BI Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 2,9 Persen di 2022

Ekonomi negara-negara global juga tumbuh rendah

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global bakal lebih lambat dari perkiraan sebelumnya. Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan pertumbuhan ekonomi global tahun ini bakal lebih rendah menjadi 2,9 persen dari proyeksi sebelumnya 3,5 persen.

Pertumbuhan ekonomi global lebih lambat terjadi karena pertumbuhan ekonomi di berbagai negara yang lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.

"Pertumbuhan ekonomi berbagai negara seperti Eropa, AS, Jepang, Tiongkok, dan India diperkirakan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya, disertai dengan kekhawatiran resesi di AS. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2022 diperkirakan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya 3,5 persen menjadi 2,9 persen," ujar Perry dalam konferensi pers virtual, Kamis (21/7/2022).

Baca Juga: Lagi dan Lagi, BI Tahan Suku Bunga Acuan Tetap 3,5 Persen

1. Meningkatnya risiko stagflasi

BI Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 2,9 Persen di 2022Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah juga disebabkan meningkatnya risiko stagflasi di berbagai negara dan tingginya ketidakpastian di pasar global.

Hal itu terjadi seiring dengan adanya lonjakan inflasi akibat gangguan rantai pasok sebagai imbas konflik Rusia dan Ukraina.

"Negara barat merespons inflasi dengan pengetatan moneter dan menaikkan suku bunga sehingga menimbulkan risiko stagflasi," kata Perry.

Sebagai informasi, stagflasi dapat didefinisikan sebagai periode inflasi yang dikombinasikan dengan penurunan produk domestik bruto (PDB).

Dikutip dari Investopedia, stagflasi ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang lambat dan pengangguran yang relatif tinggi, atau stagnasi ekonomi, yang pada saat sama disertai dengan kenaikan harga (inflasi).

Baca Juga: Prediksi IMF: Indonesia Bakal Bertahan dari Krisis Ekonomi Global

2. Pertumbuhan ekonomi domestik bias ke bawah

BI Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 2,9 Persen di 2022Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Di sisi lain, Perry juga menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi domestik akan bias ke bawah.

Hal itu sejalan dengan perbaikan ekonomi yang terus berlanjut lewat dukungan peningkatan konsumsi, investasi nonbangunan, dan kinerja ekspor lebih tinggi dari perkiraan.

Sejumlah indikator dini pada Juni 2022, seperti penjualan eceran, ekspektasi konsumen, dan PMI manufaktur mengindikasikan membaiknya proses pemulihan ekonomi domestik.

Pertumbuhan ekonomi juga ditopang kinerja positif berbagai lapangan usaha, seperti industri pengolahan, perdagangan, transportasi dan pergudangan.

"Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2022 diperkirakan bias ke bawah dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia pada 2022, yaitu 4,5 persen sampai 5,3 persen," kata Perry.

3. BI tetap pertahankan suku bunga acuan 3,5 persen

BI Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 2,9 Persen di 2022Kantor Bank Indonesia (BI). IDN Times/Hana Adi Perdana

Sebelumnya diberitakan, BI masih bergeming dengan keputusannya mempertahankan suku bunga acuan. Padahal, bank-bank sentral negara lain telah menaikkan suku bunga acuannya.

“Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 18 dan 19 April 2022 memutuskan mempertahankan BI Seven Days Reverse Repo Rate sebesar 3,5 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75 persen, dan suku bunga Lending Facility tetap 4,25 persen,” ucap Perry.

Perry menjelaskan keputusan tersebut sejalan dengan pengendalian inflasi, menjaga stabilitas nilai tukar, dan mendukung pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Keputusan BI tersebut juga diambil dalam rangka merespons naiknya tekanan eksternal dan kondisi ekonomi global.

"Ini konsisten dengan perkiraan inflasi inti yang masih terjaga di tengah risiko dampak perlambatan ekonomi global terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri," kata Perry.

Baca Juga: Perry Warjiyo: Ekonomi Syariah Muliakan Perempuan 

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya