Buka FMCBG G20, Sri Mulyani Kenang Eks PM Jepang Shinzo Abe
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Nusa Dua, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, menyampaikan rasa dukanya kepada delegasi Jepang atas meninggalnya Shinzo Abe.
Hal tersebut tersebut disampaikan dia sebelum memulai Pertemuan Finance Ministers and Central Bank Governor Meeting (FMCBG) G20 Indonesia, Jumat (15/7/2022).
"Sebelum kita memulai, biarkan saya pertama-tama menyampaikan rasa duka saya kepada Shunichi-san (Menkeu Jepang) dan Haruhiko-san (Gubernur Bank Jepang) dan juga Delegasi Jepang lainnya atas kematian tragis Shinzo Abe," ucap Sri Mulyani.
1. Sri Mulyani merasa beruntung bisa bertemu Abe tiga tahun lalu
Sri Mulyani pun menyampaikan bahwa Abe merupakan pemimpin global yang memiliki pengaruh besar bagi G20. Alhasil, dirinya merasa beruntung pernah bertemu Abe tiga tahun silam.
"Kita semua beruntung bisa bertemu Abe di Jepang 2019 dalam G20 Presidensi," ujar perempuan berusia 52 tahun tersebut.
Baca Juga: Aksi Unjuk Rasa Diharapkan Tak Ganggu Keamanan FMCBG dan FCBD G20 Bali
2. Shinzo Abe meninggal pekan lalu
Editor’s picks
Sebelumnya diberitakan, Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dinyatakan meninggal dunia, usai ditembak seorang pria saat berpidato di Prefektur Nara pada 8 Juli 2022.
Ia sempat mendapat perawatan akibat gagal jantung usai ditembak, dan sempat mendapat transfusi darah. Namun, nyawanya tak tertolong. Abe meninggal di usia 67 tahun.
Abe ditembak oleh pria berusia 44 tahun bernama Tetsuya Yamagami. Pelaku tersebut menembak Abe tepat di bagian dada dan leher dari arah belakang, saat Abe sedang berpidato. Seketika Abe tersungkur dan mengeluarkan banyak darah.
Sejumlah saksi yang merupakan jurnalis dari NHK, Japan Times dan Kyodo News mengaku mendengar tembakan sebanyak dua kali.
3. Shinzo Abe jadi pencetus Abenomics
Semasa hidupnya, Abe dikenal sebagai perdana menteri yang mampu menghidupkan kembali ekonomi Jepang saat menjabat kembali pada 2012. Kebijakan ekonomi Abe ini dikenal dengan nama Abenomics.
Abenomics mencakup peningkatan jumlah uang yang beredar, meningkatkan pengeluaran pemerintah, dan reformasi ekonomi Jepang agar lebih kompetitif.
Selama masa jabatannya, pertumbuhan ekonomi Jepang melesat dari kelesuan tahun 1990-an dan 2000-an. Ekspor Jepang juga meningkat dan tingkat pengangguran turun.
Pada periode 2015-2017, Jepang mencatat pertumbuhan positif delapan kuartal berturut-turut. Ini merupakan rekor terpanjang sejarah Jepang dalam 30 tahun terakhir.
Baca Juga: Penghormatan Terakhir Jepang untuk Eks PM Shinzo Abe