Bank Indonesia Kembali Pertahankan Suku Bunga Acuan 3,5 Persen

BI juga merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global

Jakarta, IDN Times - Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) Edisi April 2022 memutuskan kembali mempertahankan suku bunga acuan atau 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) di angka 3,5 persen. Selain itu, RDG BI juga memutuskan mempertahankan suku bunga deposit facility di angka 2,75 persen dan suku bunga lending facility sebesar 4,25 persen.

“Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 18 dan 19 April 2022 memutuskan mempertahankan BI Seven Days Reverse Repo Rate sebesar 3,5 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75 persen, dan suku bunga Lending Facility tetap 4,25 persen,” kata Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam konferensi pers virtual, Selasa (19/4/2022).

Baca Juga: Kegiatan Operasional Bank Indonesia saat Lebaran 2022, Catat Nih!

1. Alasan BI pertahankan suku bunga acuan 3,5 persen

Perry menjelaskan keputusan tersebut sejalan dengan diperlukannya penjagaan terhadap stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan di tengah perkiraan inflasi dan upaya mendukung pertumbuhan ekonomi dalam tekanan eksternal yang meningkat.

"Ini sejalan dengan upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan eksternal yang meningkat terkait ketegangan geopolitik Rusia dan Ukraina serta percepatan normalisasi kebijakan moneter di negara-negara maju khususnya AS," kata Perry.

Baca Juga: 3 Cara Mengenali Pesan Mencurigakan dari Bank, Biar Gak Ketipu! 

2. BI merevisi pertumbuhan ekonomi global

Perry pun menyatakan, BI mengoreksi angka pertumbuhan ekonomi global tahun ini. Hal itu didasarkan dengan kondisi global saat ini ketika tensi geopolitik antara Rusia dan Ukraina masih terus berlangsung.

Selain itu, revisi pertumbuhan ekonomi global dilakukan BI dengan melihat pertumbuhan ekonomi di berbagai negara yang lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.

"Pertumbuhan ekonomi berbagai negara seperti Eropa, AS, Jepang, Tiongkok, dan India diperkirakan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya. Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia merevisi pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2022 menjadi 3,5 persen dari sebelumnya sebesar 4,4 persen," ujar Perry.

3. BI juga merevisi pertumbuhan ekonomi domestik

Selain merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global, BI juga merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi domestik.

Hal itu sejalan dengan perbaikan ekonomi yang terus berlanjut lewat dukungan peningkatan konsumsi, investasi nonbangunan, dan kinerja ekspor.

Sejumlah indikator dini pada Maret 2022, seperti penjualan eceran, ekspektasi konsumen, dan PMI manufaktur mengindikasikan terus berlangsungnya pemulihan ekonomi domestik.

Pertumbuhan ekonomi juga ditopang kinerja positif berbagai lapangan usaha, seperti industri pengolahan, perdagangan, transportasi dan pergudangan, serta informasi dan komunikasi.

"Dengan perkembangan tersebut, untuk keseluruhan tahun 2022 Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan mencapai 4,5 persen hingga 5,3 persen, sedikit lebih rendah dari proyeksi awal sebesar 4,7 persen hingga 5,5 persen," kata Perry.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya