Begini Cara AP II Bertahan di Tengah Pandemik COVID-19

AP II teken supplier financing dengan WIKA dan Bank Mandiri

Jakarta, IDN Times - PT Angkasa Pura II (Persero) Tbk (AP II) menjalankan skema supplier financing sebagai bagian dari upaya mempertahankan bisnis di tengah pandemik COVID-19.

Sebagai operator 20 bandara di Indonesia, AP II 'dipaksa' untuk bisa terus bertahan di masa sulit ini. Pengetatan cost leadership (mengukur hasil yang didapat dengan biaya yang dikeluarkan) dalam setiap program dan cash flow management (pengaturan arus keluar-masuk kas) secara efisien jadi kunci AP II untuk bertahan.

Oleh sebab itu, AP II baru saja menandatangani skema supplier financing bersama dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan Bank Mandiri yang diharapkan mampu menjaga pengembangan dan pembangunan infrastruktur, yang dinilai penting untuk mendukung operasional bandara dan pemulihan ekonomi nasional.

"Supplier financing ini adalah salah satu opsi pendanaan yang prosesnya sederhana dan bunga yang kompetitif, karena ada kepentingan tiga pihak di sana yakni AP II selaku pemberi pekerjaan, lalu WIKA sebagai kontraktor (supplier) dan Bank Mandiri sebagai lembaga keuangan yang melakukan pembiayaan sehingga ini bisa mewujudkan cost leadership," tutur Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko AP II, Wiweko Probojakti, dalam keterangan tertulis kepada IDN Times, Jumat (17/12/2021).

Baca Juga: 3 Karyawan BUMN PT WIKA Diperiksa soal Dugaan Korupsi Jalan Bengkalis 

1. Supplier financing dilakukan untuk membiayai empat pekerjaan senilai Rp400 miliar

Begini Cara AP II Bertahan di Tengah Pandemik COVID-19Ilustrasi Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) (Dok. Angkasa Pura II)

Adapun penandatanganan skema supplier financing antara AP II dan WIKA serta Bank Mandiri berlaku untuk pembiayaan empat pekerjaan dengan nilai maksimal Rp400 miliar.

Keempat pekerjaan itu adalah pembangunan hotel domestik Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, jasa konstruksi lanjutan pekerjaan aksesibilitas, pelebaran dan perpanjangan runway Bandara Banyuwangi, dan perluasan gedung Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.

Wiweko yang karib disapa Dodit mengatakan, opsi supplier financing ini nantinya membuat bank akan membayarkan terlebih dahulu tagihan dari kontraktor. Dengan demikian, AP II bisa lebih efisien dalam mengatur cash flow.

"Opsi supplier financing ini juga untuk memastikan pembangunan infrastruktur di bandara AP II dapat tetap berjalan sehingga daya saing bandara dapat tetap terjaga dan mendukung pemulihan ekonomi nasional," kata Dodit.

2. Supplier financing bantu AP II tuntaskan kewajiban

Begini Cara AP II Bertahan di Tengah Pandemik COVID-19Ilustrasi Obligasi/Surat Berharga. (IDN Times/Aditya Pratama)

Di sisi lain, supplier financing turut membantu AP II memenuhi kewajibannya sembari menjaga kesinambungan pembangunan infrastruktur bandara.

Pada 10 Desember 2021, AP II melakukan pelunasan pokok Obligasi Berkelanjutan I Angkasa Pura II Tahap I Tahun 2018 Seri A sebesar Rp200 miliar.

Selain itu, pada tanggal yang sama, AP II juga melakukan pembayaran kupon Obligasi Berkelanjutan I Angkasa Pura II Tahap I Tahun 2018 Seri A&B ke-12 senilai Rp16,63 miliar.

Sementara itu, pada 29 Desember 2021, AP II akan membayarkan bunga Obligasi Berkelanjutan I Angkasa Pura II Tahun 2016 Seri B&C ke-22 senilai Rp22,45 miliar.

Adapun pelunasan pokok dan kupon obligasi yang dilakukan AP II ini sesuai dengan jadwal jatuh tempo. Dodit mengatakan, pembayaran kewajiban tepat waktu ini merupakan bentuk komitmen AP II terhadap para kreditur dan juga bondholder.

"Pelunasan pokok obligasi dan pembayaran kupon obligasi ini selain bentuk komitmen tinggi kami terhadap kreditur dan bondholder serta juga menunjukkan fundamental AP II yang membaik," ucap Dodit.

3. Fundamental AP II tunjukkan perbaikan

Begini Cara AP II Bertahan di Tengah Pandemik COVID-19Terminal 2 Soekarno Hatta. (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Sementara itu, Presiden Direktur AP II, Muhammad Awaluddin menyatakan perbaikan fundamental perseoran ditunjang oleh strategi business survival dan operasional bandara yang mampu beradaptasi di tengah pandemik COVID-19.

"AP II menjaga operasional bandara-bandara yang dikelolanya melalui penerapan operasional yang tangguh (resilience operation), cepat beradaptasi (agility operation) yang mengutamakan kerampingan (lean operation) sehingga dapat menghadapi tantangan pandemik COVID-19 dengan baik," ujar Awaluddin.

Sejalan dengan hal tersebut, Bandara Soekarno-Hatta yang dikelola AP II dapat tetap beroperasi 24 jam setiap hari meski di tengah pandemi.

Lalu lintas penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta yang merupakan bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia pun berangsur pulih.

"Artinya, kondisi lalu lintas penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta pada kuartal-IV 2021 sudah mencapai 70 persen dari kondisi sebelum adanya pandemik, yakni pada 2019," ucap Awaluddin.

Baca Juga: Erick Thohir: Pembubaran 7 BUMN Tak Perlu Menunggu UU BUMN

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya