BRI Agro Ganti Nama Jadi Bank Raya Indonesia, Berubah Digital!

Bank digital ini akan menyasar para pekerja gig economy

Jakarta, IDN Times - PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga (Persero) Tbk alias BRI Agro segera berubah nama menjadi PT Bank Raya Indonesia Tbk atau Bank Raya. Perubahan nama tersebut disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada Senin (27/9/2021).

Direktur Utama BRI Agro, Kaspar Situmorang menyampaikan perubahan nama yang tersebut tak terlepas dari upaya pihaknya untuk mengubah model bisnis perseroan menjadi bank digital.

"BRI Agro, sebagai anak perusahaan Bank Rakyat Indonesia sedang melakukan
pembenahan model bisnis dan produk serta bermigrasi untuk melayani gig economy. Perubahan tersebut dilakukan agar bisnis kami selaras dengan aspirasi baru kami untuk menjadi The Best Digital Bank for Agri and Beyond by becoming House of Fintech and Home for GigEconomy," tutur Kaspar, dalam konferensi pers pasca RUPSLB.

Baca Juga: Status Mitra bagi Pekerja Gig Aplikasi, Inovasi atau Bom Waktu?

1. BRI Agro digital akan fokus melayani gig economy

BRI Agro Ganti Nama Jadi Bank Raya Indonesia, Berubah Digital!Bursa Efek Indonesia (dok. IDN Times/Istimewa)

Gig economy, sambung Kaspar, memiliki potensi yang cukup besar di Indonesia. Hal itu tercermin dari peningkatan jumlah gig economy workers atau pekerja sektor informal yang konsisten tiap tahunnya. Apalagi laju pertumbuhan atau peningkatan tersebut semakin terakselerasi akibat pandemik COVID-19.

"Sebagai gambaran, jumlah gig economy workers meningkat sebesar 27,07 persen, secara year-on-year (yoy), sedangkan jumlah karyawan-penuh-waktu menurun sebesar 8,84 persen yoy," ujar Kaspar.

Lonjakan dari kehadiran gig workers ini berkontribusi terhadap pertumbuhan angkatan kerja secara positif dalam bentuk penambahan sebanyak 1,94 juta gig workers baru selama masa pandemik.

Kedepannya, gig economy juga diproyeksikan untuk mencapai 74,81 juta gig workers pada 2025.

"Melihat perkembangan yang tengah terjadi dan menyadari shifting behavior ke arah digital yang terus memperkuat Indonesia, gig economy workers akan menjadi pilar penting yang memperkuat dan memajukan perekonomian bangsa," ucap Kaspar.

2. Jenis pekerja gig economy yang ingin disasar BRI Agro

BRI Agro Ganti Nama Jadi Bank Raya Indonesia, Berubah Digital!Bursa Efek Indonesia (dok. IDN Times/Istimewa)

Ada tiga jenis pekerja gig economy yang akan disasar BRI Agro seiring dengan perubahannya menjadi bank digital.

Pertama adalah part-timer atau side jobbers. Kaspar menyatakan, jenis pekerja gig economy ini biasanya memiliki pekerjaan tetap yang dijalankan setengah hari dan memiliki pekerjaan sampingan guna menghasilkan uang tambahan.

Contohnya adalah pengemudi taksi yang juga menjadi pengemudi Grab, kemudian petani yang juga penjual atau pemasok di TaniHub, dan guru yang selain mengajar juga membuat konten untuk tayang di platform mengajar seperti Zenius, Ruangguru, dan lainnya.

Kedua adalah specialized freelancers. Jenis pekerja gig economy ini fokus pada satu bidang khusus, tetapi mengambil pekerjaan lainnya dari berbagai klien.

Contohnya adalah penulis konten lepas, pembuat konten lepas, desainer lepas, dan penyelenggara acara, serta tenaga kesehatan online yang merawat orang sakit di rumah melalui platform digital seperti Halodoc dan lainnya.

Ketiga adalah agen laku pandai, yakni gig worker yang memaksimalkan semua saluran dan semua peluang.

"Misalnya Pemilik Toko (Warung, Toko Kelontong, e-Commerce), tetapi memanfaatkan peluang untuk berjualan pulsa ataupun jasa tarik dan setor uang," ucap Kaspar.

Baca Juga: Sasar Gig Economy, BRI Jadikan Digital Banking Strategi

3. Langkah-langkah BRI Agro bertransformasi menjadi bank digital

BRI Agro Ganti Nama Jadi Bank Raya Indonesia, Berubah Digital!Ilustrasi Bank Digital. (IDN Times/Aditya Pratama)

Kaspar kemudian turut menjelaskan bakal mentransormasi BRI Agro menjadi bank digital melalui tiga pilar, yakni Digital, Digitize, dan Revamp. Pilar Digital berarti pengembangan produk digital baik dari sisi lending dan saving secara end-to-end sebagai aspirasi digital attacker BRI Group.

"Berkaitan dengan itu, OJK sudah memberikan lampu hijau terkait pembukaan digital savings BRI Agro yang fully digital, tanpa interaksi manusia di front end dan back end, tanpa video call sehingga pembukaan rekening kurang menjadi beberapa menit saja," tutur Kaspar.

Kemudian, Pilar Digitize diartikan sebagai proses bisnis digitalization yang merupakan pengembangan bisnis yang dilakukan secara O2O (online to offline).

"Sebagai salah satu langkah konkrit dalam mencapai bank digital adalah mentransformasi cabang bank menjadi community branches sebagai titik pemasaran untuk digital lending dan digital savings," kata Kaspar.

Pilar ketiga adalah Revamp yang dapat diartikan sebagai penataan kembali bisnis yang telah ada dan difokuskan pada shifting portofolio, revamp branch, mengoptimalkan efisiensi proses bisnis, dan memperkuat people dan culture.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya