76 Persen CEO Dunia Yakin Ekonomi Global Tumbuh Sepanjang 2021

Berdasarkan hasil survei 5.050 CEO di 100 negara

Jakarta, IDN Times - Pandemik COVID-19 telah menyerang dunia global selama lebih dari setahun. Namun, hal itu tak menjadi penghalang optimisme para chief executive officer (CEO) global yang meyakini perekonomian dunia akan tumbuh membaik sepanjang 2021.

Hasil PwC Global CEO Survey Tahunan ke-24 menunjukkan, sebanyak 76 persen dari 5.050 CEO di 100 negara yakin bahwa perekonomian dunia akan tumbuh membaik hingga akhir tahun 2021 mendatang.

Hasil survey tersebut menunjukkan adanya kepercayaan diri yang meningkat dari para CEO global. Tercatat, optimisme pertumbuhan ekonomi yang membaik hanya 42 persen pada 2019 dan merosot menjadi 22 persen pada 2020 akibat pandemik COVID-19.

Adapun optimisme para CEO terhadap pertumbuhan perekonomian global paling kuat muncul dari Amerika Utara dan Eropa Barat. Berturut-turut sebanyak 86 persen dan 76 persen CEO di dua kawasan tersebut meyakini adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi tahun ini dan tahun-tahun akan datang.

"Setelah setahun tragedi kemanusiaan dan kesulitan ekonomi yang luas, sungguh menggembirakan untuk melihat bahwa orang-orang yang bertanggung jawab untuk membuat keputusan investasi dan mempekerjakan staf merasa optimistis. Namun, tetap berhati-hati tentang tahun mendatang. Para CEO yakin bahwa ekonomi akan kembali tumbuh, didorong oleh perkembangan pesat dari vaksin dan peluncurannya di berbagai belahan dunia," jelas Chairman of PwC Network, Bob Moritz, dalam keterangan tertulis kepada IDN Times, Jumat (30/4/2021).

Baca Juga: Berkat Vaksin, IMF Yakin Ekonomi Global 2021 Bisa Tumbuh 5,5 Persen 

1. Dua tantangan yang dihadapi para CEO dunia untuk terlibat dalam pertumbuhan ekonomi global

76 Persen CEO Dunia Yakin Ekonomi Global Tumbuh Sepanjang 2021(Ilustrasi pertumbuhan ekonomi) IDN Times/Arief Rahmat

Kendati demikian, Bob melihat bahwa hampir seluruh CEO di dunia menghadapi dua tantangan mendasar untuk bisa terlibat dalam pertumbuhan ekonomi global.

Tantangan pertama adalah untuk membangun kepercayaan dengan berbagai pemangku kepentingan yang memiliki ekspektasi bisnis lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Sementara itu, tantangan kedua berkaitan dengan bagaimana para CEO tersebut mampu menyesuaikan bisnis mereka dan memberikan hasil berkelanjutan dalam lingkungan eksternal yang dinamis dan memiliki perubahan cepat.

"Organisasi yang mengambil langkah tepat dalam kedua hal itu akan berada pada posisi terbaik untuk keluar dari pandemi ini sebagai bisnis yang kuat, tangguh, dan produktif, yang mampu menahan guncangan di masa depan," terang Bob.

Baca Juga: Brian Armstrong, CEO yang Makin Kaya setelah Coinbase Go Public

2. Pertumbuhan pendapatan akan kembali membaik ke posisi rata-rata pendapatan jangka panjang

76 Persen CEO Dunia Yakin Ekonomi Global Tumbuh Sepanjang 2021Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Seiring dengan keyakinan terhadap pertumbuhan ekonomi global, para CEO dunia pun juga optimistis terhadap prospek bisnis mereka.

Sekitar 36 persen dari CEO yang disurvei mengatakan "sangat yakin" terhadap prospek pertumbuhan pendapatan organisasi mereka dalam 12 bulan ke depan. Angka tersebut naik dari sebelumnya hanya 27 persen pada 2020 silam.

Optimisme tersebut juga turut dipengaruhi oleh perilaku konsumen yang bervariasi akibat adanya pandemik COVID-19. Dengan demikian, tiap industri memiliki keyakinan berbeda-beda terkait pertumbuhan pendapatan tersebut.

"Para CEO di sektor teknologi dan telekomunikasi menunjukkan tingkat kepercayaan tertinggi, masing-masing sebesar 45 persen dan 43 persen. Sementara itu, para CEO di sektor transportasi dan logistik (29 persen) serta perhotelan dan rekreasi (27 persen) termasuk yang paling pesimistis tentang kemampuan mereka untuk meningkatkan pendapatan selama 12 bulan ke depan," ungkap Bob.

3. Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok jadi dua negara tujuan terbaik guna mencapai pertumbuhan

76 Persen CEO Dunia Yakin Ekonomi Global Tumbuh Sepanjang 2021Patung Liberty Amerika Serikat (IDN Times/Panji Galih Aksoro)

Hasil survei lainnya menunjukkan jika AS masih menjadi negara nomor satu yang diharapkan para CEO untuk mencapai pertumbuhan hingga akhir 2021 dengan raihan 35 persen.

Di peringkat kedua ada Tiongkok yang tujuh persen lebih rendah dibandingkan Negeri Paman Sam. Adapun pada survei PwC 2020, kedua negara tersebut hanya terpaut satu persen.

Perkembangan politik baru dan segala ketegangan yang kini ada mengubah pandangan para CEO perusahaan-perusahaan di AS.

"Mereka mengurangi penekanan terhadap Tiongkok sebagai pendorong pertumbuhan dan meningkatkan fokus mereka pada Kanada dan Meksiko. Dibandingkan tahun 2020, minat para CEO AS terhadap kedua negara tersebut naik 78 persen," tutur Bob.

Di sisi lain, lanjut Bob, CEO Tiongkok justru mengisyaratkan adanya peningkatan minat terhadap negara-negara besar seperti AS, Jerman, dan Jepang yang notabenenya merupakan tujuan ekspor dari negara lain. Kemudian, Jerman ada di posisi ketiga negara dengan tujuan terbaik untuk mencapai pertumbuhan lewat raihan 17 persen.

Sementara Inggris, pasca-Brexit, naik ke nomor empat (11 persen), melampaui India (8 persen). Jepang juga naik peringkat menjadi negara tujuan keenam yang paling menarik untuk mencapai pertumbuhan, menyalip Australia yang menempati posisi itu tahun lalu.

4. Naiknya investasi digital untuk masa depan

76 Persen CEO Dunia Yakin Ekonomi Global Tumbuh Sepanjang 2021Ilustrasi Investasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Pandemik COVID-19 telah "memaksa" banyak negara untuk mengandalkan digitalisasi di semua lini bisnis agar tetap bisa bertahan. Tak heran jika kemudian para CEO dalam survei PwC tahun ini mengatakan bakal mengeluarkan lebih untuk transformasi digital.

Sebanyak 49 persen CEO memproyeksikan adanya peningkatan pengeluaran transformasi digital sebesar 10 persen atau lebih. Meski begitu, keamanan siber belum menjadi perhatian para CEO padahal mereka sendiri cukup khawatir terhadap serangan siber pada masa mendatang.

"Tidak sampai setengah dari CEO yang berencana untuk meningkatkan
investasi digital juga berencana untuk meningkatkan pengeluaran untuk keamanan siber dan privasi data sebesar 10 persen atau lebih," ungkap Bob.

Pada saat yang sama, sekitar 36 persen CEO berencana menggunakan automasi dan teknologi untuk meningkatkan daya saing tenaga kerjanya. Persentase ini melebihi dua kali lipat jumlah CEO yang mengatakan hal sama pada tahun 2016.

Baca Juga: 5 Gambaran Ekonomi Global Menuju 2021

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya