BI Konfirmasi Upaya Peretasan Data dan Layanan Mereka

Upaya peretasan itu terjadi pada bulan lalu

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) mengonfirmasi adanya upaya peretasan terhadap data dan keseluruhan layanan mereka pada bulan lalu. Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, memastikan pihaknya telah berhasil mengatasi upaya peretasan tersebut.

"Jadi yang pertama, Bank Indonesia menyadari adanya upaya peretasan atau ransomware pada bulan lalu. Jadi, bulan lalu kami kena dan itu menyadarkan kami bahwa cyber crime dan cyber attack itu nyata," kata Erwin, dalam konferensi pers virtual, Kamis (20/1/2022).

Atas kejadian tersebut, BI melakukan asesmen secara menyeluruh, tidak hanya pada layanan sistem pembayaran melainkan juga terhadap para karyawannya yang berjumlah ribuan di seluruh Indonesia.

1. Langkah BI menangani upaya peretasan

BI Konfirmasi Upaya Peretasan Data dan Layanan MerekaIDN Times/Hana Adi Perdana

Erwin menambahkan, BI langsung mengambil sejumlah tindakan agar kejadian atau upaya peretasan seperti itu tidak terulang kembali pada masa mendatang.

Langkah tersebut di antaranya adalah melakukan pemulihan, audit, dan mitigasi.

"Untuk mitigasi antara lain menyusun kebijakan standar operasional prosedur cyber yang lebih ketat lagi, bahkan hingga ke weakest link sampai pegawai, mengembangkan information technology dan cyber yang lebih kuat baik dari frame work maupun teknologi IT dan kerja sama serta koordinasi dengan berbagai pihak untuk mengantisipasi kemungkinan kejadian di masa depan," tutur Erwin.

Baca Juga: Sejarah Bank Indonesia, Bank Sentral Penjaga Kestabilan Nilai Rupiah 

2. Upaya peretasan tidak mengganggu layanan BI

BI Konfirmasi Upaya Peretasan Data dan Layanan Merekailustrasi peretasan data (unsplash.com/towfiqu999999)

Erwin kemudian memastikan, upaya peretasan tersebut tidak mengganggu keseluruhan layanan BI. Artinya, layanan BI tetap bisa digunakan untuk mendukung perekonomian masyarakat.

"Kami memastikan layanan operasional Bank Indonesia tidak terganggu dan tetap bisa mendukung perekonomian masyarakat. Ransomware telah terjadi dan kami sudah lakukan penanganan audit. BI senantiasa melakukan pengujian terhadap seluruh sistem pembayaran dan layanan agar tidak terkena serangan ransomware lagi," kata dia.

3. Data BI disebut diretas oleh kelompok ransomware Conti

BI Konfirmasi Upaya Peretasan Data dan Layanan MerekaIlustrasi peretasan (IDN Times/Arief Rahmat)

Informasi perihal peretasan terhadap data dan layanan BI diketahui melalui cuitan akun Twitter Dark Tracer (@darktracer_int). Dalam cuitan tersebut, BI disebut diretas oleh kelompok ransomware bernama Conti.

"[ALERT] geng Conti ransomware mengumumkan "BANK OF INDONESIA" masuk dalam daftar korban," tulis Dark Tracer seperti dikutip IDN Times.

Dalam cuitan tersebut, akun Dark Tracer turut membagikan tangkapan gambar dari situs gelap kelompok ransomware Conti. Dalam gambar tersebut, terdapat tampilan file yang diberi nama corp.bi.go.id.

Selain itu terdapat pula keterangan jumlah total data yang diproses, yakni 838 file dengan ukuran 487,09 MB. Data tersebut diduga diambil dari server terbuka atau open source dari situs www.bi.go.id dan kemudian diunggah ke situs gelap geng ransomware Conti.

Baca Juga: Bank Indonesia: Green Financial Beri Peluang bagi Ekonomi Indonesia 

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya