Akhir Pekan, Kurs Rupiah Ditutup ke Level Rp15.684 per Dolar AS 

Rupiah masih belum bisa ungguli kekuatan dolar AS

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah kembali melemah atas dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan akhir pekan atau Jumat (18/11/2022).

Mengutip Bloomberg, kurs rupiah melemah 21 poin atau 0,13 persen ke level Rp15.684 per dolar AS pada penutupan perdagangan sore ini.

Sebelumnya, pada penutupan perdagangan Kamis, 17 November 2022, kurs rupiah melemah 54 poin ke level Rp15.653 per dolar AS.

Baca Juga: Pasar Uang Ketat: Pengertian, Efek, Kebijakan dan Dampaknya

1. Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah BI

Sementara itu, berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) pada Jumat (18/11/2022), nilai tukar rupiah tercatat sebesar Rp15.692 per dolar AS.

Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan kurs rupiah pada Kamis (17/11/2022) yang ada di level Rp15.687 per dolar AS.

Baca Juga: Riset: Mata Uang Kripto dan NFT Jadi Harapan Baru Gen-Z

2. Rupiah dibuka melemah pagi tadi

Sebelumnya, kurs dolar AS masih melanjutkan penguatan atas rupiah pada perdagangan pagi ini, Jumat (18/11/2022).

Mengutip Bloomberg, kurs rupiah dibuka melemah ke level Rp15.681 per dolar AS pada perdagangan pagi ini.

Rupiah melemah 19 poin atau 0,12 persen dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Baca Juga: Rupiah Masih Gak Bergairah Lawan Dolar AS di Akhir Pekan

3. Kenaikan suku bunga BI belum buat rupiah menguat terhadap dolar AS

Kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) kemarin masih belum mengerek rupiah menguat atas dolar AS.

BI sendiri kemarin memutuskan menaikkan suku bunga acuan BI 7-Days Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 5,25 persen.

Bank sentral juga menaikkan suku bunga deposit facility sebesar 50 bps menjadi 4,5 persen dan suku bunga lending facility sebesar 50 bps menjadi 6 persen.

Selain untuk mengendalikan inflasi, BI menaikkan suku bunga acuan untuk keempat kalinya di tahun ini juga demi mengendalikan nilai tukar rupiah yang terus melemah terhadap dolar AS.

"(Kenaikan suku bunga) memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya akibat kuatnya mata uang dolar AS dan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global di tengah peningkatan permintaan ekonomi domestik yang tetap kuat," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya