkan sebagai perusahaan unicorn pertama yang melantai di bursa, bukan hanya di Indonesia melainkan Asia Tenggara.
"Pencatataan perdana saham ini juga menorehkan sejarah, karena perseroan merupakan perusahaan unicorn pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia dan bahkan di bursa kawasan Asia Tenggara," kata Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi, dalam seremoni virtual pencatatan perdana saham Bukalapak, 6 Agustus silam.
Bukalapak menjadi perusahaan tercatat ke-28 di BEI pada 2021, dan perusahaan tercatat saham ke-740 di bursa pada saat ini.
Baca Juga: Bukalapak IPO, Kekayaan Achmad Zaky Melesat Rp4,7 Triliun
2. Bukalapak jadi perusahaan yang paling banyak menarik minat investor
Selain menorehkan sejarah, Inarno juga menyebut Bukalapak telah berhasil menarik banyak minat investor. Dia menyebutkan, ada lebih dari 90 ribu investor yang ikut andil dalam penawaran publik saham BUKA.
"PT Bukalapak.com Tbk merupakan perusahaan tercatat yang mampu menarik minat investor paling banyak. Tercatat sebanyak 96 ribu investor berpartisipasi pada pelaksanaan public offering perseroan," ujar Inarno.
Hal tersebut didukung dengan data Mandiri Sekuritas selaku Penjamin Pelaksana Efek yang menyatakan, penawaran saham BUKA melalui metode pooling mengalami kelebihan permintaan hingga 8,7 kali lipat.
3. Bukalapak memecahkan rekor pendanaan yang berhasil dihimpun
Sementara itu, sesuai dengan ketentuan dalam penawaran umum perdana saham, Bukalapak menawarkan 25.765.504.800 lembar saham dengan harga penawaran sebesar Rp850 untuk setiap sahamnya. Dengan demikian, Bukalapak berhasil menghimpun dana hingga Rp21,9 triliun dari IPO ini.
Berkaitan dengan hal tersebut, Inarno menyampaikan, Bukalapak telah memecahkan rekor dana terhimpun oleh sebuah perusahaan di BEI.
"Dengan jumlah dana yang berhasil dikumpulkan sebesar Rp21,9 triliun, menjadikan IPO Bukalapak sebagai yang terbesar dalam sejarah bursa saham di Indonesia," ucap dia.
4. Saham BUKA dua hari beruntun sentuh level ARA
Saham BUKA menimbulkan euforia tersendiri bagi para investor ritel. Tak mengherankan jika BUKA menyentuh level auto rejection atas (ARA) selama dua hari perdagangan di BEI.
Pada hari yang sama saat Bukalapak IPO atau Jumat (6/8/2021), BUKA ditutup melesat 24,71 persen pada level Rp1.060 per sahamnya dan mengalami ARA. Sebagai informasi, saham BUKA dijual perdana pada level Rp850 per lembarnya.
Kemudian, pada perdagangan awal pekan atau Senin (9/8/2021), Bukalapak kembali menguat hingga 25 persen pada level Rp1.325 per saham. Itu membuat BUKA kembali menyentuh level ARA selama dua kali beruntun.
Editor’s picks
Kala itu, total volume perdagangan BUKA tercatat hingga 352,3 juta saham dengan nilai transaksi mencapai Rp466,8 miliar. Kapitalisasi Bukalapak pun meningkat menjadi Rp136,56 triliun.
5. Saham BUKA anjlok pada hari ketiga di bursa
Keesokan harinya atau tepatnya pada Selasa (10/8/2021), Bukalapak mengalami penurunan harga cukup dalam. Saham BUKA terpantau tak sanggup bangkit ke zona hijau sehari sebelumnya dan Jumat sepekan sebelumnya serta kepayahan menyentuh level ARA kembali.
Hingga penutupan perdagangan, saham BUKA jatuh ke level auto rejection bawah (ARB) dengan pelemahan hingga 6,76 persen ke harga Rp1.035 per sahamnya.
Nilai transaksi saham BUKA kala itu mencapai Rp1,05 triliun dengan volume yang diperjualbelikan sebanyak 994,51 juta saham. Adapun, nilai kapitalisasi pasar BUKA anjlok menjadi Rp106,67 triliun.
6. Investor ritel ramai-ramai ngamuk
ARB yang dialami saham BUKA membuat para investor ritel berang, dan melampiaskan emosinya di kolom komentar laman Google Play Store Bukalapak. Mereka marah lantaran menganggap Bukalapak tidak bisa mempertahankan performa sahamnya dengan baik pada hari ketiga mereka melantai di bursa.
"Tolong delisting aja dari IHSG, Malu-maluin hari ke 2 udah ARB, ganggu stabilitas market aja," tulis akun D*com* P*ti* seperti dikutip IDN Times, Senin sore.
Sementara itu, akun E*dwin *anced juga mengeluhkan ARB yang dialami oleh saham BUKA pada hari ini.
"Bangke, gua hajar kanan di ARA kemaren malah diguyur ARB. Mana amunisi 80% porto lagi. Gua kasih bintang 1 karena harganya gak di maintenance," tulis dia.
Di sisi lain, akun I*natius C menuliskan tentang perilaku investor ritel yang lucu dan aneh saat ini, di daftar komen laman Bukalapak di Google Play Store.
"Saham jeblok kok yang disalahin operasional aplikasi, lucu-lucu ritel sekarang. Selamat menikmati!" tulisnya seraya memberikan bintang lima.
Kemarahan para investor ritel tersebut pun ditanggapi oleh pihak Bukalapak pada hari itu juga.
"Sebagai informasi, transaksi saham Bukalapak di bursa saham setelah melakukan listing murni merupakan mekanisme pasar," ujar VP Corporate Affairs PT Bukalapak.com Tbk, Siti Sufintri Rahayu, melalui keterangan tertulis kepada IDN Times.
7. Anjlok dalam lima hari beruntun
Setelah itu, saham BUKA terus mengalami pelemahan dan harganya kembali merah pada Rabu (18/8/2021). Kala itu, harga saham BUKA anjlok 6,74 persen ke level Rp830 per saham. Kondisi itu membuat harga saham BUKA jauh di bawah harga yang ditawarkan saat pertama IPO, yakni Rp850 per saham.
Adapun selama sepekan itu, harga saham BUKA telah jatuh hingga 25,23 persen. Namun, sehari setelahnya atau pada Kamis (19/8/2021), saham BUKA bisa kembali menguat ke level Rp895 per saham.
Sayangnya, pelemahan kembali harus terjadi pada perdagangan akhir pekan atau Jumat (20/8/2021). Saham BUKA ditutup melemah 30 poin ke level Rp865 per saham.
Saham BUKA kembali menguat pada Senin (23/8/2021) sebanyak 45 poin ke level Rp910 dan mencatatkan nilai transaksi sebesar Rp544,86 miliar, dengan volume yang diperjualbelikan sebanyak 603,75 juta saham.
Sementara itu, saham BUKA hari ini, Selasa (24/8/2021), ditutup stagnan ke level Rp910 per saham dengan mencatatkan nilai transaksi Rp477,08 miliar dan volume yang diperjualbelikan sebanyak 521,7 juta saham.
Baca Juga: Saham Bukalapak Pertama Kali ARB, Investor Ritel Ngamuk di Play Store