Daging Ayam Melejit, Inflasi April Tercatat 0,13 Persen

Inflasi tertinggi terjadi di Kotamobagu

Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi pada April 2021 mencapai 0,13 persen. Angka ini meningkat jika dibandingkan inflasi yang terjadi pada bulan sebelumnya, Maret 2021.

"Inflasi pada April ini lebih tinggi sedikit dibandingkan Maret 2021 yang hanya 0,08 persen," kata Deputi Bidang Statistik dan Distribusi Jasa BPS, Setianto melalui konferensi pers virtual, Senin (3/5/2021).

Baca Juga: Mengenal Istilah Inflasi dan Deflasi, Mengapa Bisa Terjadi?

1. Inflasi secara tahunan juga mengalami peningkatan

Daging Ayam Melejit, Inflasi April Tercatat 0,13 PersenIlustrasi Inflasi. IDN Times/Arief Rahmat

Adapun secara tahunan, inflasi bulan April 2021 tercatat sebesar 1,42 persen year on year. Ini lebih tinggi dibandingkan Maret 2021 yang 1,37 persen year on year.

"Oleh karena itu, inflasi sejak awal tahun hingga April 2021 atau secara year to date tercatat sebesar 0,58 persen," imbuh Setianto.

Baca Juga: Harga Cabai Rawit Kian 'Pedas', Inflasi Maret 0,08 Persen 

2. Inflasi tertinggi terjadi di Kotamobagu

Daging Ayam Melejit, Inflasi April Tercatat 0,13 PersenIllustrasi Inflasi dan Deflasi (www.ifuturecitizen.com)

Sementara itu, dari 90 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), sebanyak 72 kota mengalami inflasi.

"Inflasi tertinggi terjadi di Kotamobagu sebesar 1,31 persen yang dikerek oleh ikan cakalang dan cabai rawit, sedangkan inflasi terendah ada di Yogyakarta sebesar 0,01 persen," tutur Setianto.

Di sisi lain, sebanyak 18 kota tercatat mengalami deflasi. Jayapura menjadi kota dengan tingkat deflasi tertinggi, yaitu sebesar 1,26 persen dan terendah ada di Tanjung Pandang sebesar 0,02 persen.

3. Inflasi disebabkan kenaikan harga bahan makanan

Daging Ayam Melejit, Inflasi April Tercatat 0,13 PersenIlustrasi pasar tradisional. (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Lebih lanjut Setianto menjelaskan, inflasi yang terjadi pada April ini masih dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan makanan.

"Kenaikan harga di antaranya terjadi pada daging ayam ras dengan andil 0,06 persen. Kemudian minyak goreng, jeruk, emas perhiasan, anggur, pepaya, ikan segar, dan rokok kretek sebesar (masing-masing) 0,01 persen," jelasnya.

Baca Juga: Bukan COVID-19, Ketakutan Terbesar Wall Street adalah Inflasi

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya