Ekonomi RI Diprediksi Tumbuh 5,7 Persen di 2024, Bos KADIN: Realistis

Kadin memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2024 5,2-5,3 persen

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo telah mencanangkan pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,3 hingga 5,7 persen pada 2024 mendatang. Sejumlah ekonom pun melihat proyeksi tersebut terlalu tinggi untuk diwujudkan oleh pemerintah.

Namun, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid melihat proyeksi tersebut sebagai sesuatu yang realistis. Dia yakin pemerintah bisa mewujudkan pertumbuhan ekonomi pada level tersebut.

"Kadin punya proyeksi angka 5,2-5,3 persen, tapi kita lihat juga, lihat luar angkanya gimana. Lihat IMF berapa, World Bank berapa. Angkanya di sekitar itu, jadi kalau dibilang realistis ya realistis, orang lain aja percaya segitu, orang luar pecaya segitu," kata Arsjad dalam pernyataannya kepada awak media, dikutip Jumat (2/6/2023).

Baca Juga: Target Pertumbuhan Ekonomi 2024 Dinilai Tak Realistis, Ini Sebabnya!

1. Optimisme sangat diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi yang positif

Ekonomi RI Diprediksi Tumbuh 5,7 Persen di 2024, Bos KADIN: Realistisilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Aditya Pratama)

Lebih lanjut Arsjad mengatakan, optimisme sangat dibutuhkan untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi domestik yang positif tahun depan.

Arsjad juga menilai bahwa saat ini bukan merupakan momen untuk saling menyalahkan baik itu dari sisi pemerintah, pengusaha, maupun rakyat pada umumnya.

"Jadi yang penting itu optimisme dan buat saya ini waktunya bukan untuk saling menyalahkan, tapi melakukan koreksi aja ke depan. Apa yang perlu kita lakukan ya monggo kita perbaiki, tapi janganlah semua dikatakan tidak baik karena tujuannya kan sama," ujar dia.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Stabil di Level 5 Persen Sejak Q4 2021

2. Pemilu bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi

Ekonomi RI Diprediksi Tumbuh 5,7 Persen di 2024, Bos KADIN: Realistisilustrasi Pemilihan Umum (IDN Times/Debbie Sutrisno)

Di sisi lain, Arsjad juga menyoroti gelaran Pemilu 2024 nanti. Menurut dia, Pemilu bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Hal itu lantaran biasanya dalam Pemilu banyak terjadi kegiatan ekonomi di kalangan masyarakat yang kemudian berdampak pada pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

"Sudah pasti kan kalau pemilu banyak tambahan, UMKM bikin kaos, bikin makanan itu sangat membantu kan untuk pertumbuhan ekonomi. Dari sisi positifnya, ini pesta demokrasi," ucap Arsjad.

Baca Juga: Waspada, Ekspor Pasir Laut Bisa Rugikan Ekonomi Indonesia

3. Stabilitas politik jadi kunci

Ekonomi RI Diprediksi Tumbuh 5,7 Persen di 2024, Bos KADIN: Realistisilustrasi pemilu (IDN Times/Esti Suryani)

Berkaitan dengan Pemilu, Arsjad mengingatkan kepada seluruh pihak untuk bisa menjaga stabilitas politik dalam negeri.

Menurut Arsjad, stabilitas politik menjelang, selama, dan setelah Pemilu bisa menjadi kunci bagi pertumbuhan ekonomi yang positif pada 2024.

"Kuncinya stabilitas politik, kalau ada stabilitas politik ada stabilitas keamanan. Stabilitas kemananan bikin adanya pertumbuhan ekonomi," ujarnya.

4. Asumsi ekonomi makro 2024

Ekonomi RI Diprediksi Tumbuh 5,7 Persen di 2024, Bos KADIN: Realistisilustrasi ekonomi (IDN Times)

Sebelumnya diberitakan, keputusan Presiden Jokowi menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,3 persen hingga 5,7 persen pada 2024 telah dibahas dalam rapat terbatas (ratas) terkait Kerangka Ekonomi Makro (KEM) dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (PPKF) Tahun 2024.

"Tema RKP dan KEM-PPKF adalah mempercepat transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Nah, indikasinya di tahun 2024 proyeksi pertumbuhan di 5,3 persen sampai 5,7 persen," kata Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, 20 Februari lalu.

Airlangga juga memaparkan sejumlah asumsi ekonomi makro 2024 dalam pembahasan terkini, yakni sebagai berikut:

  • Pertumbuhan ekonomi: 5,3-5,7 persen
  • Inflasi: 1,5-3,5 persen
  • Nilai tukar rupiah: Rp14.800-Rp15.400
  • Suku bunga SPN: 6,5-7,4 persen
  • Harga minyak mentah Indonesia (ICP): 75-85 dolar AS per barel
  • Lifting minyak: 592.000-651.000 barel per hari
  • Lifting gas: 1.007.000-1.058.000 setara minyak per hari
  • Rasio kemiskinan 6,5-7,5 persen
  • Gini ratio 0,36-0,37
  • Pengangguran 3,6-4,3 persen

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya