Harga Komoditas Energi Meroket, Sri Mulyani Sebut Itu Ancaman Dunia

Pemulihan ekonomi saat ini masih mengalami gangguan

Nusa Dua, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut, kenaikan harga komoditas energi menjadi satu hal yang mengancam dunia dan jadi kekhawatiran menteri keuangan hingga gubernur bank sentral negara lain.

"Lanskap energi global telah berubah drastis. Harga komoditas energi saat ini meroket tinggi. Saya yakin Anda semua sebagai menteri keuangan dan gubernur bank sentral melihat hal tersebut sebagai ancaman terhadap stabilitas ekonomi makro kita," kata Sri Mulyani saat membuka Pertemuan Finance Ministers and Central Bank Governor Meeting (FMCBG) G20 Indonesia di Nusa Dua, Bali, Jumat (15/7/2022).

1. Kenaikan harga komoditas energi lebih dari 300 persen

Harga Komoditas Energi Meroket, Sri Mulyani Sebut Itu Ancaman DuniaIlustrasi harga minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Bendahara Negara tersebut kemudian memaparkan data Bank Dunia. Dalam laporannya menyebutkan, saat ini kenaikan harga komoditas energi dunia telah mencapai lebih dari 300 persen.

Padahal, dalam laporan yang sama, saat pandemik COVID-19 menyerang dunia awal 2020 lalu, harga komoditas energi dunia sempat mengalami penurunan yang sangat drastis.

"Bank Dunia mengestimasikan bahwa harga minyak mentah meningkat 350 persen sejak April 2020 hingga April 2022. Saya kira kita semua ingat pada awal pandemik April (2020). Ada dua hari di mana harga minyak benar-benar nol atau bahkan turun ke negatif," tutur Sri Mulyani.

Adapun kenaikan hingga 350 persen tersebut merupakan yang tertinggi selama periode dua tahun sejak 1997 silam.

Baca Juga: G20 Indonesia Siap Hasilkan Platform Pendanaan Transisi Energi 

2. Kenaikan harga komoditas jadi pukulan buat banyak negara

Harga Komoditas Energi Meroket, Sri Mulyani Sebut Itu Ancaman DuniaIlustrasi kenaikan harga minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Kenaikan harga komoditas energi dunia itu bukannya tanpa dampak. Banyak negara di dunia yang kemudian mendapatkan pukulan telak sebagai dampak atas kondisi tersebut.

Hal itu yang kemudian menjadikan krisis energi sebagai isu utama dalam pertemuan FMCBG G20 Indonesia.

"Kita pun melihat kenaikan harga komoditas energi ini memiliki dampak politik dan sosial di Sri Lanka, Ghana, Peru, dan negara lainnya. Kenaikan harga gas dan minyak juga benar-benar menjadi masalah yang mengancam pemulihan (ekonomi) kita," ujar Sri Mulyani.

3. Biang kerok kenaikan harga komoditas energi

Harga Komoditas Energi Meroket, Sri Mulyani Sebut Itu Ancaman DuniaSeorang anak lelaki mengibarkan bendera Ukraina saat reli mendukung Ukraina dan memprotes Rusia, di Air Terjun Niagara, Kanada, Minggu (30/1/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Nick Iwanyshyn.

Sebelumnya diberitakan, Sri Mulyani menyebutkan bahwa perang Rusia dan Ukraina sebagai biang kerok krisis energi dan pangan yang terjadi secara global belakangan ini.

Krisis yang terjadi tersebut membuat dunia mesti berdarah-darah lagi lantaran masih belum bisa bangkit akibat pandemik COVID-19.

"Tensi geopolitik Rusia dan Ukraina memiliki dampak signifikan terhadap krisis energi dan pangan yang terjadi secara global, dan memberikan tekanan inflasi bagi Indonesia," ujar Sri Mulyani dalam Side Event G20: Sustainable Finance for Climate Transition di Bali International Convention Center, Kamis (14/7/2022).

Baca Juga: Sri Mulyani: Perang Rusia-Ukraina Biang Krisis Energi dan Pangan Dunia

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya