COVID-19 di Asia Kembali Merebak, Rupiah Keok ke Rp14.282 per Dolar AS

Rupiah melemah 85 poin dibandingkan perdagangan sebelumnya

Jakarta, IDN Times - Mengawali pekan pasca-Lebaran, nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan pada penutupan perdagangan Senin (17/5/2021) sore.

Mengutip Bloomberg, mata uang Garuda ditutup melemah 85 poin atau 0,6 persen pada level Rp14.282 per dolar AS dibandingkan penutupan pada hari sebelumnya yang berada di level Rp14.197.

Baca Juga: Pasca-Lebaran, Rupiah Dibuka Melemah terhadap Dolar

1. Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah BI

COVID-19 di Asia Kembali Merebak, Rupiah Keok ke Rp14.282 per Dolar ASANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Sementara itu, berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) pada Senin (17/5/2021) tercatat, nilai tukar rupiah sebesar Rp14.284 per dolar AS.

Angka ini lebih besar dari kurs rupiah pada Selasa (11/5/2021) yang ada di level Rp14.203 per dolar AS.

2. Penguatan dolar imbas dari merebaknya kasus COVID-19 di Asia

COVID-19 di Asia Kembali Merebak, Rupiah Keok ke Rp14.282 per Dolar ASIlustrasi dolar AS (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya menyebutkan, penguatan dolar sejak pagi hingga sore tak terlepas dari kembali merebaknya kasus COVID-19 di Asia. Tak hanya terhadap rupiah, dolar pun juga perkasa terhadap sebagian besar mata uang negara-negara Asia.

"Dolar naik pada Senin pagi di Asia karena kekhawatiran yang dipicu oleh wabah baru COVID-19 di beberapa negara Asia. Namun, investor sangat memposisikan untuk penurunan mata uang AS karena Federal Reserve AS berpegang pada kebijakan dovish-nya saat ini," jelas Ibrahim.

Baca Juga: Tukar Uang saat Lebaran, Apa Boleh?

3. Arus mudik dan balik Lebaran timbulkan kekhawatiran terhadap ekonomi dan pasar dalam negeri

COVID-19 di Asia Kembali Merebak, Rupiah Keok ke Rp14.282 per Dolar ASIlustrasi pemudik. (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Rupiah yang loyo pada hari pertama perdagangan selepas Lebaran dipengaruhi oleh perkembangan kasus COVID-19 dalam negeri. Banyak yang memprediksi bahwa akan ada lonjakan kasus COVID-19 meskipun saat ini angkanya masih melandai.

Hal itu tak terlepas dari arus mudik dan arus balik yang terjadi selama momen Idul Fitri.

"Minggu ini ada gelombang arus balik. Banyak yang khawatir jika masyarakat yang nekad mudik hanya akan menjadi super spreader. Ini bahaya! Jika berkaca pada India, keteledoran harus dibayar dengan mahal. Singapura, Thailand sudah lockdown selama satu bulan ke depan, Malaysia dilakukan lockdown antara kabupaten," jelas Ibrahim.

Tak heran jika kemudian para pelaku pasar khawatir arus mudik dan arus balik bakal jadi momok menakutkan bagi kondisi perekonomian dan pasar dalam negeri.

"Terlalu dini apabila pemerintah melakukan pelonggaran pengetatan dan ini bisa berakibat fatal. Serangan kedua wabah COVID-19 empat kali lebih mengerikan dibandingkan dengan gelombang pertama," imbuh Ibrahim.

Adapun, untuk perdagangan esok hari atau Selasa (18/5/2021), Ibrahim memprediksi rupiah dibuka dan ditutup dalam rentang Rp14.270-Rp14.330 per dolar AS.

Baca Juga: 10 Status Media Sosial Lucu Terang-terangan Pinjam Uang

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya