Ini Alasan Erick Thohir Tak Ajak Bulog Gabung Holding BUMN Pangan

Bulog berperan sebagai stabilisator harga pangan

Jakarta, IDN Times - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan alasan tidak membawa Perum Bulog bergabung dalam Holding BUMN Pangan atau ID Food.

Hal itu berkaitan dengan alasan Kementerian BUMN yang membedakan peran ID Food dan Bulog. Secara visi, Erick menyatakan, pihaknya menginginkan ada dua grup pangan dari BUMN.

"Holding pangan ini dibentuk untuk yang fokus kepada market. Jadi beda dengan Bulog yang stabilisator. Nah inilah kenapa kita konsolidasi pangan kita," kata Erick, seperti dikutip IDN Times dari YouTube Komisi VI DPR RI, Kamis (27/1/2021).

Baca Juga: Negara Ngutang Rp4,5 Triliun ke Bulog, Begini Asal-usulnya 

1. Peran Perum Bulog sebagai stabilisator

Ini Alasan Erick Thohir  Tak Ajak Bulog Gabung Holding BUMN PanganIlustrasi beras di gudang bulog (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Keberadaan Perum Bulog lebih ditujukan untuk membuat harga pangan stabil. Oleh sebab itu, Perum Bulog mesti berdiri sendiri agar tetap bisa menstabilkan harga-harga pangan yang mengalami kenaikan.

"Bulog mengintervensi ketika ada harga naik, lalu Bulog bisa membeli barang-barangnya dengan nilai tertentu dan itu dimasukkan sebagai cold storage atau pergudangan supaya menjaga stabilisasi harga pangannya," ujar Erick.

2. Erick ingin ID Food bawa produk pangan Indonesia mendunia

Ini Alasan Erick Thohir  Tak Ajak Bulog Gabung Holding BUMN PanganIlustrasi gudang beras (ANTARAFOTO/Yulius Satria Wijaya)

Sebelumnya, Erick menyatakan keinginannya agar Holding BUMN Pangan ID Food bisa membawa produk pangan Indonesia mendunia.

Selama ini, menurutnya Indonesia masih terjebak dalam persoalan kesejahteraan petani, rantai pasok (supply chain), dan sebagainya, sehingga belum fokus untuk mengenalkan produk-produk unggulan ke mancanegara.

"Negara lain juga bisa menghasilkan hasil pangan jauh lebih baik dari Indonesia. Dan ini sudah terbukti, di beberapa negara tetangga sekarang punya produk unggulan berdasarkan riset teknologi. Kita masih terjebak supply-demand, masih terjebak bagaimana ketidakberpihakan kita kepada para petani, sedangkan negara tetangga sudah punya produk-produk unggulan," kata Erick dalam acara peluncuran ID Food di Kawasan Wisata Kota Tua, Jakarta, Rabu (12/1/2022).

Seiring dengan tujuan membawa produk-produk pangan Indonesia mendunia, dia mengatakan, permasalahan rantai pasok memang perlu dibenahi. Oleh sebab itu, ID Food juga fokus untuk memperbaiki rantai pasok pangan, sehingga tercipta ekosistem pangan yang baik.

"Kalau kita tidak memperbaiki ekosistem kita, roadmap kita, market kita, tentu akan jadi kalah dengan ekosistem negara lain yang melihat Indonesia hanya sebagai market dan sumber daya alam yang baik," ujar Erick.

Menurut Erick, perbaikan ekosistem itu juga dilakukan pada sektor-sektor lainnya di BUMN. "Karena itu kami di BUMN melakukan perbaikan ekosistem yang ada di BUMN. Ekosistem digital, kita mendorong Telkomsel untuk menjadi lokomotifnya," ujar dia.

"Ekosistem UMKM, kita mendorong BRI sebagai ekosistemnya, agar keberpihakan kepada UMKM yang selama ini hanya 20 persen dari permodalan perbankan, dibandingkan negara tetangga yang sudah 50 persen, kita juga harus bisa," kata Erick.

3. Ada 8 BUMN yang dimerger menjadi 5 di dalam ID Food

Ini Alasan Erick Thohir  Tak Ajak Bulog Gabung Holding BUMN PanganMenteri BUMN, Erick Thohir (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

Induk dari Holding ID Food sendiri adalah PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). Kemudian, ada lima BUMN yang tergabung dalam ID Food yaitu PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, PT Sang Hyang Seri, PT Perikanan Indonesia, PT Berdikari, dan PT Garam.

Sebelumnya, ada tiga BUMN lain yang akan bergabung dalam ID Food, yakni PT Perikanan Nusantara, PPT Pertani, dan PT BGR Logistics. Ketiga BUMN itu kini sudah dimerger dengan BUMN lain, yakni PT Perikanan Indonesia (Persero) dengan PT Perikanan Nusantara, PT Sang Hyang Seri dengan PT Pertani, hingga PT Perusahaan Perdagangan Indonesia dengan PT BGR Logistics.

Menurut Erick, merger itu merupakan salah satu upaya memperbaiki ekosistem pangan di tubuh BUMN.

"ID Food kita dorong, untuk melakukan perbaikan suply chance pangan kita yang selama ini tidak ada kepastian, dan tidak ada koordinasi satu sama lainnya. Tentu kita tidak bicara seluruh Indonesia, kita bicara pihaknya kita dulu, perbaikan supply chain di pangannya BUMN. Kita mergerkan dari delapan perusahaan jadi lima. Kalau kurang kita merger-in lagi, kalau masih bandel kita merger-in lagi. Tapi saya rasa lima angka yang bagus," ujar dia.

Baca Juga: Ada Holding ID Food, Erick Mau Produk Pangan RI Mendunia

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya