Jumlah BUMN Makin Ramping, dari 142 Tersisa hanya 41

Bagian dari transformasi BUMN ala Erick Thohir

Jakarta, IDN Times - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir terus melakukan transformasi perusahaan pelat merah. Kali ini lewat pemangkasan jumlah perusahaan yang berstatus milik negara.

Keterangan itu disampaikan Erick saat menjadi salah satu pembicara dalam Rapat Kerja Nasional Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Rakernas Hipmi) 2021, Jumat (5/3/2021).

Baca Juga: Erick Thohir: BUMN Berpendapatan di Bawah Rp50 M Diswastakan Saja Lah!

1. Dari ratusan menjadi puluhan

Jumlah BUMN Makin Ramping, dari 142 Tersisa hanya 41Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpasang di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020) (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Semenjak pertama kali menjabat sebagai Menteri BUMN, Erick memang sudah mencanangkan untuk bisa memangkas jumlah perusahaan pelat merah.

Dari ratusan, jumlah BUMN kini hanya menyisakan puluhan saja. "Sekarang BUMN jumlahnya hanya 41, kalau dulu 142," ucap Erick.

Oleh sebab itu, Erick meminta kepada para kader Hipmi untuk bisa lebih banyak berkolaborasi dengan BUMN.

"Tadi dipaparkan oleh ketua, kalau Hipmi sudah one on one kerja sama dengan Garuda, dengan BNI. Nah coba sekarang BUMN cuma ada 41, ajak lagi agar bisa lebih banyak berkolaborasi," tambah dia.

2. Menutup anak cucu perusahaan BUMN

Jumlah BUMN Makin Ramping, dari 142 Tersisa hanya 41IDN Times

Langkah lainnya dalam transformasi BUMN ala Erick adalah dengan menutup atau membubarkan izin anak cucu perusahaan BUMN yang bisnisnya jauh berbeda dengan inti bisnis induknya.

"Saya sudah mengeluarkan Permen juga mengenai penutupan atau izin pembukaan anak perusahaan, Jadi sekarang kita banyak downsizing, mengurangi jumlah anak cucu perusahaan ini," kata Erick.

Oleh karenanya, Erick meminta segenap pihak terutama pengusaha UMKM untuk melapor ke dirinya jika masih menemukan anak cucu perusahaan BUMN yang masih bermain di level-level kecil.

"Kalau memang ada teman-teman itu yang terganggu lapor saja langsung ke saya apa nama perusahaannya karena kadang-kadang kita cari nama anak cucu perusahaan BUMN susah. Kalau dari bottom up ada laporan di daerah ini perusahaan BUMN yang punya anak ini melakukan ini ikut tender ini kita akan beresin nanti. Kita harus tetap rapikan sehingga BUMN akan menjadi lokomotif saja," jelas dia.

Erick bahkan juga berencana untuk menutup anak usaha dari dari BUMN besar semacam PLN dan Krakatau Steel.

"Anak cucu perusahaan Krakatau steel targetkan tutup yang memang tidak ada hubungan dengan core business induknya. PLN dari 70 perusahaan kami targetkan jadi 50 perusahaan," tambahnya.

Baca Juga: RI Diramal Masuk Top 5 Ekonomi Dunia, Investasi BUMN Jadi Kunci PEN

3. Lokomotif untuk pengusaha lain

Jumlah BUMN Makin Ramping, dari 142 Tersisa hanya 41IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Selain sebagai transformasi, upaya tersebut dirasa Erick bisa menjadikan BUMN sebagai gerbong terdepan dalam membantu pengusaha-pengusaha dari sektor UMKM.

Erick ingin agar BUMN tidak menjadi pesaing, melainkan sosok yang dapat membantu pengusaha-pengusaha berkembang.

"Mari kita ubah paradigma dari bersaiang menjadi BUMN sebagai lokomotif untuk menarik pengusaha-pengusaha lokal agar jadi satu kesatuan dengan kita dan tadi saya pastikan saya mau kerjasama ini last long dan jangan karena ada Erick Thohir-nya supaya nanti kalau sudah nggak ada Erick Thohir, bisnis tetap bisa berjalan," ujarnya.

Baca Juga: Terungkap! Ini Nama Holding BUMN untuk Garap Baterai Mobil Listrik

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya