Bos BRI Yakin BI Belum Bakal Naikkan Suku Bunga Acuan

Suku bunga acuan BI masih ada di level 3,5 persen

Jakarta, IDN Times - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, Sunarso meyakini Bank Indonesia (BI) belum akan menaikkan suku bunga acuan dalam waktu dekat ini.

Alih-alih menaikkan, BI disebut Sunarso bakal mempertahankan suku bunga 7 day reverse repo rate (7DRRR) yang saat ini ada pada level 3,5 persen.

"Saya pikir kuncinya seberapa kuat menahan nilai tukar. Kalau cadangan devisa kuat, BI akan sangat konservatif memperlakukan BI rate," kata Sunarso dalam acara Fortune Indonesia Summit (FIS) 2022 by IDN Media, Rabu (18/5/2022).

Baca Juga: Ingin Ajukan Kredit? Yuk Kenali Lebih Dulu 5 Jenis Suku Bunga di Bank

1. BI akan memantau pertumbuhan ekonomi

Bos BRI Yakin BI Belum Bakal Naikkan Suku Bunga AcuanDirektur Utama BRI, Sunarso dalam acara Fortune Indonesia Summit 2022 pada Rabu (18/5/2022). (IDN Times/Herka Yanis)

Sunarso menambahkan, BI akan memantau pertumbuhan ekonomi sebelum memutuskan menaikkan suku bunga acuan. Menurut dia, BI tidak mungkin mengorbankan pemulihan ekonomi yang saat ini tengah berlangsung hanya untuk menaikkan suku bunga 7DRRR.

"Pasti BI kalo naik, akan lihat dampak ke pertumbuhan seperti apa. Pertumbuhan bukan urusan BI, tapi saya pikir BI harus tetap perhatikan kalau bunga naik sekian sekian sekian, apa masih bisa mendorong pertumbuhan atau tidak," tutur Sunarso.

Baca Juga: BI Masih Pertahankan Suku Bunga Acuan 3,5 Persen

2. Alasan BI belum naikkan suku bunga

Bos BRI Yakin BI Belum Bakal Naikkan Suku Bunga AcuanANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Sebelumnya diberitakan, Gubernur BI, Perry Warjiyo menegaskan bahwa pihaknya masih belum akan menaikkan suku bunga lantaran adanya asesmen dari BI yang meyakini bahwa inflasi tetap terkendali meskipun terjadi lonjakan harga komoditas.

"Sejauh ini kenapa kami masih memberikan assessment stand, kebijakan subung akan km pertahankan 3,5 persen, sampai ada tanda-tanda kenaikan inflasi," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo pada April lalu.

Adapun kenaikan harga pangan dan energi saat ini dinilai sebagai dampak pertama, atau first round impact terhadap inflasi. Perry mengatakan, kebijakan suku bunga acuan tak akan merespons kondisi tersebut.

"Yang akan kita respons adalah dampak rambatannya, berdampak secara fundamental terhadap inflasi, yang indikatornya tentu saja inflasi inti," tutur Perry.

Baca Juga: BI Tak Mau Buru-Buru Naikkan Suku Bunga Acuan, Kenapa?

3. Kenaikan suku bunga akan diiringi normalisasi likuiditas

Bos BRI Yakin BI Belum Bakal Naikkan Suku Bunga AcuanKantor Bank Indonesia (BI). IDN Times/Hana Adi Perdana

Perry mengatakan, jika BI menaikkan suku bunga, maka akan didahului, atau diiringi dengan normalisasi likuiditas perbankan.

Menurut dia, saat ini pun pihaknya sudah melaukan normalisasi likuiditas dengan menaikkan Giro Wajib Minimum (GWM) rupiah bagi bank umum konvensional (BUK) dari 1,5 persen menjadi 5 persen dengan pemenuhan seluruhnya secara rata-rata, sejak 1 Maret 2022 lalu.

"Respons suku bunga akan didahului, dan bisa juga dilakukan bersama tergantung inflasi, dengan langkah-langkah pengurangan likuiditas atau normalisasi likuiditas yang sudah kami lakukan dengan kenaikan GWM," kata Perry.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya