Kisah Maurina Arlia, Dirikan Bisnis PR Agency Buah Bibir Nusantara 

Gunakan strategi komunikasi khusus hadapi Gen Z dan Alpha

Jakarta, IDN Times - Pada era media sosial, bisnis agensi public relations atau PR agency cukup menjanjikan. Hal ini lantaran banyak perusahaan dan individu yang ingin membangun dan mempertahankan hubungan baiknya dengan publik.

Kehadiran PR agency menjadi penting untuk memastikan pesan kepada publik, disampaikan secara konsisten dan selaras dengan citra yang hendak dibangun perusahaan dan individu.

Apalagi jika generasi muda yang menjadi sasaran penyampaian pesan, maka dibutuhkan sentuhan pesan kampanye kreatif dan dekat dengan mereka.

Berangkat dari hal tersebut, Maurina Arlia kemudian mendirikan Buah Bibur Nusantara, sebuah PR agency yang mengusung prinsip '(Positive Imagery + Relatability) x Creativity.'

Kreativitasnya mengemas pesan telah membuat Buah Bibir Nusantara menangani sejumlah pesohor di Indonesia dan beberapa perusahaan, baik nasional maupun multinasional.

"Kepercayaan dan komunikasi, dua hal itu yang jadi kunci kesuksesan kami. Dalam mengelola pesan dari klien pastinya sangat memerlukan relasi dengan banyak orang, di antaranya adalah rekan-rekan media, influencer, dengan vendor agency dan lainnya. Mereka merupakan satu kesatuan dalam suksesnya acara maupun publikasi. Perlu kita ketahui membangun relasi bukan hal yang mudah karena butuh kepercayaan dan komunikasi untuk membantu dalam memenuhi kebutuhan," tutur Maurina dalam keterangannya kepada IDN Times, Senin (29/5/2023).

Baca Juga: CEO Woollim Entertainment Hadiahkan Trademark INFINITE untuk Sunggyu

1. Kelahiran Buah Bibir Nusantara

Kisah Maurina Arlia, Dirikan Bisnis PR Agency Buah Bibir Nusantara Event media gathering yang diadakan oleh Buah Bibir Nusantara (dok. Buah Bibir Nusantara)

Maurina menceritakan awal mula mendirikan PR agency bernama Buah Bibir Nusantara. Maurina memanfaatkan pengalamannya mulai dari kuliah, magang, hingga bekerja penuh waktu menjadi seorang PR, sebelum mendirikan Buah Bibir Nusantara.

"Jika diceritakan bagaimana saya bisa mendirikan jasa konsultan public relation bernama Buah Bibir, ini menjadi flashback saya saat masa kuliah. Saya sempat kuliah diploma untuk jurusan Sekretaris. Kemudian, melanjutkan kuliah di jurusan Public Relation pada salah satu universitas di Jakarta," ucap dia.

Pada 2012, ketertarikan Maurina pada dunia PR membuatnya bekerja sebagai seorang humas atau public relations.

"Saya akhirnya diterima di PR agency di Jakarta. Berawal dari magang selama tiga bulan, ternyata saya makin tertarik dengan dunia PR. Beruntungnya saya diberikan kesempatan bekerja setelah proses magang selesai," kata Maurina.

Maurina akhirnya mulai memberanikan diri mendirikan PR agency-nya sendiri setelah lima tahun bekerja sebagai humas. Dia merasa telah cukup mendapatkan banyak pengalaman dan ilmu selama lima tahun tersebut.

"Lima tahun saya bekerja di kantor tersebut membuat saya yakin untuk membuka peluang dan kesempatan untuk diri saya sendiri sehingga terciptalah Buah Bibir ini. Kami memang bukan yang pertama, tetapi jadi yang terbaik sesuai dengan visi kami menjadikan konsultan PR dengan kearifan lokal dengan project yang mengutamakan profesional," paparnya.

Baca Juga: 5 Alasan Drakor Agency Tamat dengan Rating Tinggi, Happy Ending!

2. Fokus menghadapi publik dari kalangan Gen Z dan Alpha

Kisah Maurina Arlia, Dirikan Bisnis PR Agency Buah Bibir Nusantara ilustrasi gen Z (IDN Times/Indonesia Gen Z Report 2022)

Selain hadir sebagai PR agency yang mengedepankan kreativitas dan profesionalisme, Buah Bibir Nusantara bersikap adaptif dengan perubahan, terutama dari sisi target publik penerima pesan mereka.

Maurina sadar saat ini pengguna media sosial didominasi Gen Z dan Alpha. Gen Z adalah mereka yang lahir pada 1997 hingga 2000-an. Sementara generasi Aplha adalah mereka yang lahir pada tahun 2010 ke atas.

Gen Z yang hadir saat ini memiliki sifat ambisius, digital-native, dan sangat percaya diri. Kehadiran mereka kemudian diteruskan dengan gelombang generasi Alpha yang disebut lebih cerdas secara digital daripada generasi mana pun yang ada sebelum mereka.

Keduanya memiliki persamaan, yakni sama-sama terpapar dengan banyaknya informasi melalui berbagai media. Bagi PR agency, khususnya Buah Bibir Nusantara, hal tersebut adalah tantangan kreativitas baru dalam mengolah pesan.

"Dua generasi ini menurut saya unik ya. Mereka adalah generasi yang menurut saya sangat beruntung dalam mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya. Namun, dibalik itu semua informasi yang diterima perlu di-filter apakah ini fakta atau hoax," kata Maurina.

Baca Juga: Profil Sigit Djokosoetono, CEO Bluebird yang Nyamar Jadi Sopir Taksi

3. Strategi komunikasi Buah Bibir Nusantara menghadapi Gen Z dan Alpha

Kisah Maurina Arlia, Dirikan Bisnis PR Agency Buah Bibir Nusantara Buah Bibir Nusantara punya strategi komunikasi khusus menghadapi Gen Z dan Alpha. (dok. Buah Bibir Nusantara)

Oleh sebab itu, Maurina pun menyiapkan strategi komunikasi khusus yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari kliennya kepada Gen Z dan Alpha.

"Saat mengemas pesan, perlunya strategi komunikasi yang diperlukan oleh brand dalam menentukan target pasar seperti umur, jenis kelamin, dan lokasi. Kemudian menentukan background influencer, penggunaan kata atau bahasa dalam penyampaian, konsep acara, dan yang paling penting adalah data valid yang dihasilkan melalui riset," beber dia.

Hal tersebut, sambung Maurina, nantinya akan berpengaruh dalam positioning ketika membentuk identitas yang dimiliki oleh brand seperti atribut, manfaat, pesaing, pemakai, harga, dan kategori produk.

"Buat sesuatu yang simpel, tapi mudah diingat," ujar Maurina.

Topik:

  • Dheri Agriesta

Berita Terkini Lainnya