Banyak Sentimen Positif, Rupiah Perkasa atas Dolar Sore Ini

Rupiah ditutup menguat 10 poin menjadi Rp14.482 per dolar AS

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah akhirnya berhasil mengungguli dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan awal pekan, Senin (26/7/2021) sore.

Mengutip Bloomberg, mata uang Garuda ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen pada level Rp14.482 per dolar AS, dibandingkan penutupan pada akhir pekan atau Jumat (23/7/2021), yakni Rp14.492 per dolar AS.

Kurs rupiah sendiri dibuka melemah 18 poin ke level Rp14.510 per dolar AS pada pembukaan perdagangan Senin pagi.

Baca Juga: Kenali 8 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional Ini

1. Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah BI

Banyak Sentimen Positif, Rupiah Perkasa atas Dolar Sore IniIlustrasi Uang Rupiah (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Sementara itu, berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) pada Senin (26/7/2021), nilai tukar rupiah tercatat sebesar Rp14.494 per dolar AS.

Angka ini jauh lebih rendah dari kurs rupiah pada Jumat (23/7/2021) yang ada di level Rp14.501 per dolar AS.

Baca Juga: PPKM Diperpanjang, Rupiah Loyo Lawan Dolar AS

2. Penguatan rupiah efek dari beberapa sentimen yang terjadi di pasar global

Banyak Sentimen Positif, Rupiah Perkasa atas Dolar Sore IniIlustrasi Kurs Rupiah. (IDN Times/Aditya Pratama)

Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra menyatakan bahwa penguatan rupiah sore ini tak terlepas dari beberapa sentimen yang ada di pasar global.

"Minat pasar terhadap aset berisiko masih terlihat cukup tinggi dengan kenaikan indeks saham di AS dan Eropa pada perdagangan Jumat kemarin. Bitcoin juga terlihat menguat tajam pagi ini, sudah kembali ke level 38 ribu dolar AS per koin," tutur dia kepada IDN Times.

3. Kekhawatiran terhadap COVID-19 masih terus membayangi rupiah

Banyak Sentimen Positif, Rupiah Perkasa atas Dolar Sore IniIlustrasi ekonomi terdampak pandemik COVID-19 (IDN Times/Arief Rahmat)

Di sisi lain, kenaikan kasus COVID-19 yang masih berlangsung di sejumlah negara terutama di kawasan Asia Tenggara juga masih menjadi kekhawatiran pasar.

"Di Indonesia sendiri pembatasan ketat masih diberlakukan meski sedikit lebih longgar karena kenaikan kasus masih cukup tinggi," ucap Ariston.

Kendati ditutup menguat, rupiah diprediksi masih akan bergerak fluktuatif esok hari. Hal itu tak terlepas dari situasi pasar yang menantikan hasil rapat kebijakan moneter Bank Sentral AS pada Kamis nanti.

"Pasar mengantisipasi kemungkinan Bank Sentral mengeluarkan pandangan pengetatan moneter dalam waktu dekat," ujar Ariston.

Baca Juga: [UPDATE] Kasus Harian dan Kematian COVID RI Masih Tertinggi di Dunia

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya