Kronologi Dugaan Penggelapan Dana Rp4 Miliar oleh Fintech Tanijoy

Permasalahan dengan para lender terjadi sejak tahun lalu

Jakarta, IDN Times - Tanijoy, startup di sektor agribisnis tiba-tiba namanya viral di media sosial. Hal itu tak terlepas dari dugaan penggelapan dana para investor yang dilakukan Tanijoy dengan nominal mencapai lebih dari Rp4 miliar.

Tanijoy juga merupakan fintech peer to peer (P2P) lending yang fokus pada penyediaan akses permodalan bagi para petani kecil melalui investasi online para pendana atau lender.

Tanijoy sendiri berperan sebagai perantara antara lender dan petani selaku borrower atau peminjam.

Baca Juga: 5 Fakta Tanijoy, Startup yang Dituding Menggelapkan Dana Investor

1. Masalah dengan Tanijoy bermula sejak pertengahan 2020

Kronologi Dugaan Penggelapan Dana Rp4 Miliar oleh Fintech TanijoyIlustrasi. (IDN Times/Arief Rahmat)

Kasus dugaan penggelapan dana investor yang dilakukan Tanijoy sebenarnya terjadi sejak pertengahan 2020 silam. Fakta ini diperoleh IDN Times setelah mewawancarai salah seorang investor atau lender Tanijoy, Fadhilah Pijar Ash Shiddiq.

"Secara kronologis masalahnya dimulai dari pertengahan 2020, di saat beberapa proyek investasi selesai bahkan saldo milik pendana sudah balik ke akun masing-masing, tapi saat ditarik (withdraw) uangnya tidak masuk ke rekening terdaftar," ucap pria yang akrab dipanggil Fadhil tersebut, saat dihubungi IDN Times, Senin (26/7/2021).

Fadhil yang juga merupakan Ketua I Himpunan Lender Tanijoy mengungkapkan bahwa pada September 2020, manajemen Tanijoy memberikan klarifikasi terkait persoalan tersebut.

"Tanijoy menyampaikan kalau ada permasalahan dan akan tertunda pengembalian dananya dan sampai sekarang masih banyak yang tertunda," kata dia.

Baca Juga: Tingkatkan Keamanan Transaksi, Amartha Luncurkan Layanan Dana Lender

2. Ada lebih dari 100 proyek investasi bermasalah dengan nilai lebih dari Rp4 miliar

Kronologi Dugaan Penggelapan Dana Rp4 Miliar oleh Fintech TanijoyIlustrasi untung rugi (IDN Times/Arief Rahmat)

Dari permasalahan tersebut, lanjut Fadhil, terungkap sebanyak 400 orang lender tidak dapat memperoleh dananya kembali bahkan setelah proyek tani selesai.

Mereka pun kemudian mulai bertanya melalui kontak dan sosial media Tanijoy, tetapi tak satupun yang mendapatkan jawaban soal kejelasan kapan dana akan dikembalikan.

"Jadi Rp4 miliar ini akumulasi dari 108 proyek investasi bermasalah. Ada sebagian yang proyek investasinya sudah selesai, tapi pas withdraw malah bermasalah, ada juga yang sampai saat ini proyek investasinya enggak ada kabar lagi sejak Januari atau Maret 2021," tutur Fadhil.

3. Klarifikasi Tanijoy

Kronologi Dugaan Penggelapan Dana Rp4 Miliar oleh Fintech Tanijoytanijoy.id

Fadhil pun kemudian mendapatkan klarifikasi dari pihak Tanijoy terkait persoalan tersebut.

Namun, klarifikasi tersebut tidak menjawab mengapa begitu banyak dana lender yang tidak bisa diperoleh kembali sampai saat ini.

"Tanijoy sendiri mengklaim permasalahan utamanya adalah pada proses collection di petani, tapi beberapa petani mengklaim kalau justru Tanijoy yang bermasalah," kata Fadhil.

Adapun, klarifikasi tersebut disampaikan Tanijoy dalam virtual meeting atau rapat virtual yang dilaksanakan bersama para lender, termasuk Fadhil pada 7 Mei 2021. IDN Times pun mendapatkan berita acara virtual meeting tersebut

Dalam dokumen notula virtual meeting mediasi itu, CEO Tanijoy, Nanda Putra mengakui bahwa pihaknya melakukan kesalahan dengan tetap mengirimkan laporan akhir dan juga top up dana ke saldo para lender dengan menggunakan dana talangan atau dari Tanijoy sendiri.

"Namun, seiring berjalannya waktu, banyak oknum (petani) yang tidak menyelesaikan kewajibannya. Dari 126 proyek yang telah selesai, 30 proyek belum menyelesaikan kewajibannya atau berdasarkan persentase, 35,3 persen dari total proyek belum lunas pembayarannya," ucap Nanda.

Selain itu, Nanda juga mengungkapkan bahwa ada proyek-proyek yang belum selesai sesuai dengan jadwal jatuh temponya karena beberapa kendala seperti gagal panen atau rugi, petani yang kurang responsif, dan sumber daya manusia (SDM) Tanijoy yang terbatas.

"Kondisi Tanijoy saat ini, semenjak pandemik, terus mengurangi jumlah
SDM. Seperti diketahui, bahwa pendapatan Tanijoy Fintech berasal dari proyek yang dipublikasikan melalui platform Tanijoy. Semenjak pandemi dan Tanijoy menghentikan publikasi proyek, maka pendapatan Tanijoy Fintech pun tidak ada. Per April ini, hanya tersisa dua orang karyawan yang full-time untuk menangani aktivitas sehari-hari di Tanijoy Fintech," ujar Nanda dalam notula virtual meeting bersama lender 7 Mei lalu.

4. Janji Tanijoy kepada para lender-nya

Kronologi Dugaan Penggelapan Dana Rp4 Miliar oleh Fintech TanijoyJajaran direksi Tanijoy - (Tangkapan layar situs resmi Tanijoy)

Tanijoy sendiri kemudian berjanji untuk menyelesaikan masalah kepada lender tersebut dalam kurun waktu 35-36 bulan atau tiga tahun.

Hal itu dilakukan dengan menggunakan laba dari lini usaha Tanijoy lainnya, yakni Tanijoy Trade. Laba dari Tanijoy Trade dan juga collection dari Mitra Tani ditargetkan Nanda bisa digunakan untuk proses pengembalian ke pendana, terutama untuk melakukan pengembalian, terutama withdraw.

Namun, Fadhil dan para lender lainnya tidak setuju dengan tawaran tersebut dan tidak ingin menunggu dalam waktu selama itu.

"Fari himpunan lender sendiri tidak setuju dengan tawaran tersebut. Lender inginnya pengembalian dana bisa bertahap (dicicil) saja per bulan," katanya.

Hingga berita ini diturunkan, IDN Times masih belum mendapatkan respons terbaru dari Nanda Putra selaku CEO Tanijoy maupun Kukuh Adi Santoso sebagai COO Tanijoy, dan Febrian Imanda Effendy selalu CTO Tanijoy.

Baca Juga: Hati-hati, Ini 3 Modus Penipuan Bursa Investasi yang Wajib Diketahui

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya