7 Perusahaan BUMN yang Mau Dibubarkan Erick Thohir
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengonfirmasi bakal segera membubarkan tujuh perusahaan BUMN. Seluruh perusahaan pelat merah tersebut dianggap tidak memberikan dampak bagi negara lantaran telah lama tidak beroperasi.
"Nah sekarang kan yang perlu ditutup itu ada tujuh, karena memang lama tidak beroperasi. Kasihan juga nasib pegawainya terkatung-katung. Kami zalim kalau jadi pemimpin tidak memberikan kepastian," ujar Erick kepada wartawan di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (23/9/2021).
1. Tujuh perusahaan BUMN yang siap dibubarkan
Erick menambahkan, pihaknya telah memiliki daftar perusahaan pelat merah yang akan segera dibubarkan tersebut. Dengan tegas, dia membeberkan perusahaan apa saja yang nantinya dibubarkan.
"Perusahaan-perusahaan ini sudah ada daftarnya. Ada Industri Gelas, Merpati yang sedang dalam tahap pembicaraan, lalu Kertas Leces juga," kata dia.
Adapun, keempat perusahaan BUMN lainnya adalah PT Istaka Karya (Persero), PT Kertas Kraft Aceh (Persero), PT Industri Sandang Nusantara (Persero), dan PT Pembiayaan Armada Niaga Nasional (Persero).
Baca Juga: 8 BUMN Dapat Suntikan Modal Rp52 Triliun, Ini Rinciannya
2. Keputusan cepat harus diambil terhadap tujuh BUMN
Erick mengakui di era keterbukaan dan serba digital saat ini, pihaknya dituntut untuk membuat keputusan yang cepat. Restrukturisasi perusahaan BUMN, sambung Erick, membutuhkan waktu sembilan hingga 12 bulan sehingga mengharuskan kementerian yang dipimpinnya membuat keputusan cepat dan tepat.
"Percepatan pengambilan keputusan ini sangat penting. Ketika kami melihat ada satu perusahaan yang tidak sehat, sekarang terbuka digitalisasi dan marketnya kalau tidak diambil keputusan cepat nanti akan membuat perusahaan itu makin lama makin gak sehat. Padahal, dalam waktu singkat kami bisa perbaiki. Cuma karena prosesnya belum, jadi gak sehat. Bukan hanya gak sehat, tapi bangkrut dan tutup," tutur dia.
3. Erick minta dukungan Presiden dan seluruh Menteri
Adapun, untuk menutup perusahaan itu Kementerian BUMN membutuhkan proses yang panjang. Maka dari itu, Erick selaku orang nomor satu di Kementerian BUMN meminta dukungan penuh dari Presiden Joko "Jokowi" Widodo dan seluruh menteri untuk menutup dan melakukan merger sejumlah perusahaan BUMN.
"Saya juga meminta dukungan dari bapak Presiden dan seluruh menteri, berilah kepercayaan kami sebagai BUMN untuk bisa menutup dan melakukan merger perusahaan ini dengan cepat supaya bisa mengantisipasi perubahan bisnis model yang terjadi saat atau pasca COVID-19," ucap Erick.
Baca Juga: Kerja Sama BUMN dengan Swasta Harus Win-Win untuk Hindari Korupsi