Dukung Pemulihan Ekonomi Nasional, BI Tahan Suku Bunga di 3,5 Persen

Suku bunga acuan masih belum berubah sampai saat ini

Jakarta, IDN Times – Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) memutuskan mempertahankan suku bunga acuan atau 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) di angka 3,5 persen. Hal tersebut diikuti dengan suku bunga Deposit Facility yang tetap dipertahankan di angka 2,75 persen dan suku bunga Lending Facility tetap sebesar 4,25 persen.

“Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 16 dan 17 Juni 2021 memutuskan untuk mempertahankan BI Seven Days Reverse Repo Rate sebesar 3,5 persen,” kata Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam konferensi pers virtual, Kamis (17/6/2021).

Baca Juga: Kamu Punya Cicilan? Yuk, Tengok Bocoran Kapan Suku Bunga Bakal Naik

1. Keputusan RDG BI untuk memperkuat pemulihan ekonomi nasional

Dukung Pemulihan Ekonomi Nasional, BI Tahan Suku Bunga di 3,5 PersenIlustrasi Pertumbuhan Ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Perry melanjutkan, keputusan RDG BI untuk mempertahankan suku bunga acuan di angka 3,5 persen sebagai upaya untuk memperkuat pemulihan ekonomi nasional.

“Keputusan ini konsisten dengan perkiraan inflasi yang tetap rendah dan stabilitas nilai tukar rupiah yang terjaga serta sebagai upaya untuk memperkuat pemulihan ekonomi nasional,” kata dia.

2. Indikator yang membuat BI pertahankan suku bunga acuan

Dukung Pemulihan Ekonomi Nasional, BI Tahan Suku Bunga di 3,5 PersenIlustrasi neraca perdagangan. (IDN Times/Mardya Shakti)

Ada beberapa indikator yang membuat BI memutuskan mempertahankan suku bunga acuan. Di antaranya adalah masih rendahnya defisit transaksi berjalan yang terjadi pada Mei 2021.

"Didorong surplus neraca perdagangan yang terus berlanjut. Pada Mei 2021 neraca perdagangan mencatat surplus sebesar 2,4 miliar dolar AS, melanjutkan surplus pada bulan April sebesar 2,3 miliar dolar AS," ungkap Perry.

Perkembangan tersebut, kata Perry, didukung oleh kinerja positif pada sebagian besar komoditas utama di tengan impor yang tetap kuat seiring dengan perbaikan ekonomi domestik.

Selain itu, Perry juga menjelaskan terkait surplus pada neraca modal yang didukung oleh aliran modal masuk dalam bentuk penanaman modal asing (PMA) yang terus masuk hingga Juni 2021.

"Investasi portofolio mencatat net inflow sebesar Rp6,5 miliar dolar AS pada periode April hingga 15 Juni 2021, sejalan dengan ketidakpastian pasar keuangan gobal yang menurun," imbuh dia.

Baca Juga: Gubernur BI Ajak Bank Lain Susul Himbara Turunkan Suku Bunga

3. Langkah-langkah BI dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional

Dukung Pemulihan Ekonomi Nasional, BI Tahan Suku Bunga di 3,5 PersenIDN Times/Hana Adi Perdana

Selain dengan mempertahankan suku bunga acuan di angka 3,5 persen, BI juga membuat beberapa langkah untuk bisa berperan lebih dalam pemulihan ekonomi nasional.

"Lebih lanjut Bank Indonesia mengoptimalkan bauran kebijakan moneter serta makroprudensial akomodatif serta mempercepat digitalisasi sistem pembayaran," kata Perry.

Oleh karena itu, kata Perry, BI bakal memperkuat kebijakan nilai tukar rupiah dengan tetap berada di pasar melalui triple intervention. Hal ini untuk menjaga stabilitas nilai tukar yang sejalan dengan fundamental dan mekanisme pasar. Kemudian, BI juga akan melanjutkan penguatan strategi operasi moneter untuk mendukung kebijakan moneter yang akomodatif.

Selain itu, Perry juga menyatakan bahwa BI bakal memperpanjang kebijakan penurunan nilai denda keterlambatan pembayaran kartu kredit satu persen dari outstanding atau maksimal Rp100 ribu sampai dengan 31 Desember 2021.

"Untuk mendorong penggunaan kartu kredit sebagai buffer konsumsi masyarakat dalam rangka pemulihan ekonomi nasional," ujar dia.

Topik:

  • Anata Siregar
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya