Gandeng Korsel, PLN Kembangkan PLTU Berbahan Bakar Amonia

PLN hendak memensiunkan PLTU batu bara

Jakarta, IDN Times - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN benar-benar serius dalam penghentian penggunaan batu bara untuk pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Hal tersebut dibuktikan lewat keinginan PLN menggunakan hidrogen dan amonia sebagai bahan bakar PLTU.

Keinginan PLN itu direalisasikan lewat kerja sama antara entitas bisnisnya PT Prima Layanan Nasional Enjiniring (PLN Enjiniring) dengan perusahaan asal Korea Selatan (Korsel), yakni KEPCO Engineering and Construction Company Inc.

Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara PLN Enjiniring dan KEPCO Engineering and Construction Company Inc.

"Kerja sama ini dilakukan untuk mendorong penggunaan energi bersih di Indonesia demi mewujudkan net zero emission pada tahun 2060, salah satunya melalui pengurangan penggunaan batu bara di PLTU melalui program cofiring," ujar Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, dalam pernyataan pers yang diterima IDN Times, Minggu (6/11/2022).

1. Cakupan kerja sama PLN dan KEPCO

Gandeng Korsel, PLN Kembangkan PLTU Berbahan Bakar AmoniaInstalasi listrik PLN. (Dok. PLN)

Darmawan menambahkan, melalui kesepakatan ini, PLN Enjiniring dan KEPCO akan melakukan perencanaan, studi dan pengembangan jasa engineering dan konstruksi di bidang ketenagalistrikan, khususnya teknologi cofiring hidrogen dan amonia.

"Dari kerja sama ini diharapkan akan ada kajian mendalam terkait dengan cofiring hidrogen dan amonia untuk mendukung transisi energi dan mencapai net zero emission," ujar dia.

Baca Juga: Gebet PLN, ION Mobility Siap Bikin 100 Unit SPLU di Jakarta

2. Ada tiga pilot project cofiring hidrogen dan amonia

Gandeng Korsel, PLN Kembangkan PLTU Berbahan Bakar AmoniaInstagram.com/pltutanjungjatib

Kerja sama dengan perusahaan Korsel tersebut dikatakan Darmawan sejalan dengan komitmen PLN, guna mengurangi emisi karbon di Indonesia melalui cofiring.

Adapun kini terdapat tiga pilot project cofiring hidrogen dan amonia, yaitu di PLTU Gresik, PLTU Suralaya, PLTGU Priok.

"Kolaborasi memang menjadi kunci dalam transisi energi. Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak atas dukungannya kepada PLN dalam upaya mewujudkan lingkungan yang lebih hijau dan bersih," tutur Darmawan.

3. PLN berencana pensiunkan PLTU

Gandeng Korsel, PLN Kembangkan PLTU Berbahan Bakar AmoniaIlustrasi PLTU. (Dok. Istimewa)

Sebelumnya diberitakan, PLN sendiri berencana menghentikan operasional atau memensiunkan PLTU yang mencapai 6,7 gigawatt (GW) hingga 2040 mendatang.

Sebagai salah satu strateginya, PLN menjajaki peluang kerja sama dengan lembaga keuangan internasional guna mendukung rencana tersebut.

Darmawan mengatakan untuk memensiunkan PLTU PLN tidak bisa berjalan sendiri. Menurutnya, mekanisme pensiun dini pada PLTU batu bara akan dilaksanakan secara bertahap, baik secara natural maupun pemensiunan lebih cepat (early retirement) dan menggantinya dengan energi baru terbarukan (EBT).

“Kami terus berproses dengan mitra dan lembaga investasi global. Kami tidak akan melanjutkan operasional PLTU yang sudah usang,” ujar Darmawan.

Adapun dari total 6,7 GW yang bakal dipensiunkan pada 2040, terbagi atas 3,2 GW pembangkit yang berhenti beroperasi secara natural, sementara 3,5 GW menggunakan skema early retirement.

Selain itu, PLN akan mencapai net zero emmission pada 2060 dengan mengoperasikan PLTU dengan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) sebesar 19 GW.

Inisiatif lainnya seperti cofiring biomassa di beberapa PLTU juga akan dilakukan untuk mencegah emisi di masa mendatang

“Kita juga lakukan pendekatan menggunakan teknologi, misalnya melalui cofiring,” kata Darmawan.

Baca Juga: PLN Serap Produk Olahan Sampah dari UMKM, Bahan Cofiring PLTU Tarahan

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya