Jalur Sutra China Suntik Rp1,86 Triliun untuk Kembangkan Kimia Farma

Investasi dana abadi INA dan SRF ke holding BUMN Farmasi

Jakarta, IDN Times - Pengelola dana abadi China, Silk Road Fund (SRF) dan pengelola dana abadi Indonesia, Indonesia Investment Authority (INA) membenamkan investasi sebesar Rp1,86 triliun kepada Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor Farmasi.

Kesepakatan investasi tersebut ditandatangani SRF dan INA bersama dengan anggota Holding BUMN Farmasi, PT Bio Farma (Persero), PT Kimia Farma Tbk (KAEF), dan PT Kimia Farma Apotek (KFA).

Wakil Menteri BUMN I, Pahala Mansury mengatakan, investasi ini bakal membaawa KAEF dan KFA serta industri healthcare Indonesia ke tingkat selanjutnya. Selain itu, sambung Pahala, kerja sama investasi ini dapat membukakan akses Kimia Farma ke ekspertis dari investor global.

"Akses pada ekspertis investor global juga akan memperkuat posisi perusahaan serta meningkatkan kualitas mengacu pada standar internasional," kata dia.

Baca Juga: Dinilai Penting, DPD RI Dukung Kerja Sama Jalur Sutra dengan China

1. Penggunaan dana investasi dari SRF dan INA

Jalur Sutra China Suntik Rp1,86 Triliun untuk Kembangkan Kimia FarmaIlustrasi Modal. (IDN Times/Aditya Pratama)

Adapun kolaborasi para pihak dituangkan melalui penandatanganan Conditional Share Subscription and Purchase Agreement beserta dokumen-dokumen transaksi terkait lainnya antara KAEF dan anak usahanya, KFA dengan SRF dan INA.

Total investasi yang digelontorkan SRF dan INA adalah Rp1,86 triliun untuk 40 persen kepemilikan di KFA, tergantung kepada closing account mechanics berdasarkan laporan keuangan pada saat Completion.

Investasi ini akan digunakan untuk mendanai ekspansi bisnis strategis KFA, kebutuhan modal kerja serta inisiatif untuk lebih meningkatkan efisiensi operasional.

Baca Juga: Apa Itu LPI? Ini 5 Hal yang Perlu Kamu Tahu tentang SWF Indonesia

2. Investasi SRF dan INA kukuhkan permodalan KAEF

Jalur Sutra China Suntik Rp1,86 Triliun untuk Kembangkan Kimia FarmaDirektur Utama Kimia Farma, David Utama (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Direktur Utama Kimia Farma, David Utama mengatakan, masuknya investor akan membuka peluang pasar dan jaringan Kimia Farma, dari sisi ritel dan layanan kesehatan, hingga ke luar negeri.

Selain itu, kolaborasi tersebut dapat meningkatkan struktur permodalan di Kimia Farma Apotek sehingga mampu melakukan pengembangan usaha ke depannya, dan dalam jangka panjang akan meningkatkan nilai perusahaan.

"Kerja sama investasi ini akan memperkokoh struktur permodalan Perseroan sehingga mampu meningkatkan performa operasional dan finansial untuk mengembangkan kinerja Perseroan yang lebih baik," beber David.

Baca Juga: Jokowi Beberkan SWF Dapat Suntikkan Dana Rp281 Triliun 

3. Peluang investasi menarik bagi SRF

Jalur Sutra China Suntik Rp1,86 Triliun untuk Kembangkan Kimia FarmaPeringatan di Apotek Kimia Farma di Blok M, Jakarta Selatan terkait Vaksinasi Individu Berbayar yang ditunda. (IDN Times/Helmi Shemi)

Sementara itu, Chairwoman of the Board of Directors SRF, Zhu Jun menyatakan, investasi kepada Kimia Farma merupakan peluang menarik untuk pihaknya.

"Kesepakatan ini merupakan proyek utama dari kerja sama berkualitas tinggi antara Tiongkok dan Indonesia di bawah Belt and Road Initiative dan merupakan peluang investasi yang menarik," kata dia.

Zhu Jun menambahkan, dengan dukungan Pemerintah Indonesia yang kuat dan upaya bersama INA, pihaknya berharap dapat bekerja sama dengan manajemen Kimia Farma dan KFA dalam fase pengembangan perusahaan selanjutnya.

Di sisi lain, Ketua Dewan Direktur INA, Ridha Wirakusumah menyampaikan, pihaknya optimistis kesepakatan tersebut akan membuka potensi ekosistem farmasi di Indonesia.

"Kimia Farma Group merupakan perusahaan yang secara mumpuni memiliki kapasitas dari hulu ke hilir di seluruh rantai nilai sektor farmasi, dengan lebih dari 1.100 outlet, 400 klinik, dan 70 laboratorium diagnostik. Kami percaya kerjasama dengan SRF yang dituangkan dalam perjanjian ini akan mendukung ekspansi perusahaan guna meningkatkan akses layanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia yang kurang terlayani," tutur Ridha.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya