Impor September Turun 2,67 Persen Jadi 16,23 Miliar Dolar AS

Impor migas dan nonmigas juga turun secara bulanan

Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data impor Indonesia per September 2021. Hasilnya, nilai impor tersebut mengalami penurunan tipis dibandingkan Agustus 2021 atau secara month to montn (mtm).

"Nilai impor September 2021 mencapai 16,23 miliar dolar AS, turun 2,67 persen dibandingkan Agustus 2021," kata Kepala BPS, Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual, Jumat (15/10/2021).

Selain itu, nilai impor migas dan nonmigas secara mtm juga mengalami penurunan. Margo menerangkan, impor migas pada September 2021 turun 8,90 persen dan impor nonmigas mengalami penurunan sebesar 1,80 persen.

Baca Juga: Jokowi Mau Impor Baja Ditekan, Devisa RI Bisa Hemat Rp29 Triliun!

1. Nilai impor secara tahunan tumbuh cukup baik

Impor September Turun 2,67 Persen Jadi 16,23 Miliar Dolar ASIlustrasi (Pixabay)

Di sisi lain, Margo menyatakan bahwa nilai impor September 2021 justru mengalami kenaikan yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu atau secara year on year (yoy).

"Sementara itu kalau kita hitung pertumbuhannya secara year on year, impor kita di September 2021 ini masih mengalami peningkatan sebesar 40,31 persem," katanya.

Demikian juga dengan impor migas dan nonmigas yang mengalami peningkatan secara yoy. Impor migas tumbuh sebesar 59,15 persen dan impor nonmigas tumbuh 38,18 persen.

Baca Juga: Mendag Sebut Impor RI Berkualitas, Ini Faktor Pendorongnya

2. Impor menurut penggunaan barang

Impor September Turun 2,67 Persen Jadi 16,23 Miliar Dolar ASIlustrasi perdagangan (Pixabay/Echosystem)

Kemudian dari sisi penggunaan barang, seluruh komponen impor September 2021 tercatat mengalami penurunan dibandingkan Agustus 2021 (mtm). Adapun komponen impor yang dimaksud adalah barang konsumsi, bahan baku/penolong, maupun barang modal.

"Untuk barang konsumsi impor kita tercatat 1,79 miliar dolar AS, turun 5,28 persen. Kemudian untuk bahan baku/penolong, impor kita tercatat 12,09 miliar dolar AS turun 2,27 persen kalau dibandingkan bulan sebelumnya dan juga barang modal tercatat 2,35 miliar dolar AS juga turun 2,66 persen kalau dibandingkan bulan sebelumnya," papar Margo.

Namun, lanjut Margo, kalau dilihat secara tahunan atau dibandingkan dengan September 2020 maka komponen impor tersebut mengalami peningkatan.

Data BPS menunjukkan, impor barang konsumsi tumbuh meroket 59,66 persen. Kemudian bahan baku/penolong dan barang modal masing-masing tumbuh 45,46 persen dan 10,07 persen.

"Struktur impor kita itu 74,51 persen dari total impor adalah peran dari bahan baku/penolong dan secara keseluruhan komposisi kita lihat selama bulan September ini untuk bahan baku/penolong 74,51 persen, kemudian barang modal 14,47 persen, sementara konsumsi sebesar 11,02 persen," beber Margo.

Baca Juga: Bea Impor: Pengertian dan Contohnya

3. Negara tujuan impor terbesar

Impor September Turun 2,67 Persen Jadi 16,23 Miliar Dolar ASIlustrasi ekspor impor (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara itu, dari sisi negara pengimpor, Ukraina menduduki posisi pertama dengan nilai impor terbesar, yakni 139,9 juta dolar AS. Menurut Margo, nilai impor terbesar itu datang dari serealia, kemudian besi dan baja, serta mesin dan peralatannya.

Kemudian, diikuti oleh Australia, Jepang, dan Italia dengan masing-masing nilai impor 87,5 juta dolar AS, 78 juta dolar AS, dan 72,3 juta dolar AS.

"Sementara yang mengalami penurunan impor nonmigas kita itu dari China, turun senilai 518,2 juta dolar AS, dengan India mengalami penurunan September ini senilai 148,8 juta dolar AS, Korea Selatan (-118,6 juta dolar AS), Brasil (-74,2 juta dolar AS), dan terakhir Finlandia pada bulan September terjadi penurunan sebesar 68,2 juta dolar AS," tutur Margo.

Margo menambahkan, penurunan impor terbesar dari China datang dari komoditas mesin dan peralatan elektrik serta bagiannya. Kemudian produk kimia dan buah-buahan juga menjadi penyumbang terbesar turunnya impor ke China.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya