E-commerce Subur, Tokopedia Tambah 2,5 Juta Penjual dalam Setahun

Penjuai terpaksa beralih ke online akibat pandemik COVID-19

Jakarta, IDN Times - Perubahan tren belanja dari offline ke online selama pandemik COVID-19 telah memberikan dampak positif bagi industri e-commerce di Indonesia, setidaknya selama setahun ke belakang hingga sekarang.

Data pada East Ventures Digital Competitive Index (DCI) Report 2021 menyatakan bahwa jumlah penjual di industri e-commerce Indonesia selama pandemik COVID-19 mengalami lonjakan cukup signifikan.

"Khusus yang e-commerce, semua bisnis baik kecil maupun besar dipaksa untuk masuk ke online, kenapa? Karena untuk offline mereka gak bisa, gak bisa buka toko, gak bisa buka mal dan terjadi PSBB lagi. Otomatis semua cari jalan gimana caranya agar mereka bisa eksis dan bertahan serta tetap bisa melakukan services, satu-satunya ya lewat online," jelas Co-founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca dalam Konferensi Pers East Ventures DCI Report 2021 secara virtual, Senin (15/4/2021).

Baca Juga: Restrukturisasi, East Ventures Kelola Penuh EV Growth

1. Lonjakan jumlah penjual di Tokopedia

E-commerce Subur, Tokopedia Tambah 2,5 Juta Penjual dalam Setahuntokopedia.com

Contoh paling konkret dari lonjakan jumlah penjual atau pelaku e-commerce terjadi di Tokopedia. Selama awal pandemik COVID-19, jumlah merchant yang bergabung ke Tokopedia mengalami peningkatan sangat signifikan.

"Tokopedia itu jumlah merchant-nya bertambah 2,5 juta dalam setahun, tahun lalu. Pada awal pandemik, jumlah penjual 7 juta merchant, sedangkan pada Oktober 2020 meningkat menjadi 10 juta merchant," terang Willson.

2. Melampaui capaian selama 10 tahun

E-commerce Subur, Tokopedia Tambah 2,5 Juta Penjual dalam SetahunCo-founder and Managing Partner of East Ventures, Willson Cuaca (Dok. East Ventures)

Lebih lanjut Willson menjelaskan bahwa apa yang terjadi pada Tokopedia selama kurang lebih setahun ke belakang merupakan berkah adanya pandemik COVID-19. Pasalnya, 7 juta merchant yang didapat Tokopedia datang selama puluhan tahun mereka beroperasi. Kemudian hanya dalam waktu satu tahun mereka kedapatan 2,5 juta penjual akibat "dipaksa" oleh pandemik COVID-19.

"Butuh 10 tahun buat Tokopedia mendapatkan 7 juta merchant. Jadi, bayangkan yang didapatkan dalam kurun waktu 10 tahun. Artinya kalau 10 tahun segitu maka setahun jadi sekitar 700 ribu kalau dirata-ratakan, tetapi dalam setahun bisa 4 kali lipat dari apa yang selama ini mereka kerjakan, jadi akseslerasinya itu besar sekali," papar Willson.

Baca Juga: Diterpa COVID-19, Transformasi Digital Indonesia Justru Makin Merata

3. Strategi Tokopedia

E-commerce Subur, Tokopedia Tambah 2,5 Juta Penjual dalam SetahunTokopedia.com

Lonjakan penjual tersebut tak terlepas dari strategi yang diusung oleh Tokopedia guna menghadapi pandemik COVID-19.

Chief Executive Officer (CEO) Tokopedia William Tanuwijaya di dalam East Ventures DCI Report 2021 menyatakan bahwa pihaknya memang membuat inovasi dan strategi untuk merespon kebiasaan masyarakat dalam berbelanja secara digital alias online selama pandemik COVID-19.

"Tokopedia melakukan berbagai upaya, seperti mengadakan kampanye #DiRumahAjaDulu untuk mencegah terjadinya market rush yang menimbulkan kelangkaan barang dan penyebaran virus secara cepat," kata William.

Selain itu, lanjut William, Tokopedia juga melakukan kontrol harga dengan menggerakkan duta merek mereka, yakni grup boyband asal Korea Selatan BTS dalam kampanye terkait kontrol harga tersebut.

Baca Juga: Hasil Kolaborasi, Transaksi Fesyen di Tokopedia Meningkat 2 Kali Lipat

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya