Kisah Sukses Titik Temu, dari Seminyak hingga Cipete

Titik Temu Coffee kini juga ada di MBloc dan Sarinah

Jakarta, IDN Times - Titik Temu Coffee merupakan jenama kafe terkenal yang memulai kiprahnya di Bali enam tahun silam. Namun, dibalik kesuksesannya saat ini, ada cerita menarik yang bisa dipetik dari perjalanan bisnis para pendiri Titik Temu Coffee.

Dari lika-liku perjalanan bisnisnya, Titik Temu Coffee berhasil menjadi penyedia kopi dan cemilan bagi para delegasi internasional yang hadir pada G20 Digital Innovation Network di Denpasar.

Titik Temu Coffee merupakan sebuah usaha kopi yang kedainya pertama kali didirikan di Seminyak, Bali pada 2016 silam. Berikut kisah perjalanan bisnis Titik Temu Coffee sejak pertama kali didirikan hingga sekarang.

Baca Juga: Kisah Sukses Farel Prayoga, dari Ngamen hingga Naik Jet Pribadi

1. Didirikan oleh 15 orang founder

Kisah Sukses Titik Temu, dari Seminyak hingga CipeteTitik Temu Coffee (dok. Titik Temu)

Titik Temu Coffee pertama kali didirikan berkat inisiatif Joseph Erwin dengan 14 rekannya pada 2014. Dalam pertemuan tersebut, lahirlah sebuah ide guna memulai bisnis kopi di Bali yang merupakan pusat destinasi wisata mancanegara di Indonesia.

Kolaborasi 15 orang founder tersebut membuat bisnis kopi yang diusung Titik Temu Coffee berkembang signifikan.

"Titik Temu menawarkan produk unggulan minuman berbasis kopi arabica yang berkualitas. Didukung dengan ambience dan lokasi yang strategis, tawaran makanan serta entertainment yang apik menghadirkan pengalaman kedai kopi yang berbeda," ujar Joseph dalam pernyataannya kepada IDN Times, Minggu (11/9/2022).

Tak hanya itu, keuletan para pendiri serta kejelian menangkap peluang bisnis mendorong Titik Temu kini juga telah merambah bisnis coffee roastery.

Baca Juga: Kisah Bintang Bali United Ditolong Tangan Dingin Manajer Chelsea

2. Hantaman pandemik COVID-19

Kisah Sukses Titik Temu, dari Seminyak hingga CipeteIlustrasi Virus Corona. (IDN Times/Aditya Pratama)

Kendati bisnis mengalami perkembangan pesat, Titik Temu sempat dihadapkan pada tantangan cukup berat ketika pandemik COVID-19 menghantam Indonesia awal 2020 silam.

Ketika banyak bisnis beramai-ramai beralih ke online, Titik Temu justru tidak mengikutinya. Joseph menilai hal tersebut kurang pas dengan Titik Temu.

"Titik Temu memiliki tujuan untuk menjadi tempat pertemuan para pelanggan setia kami dengan teman-teman mereka sehingga melalui Titik Temu dapat terlahir ide-ide baik. Menjual kopi secara online dirasa kurang sesuai dengan karakter kami," beber Joseph.

3. Efisiensi dan penggunaan platform digital

Kisah Sukses Titik Temu, dari Seminyak hingga Cipeteinstagram.com/mokapos

Dalam perjalanannya menghadapi pandemik COVID-19, Joseph dan segenam manajemen Titik Temu melakukan berbagai efisiensi. Salah satunya dengan menggunakan platform digital guna memudahkan operasional bisnis mereka.

Namun, sambung Joseph, belum ada yang dapat memberikannya layanan optimal ataupun mudah digunakan oleh para karyawan Titik Temu.

Solusinya pun perlahan mulai ditemukan Titik Temu yang menggunakan aplikasi Moka sebagai penyedia layanan point of sales dari GoTo Financial.

Joseph mengatakan, Moka sangat membantu Titik Temu dalam meningkatkan efisiensi operasional bisnis.

"Aplikasi Moka memiliki user experience yang sederhana sehingga memudahkan proses implementasi solusi digital ini pada bisnis kami. Mengingat Moka sudah banyak digunakan di banyak tempat, hal ini memudahkan kami melatih karyawan baru yang mungkin pernah menggunakan Moka di pekerjaan sebelumnya. Selain itu kami juga sangat terbantu dengan layanan after sales yang memuaskan dari tim Moka," tutur dia.

Baca Juga: Kisah Sukses Bangun Bisnis ala Owner Bakso Aci

4. Mulai buka cabang dengan konsep baru

Kisah Sukses Titik Temu, dari Seminyak hingga Cipeteinstagram.com/titiktemucoffee

Setelah pandemik COVID-19 mulai mereda, Joseph melihat ada perubahan pada preferensi pelanggan Titik Temu. Menurut Joseph, para pelanggan sekarang lebih memilih tempat minum kopi luar ruang atau outdoor dibandingkan di dalam ruangan.

Fenomena ini menginspirasi Joseph bersama manajemen Titik Temu untuk membuka outlet baru dengan konsep yang berbeda.

"Singkat cerita, hadirlah Titik Temu cabang Cipete, kedai kopi yang 90 persen areanya bersifat outdoor. Titik Temu cabang Cipete langsung ramai dikunjungi pelanggan dan menjadi momentum Titik Temu dalam meningkatkan penjualan pasca pandemik," ujar Joseph.

5. Saran dari founder Titik Temu Coffee untuk para pemula

Kisah Sukses Titik Temu, dari Seminyak hingga CipeteTitik Temu Coffee (instagram.com/gultomdedi)

Atas segala capaiannya tersebut, Joseph pun memberikan bagi pelaku usaha yang baru memulai usaha untuk membuat perencanaan keuangan yang matang.

COVID-19, kata Joseph, membuat pihaknya tersadar kalau keuangan perusahaan harus dikelola dengan sangat baik.

"Berbeda dengan aplikasi kasir yang kami gunakan sebelumnya, Moka sangat membantu kami dengan sistem pencatatan penjualan yang real time yang menghasilkan laporan keuangan yang lebih transparan sehingga memudahkan manajemen dalam melakukan pengawasan," kata dia.

Transparansi dalam pengawasan ini semakin penting mengingat saat ini Titik Temu telah memiliki lima kedai kopi tersebar di seluruh Jawa-Bali dengan lebih dari seratus karyawan.

"Kami juga berencana untuk melakukan ekspansi ke Medan sehingga koordinasi antar tiga pulau ini menjadi semakin penting. Pelaporan keuangan yang komprehensif dari aplikasi Moka juga memudahkan kami dalam menentukan strategi bisnis ke depan," ucap Joseph.

Selain berlokasi di Seminyak dan Ubud Palace, Titik Temu Coffee juga hadir di Cipete, Mbloc, dan terbaru di Sarinah.

Baca Juga: Kisah Sukses Pendiri Binance, Miliarder Dunia yang Dulunya Pegawai McD

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya