Industri Gelontorkan Investasi Rp1 Triliun untuk Pendidikan Vokasi

Industri semakin tertarik dengan dunia vokasi atau SMK

Bogor, IDN Times - Program Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan (SMK PK) skema pemadanan dukungan (SPD) 2023 berhasil menarik komitmen investasi dari industri hingga lebih dari Rp1 triliun.

Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Saryadi saat menghadiri Unite For Education (UFE) Sustainability Forum ke-12 yang diselenggarakan oleh PermataBank, Rabu (25/1/2023).

"Januari ini lagi dikurasi. Dari data awal sudah diperoleh (komitmen investasi) dari industri lebih dari Rp1 triliun," ujar Saryadi.

Baca Juga: Cuma 23 Persen Lulusan Perguruan Tinggi Masuk Pasar Kerja, Sad Banget!

1. Perolehan komitmen investasi industri alami kenaikan

Industri Gelontorkan Investasi Rp1 Triliun untuk Pendidikan VokasiIlustrasi Investasi. (IDN Times/Aditya Pratama)

Saryadi mengakui, perolehan komitmen investasi SMK PK SPD 2023 lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Sebagai informasi, program SMK PK SPD pertama kali diluncurkan pada 2022. Tahun lalu, industri menggelontorkan investasi untuk program tersebut sebesar lebih dari Rp400 miliar.

"Data tahun ini masih dikurasi, tahun lalu pun awalnya ada Rp700 miliaran dan setelah dikurasi dengan kesesuaian program dapat Rp439 miliar. Ini komitmen dari industri untuk bisa masuk di dalam program SMK Pusat Keunggulan," tutur Saryadi.

Baca Juga: Ada 3 Tantangan Bonus Demografi, Pendidikan Vokasi Jurus Menghadapinya

2. Naiknya komitmen investasi industri untuk program SMK PK gara-gara Jokowi

Industri Gelontorkan Investasi Rp1 Triliun untuk Pendidikan VokasiPresiden Jokowi hadiri Konferensi Khusus untuk Memperingati 30 Tahun Hubungan ASEAN-RRT. (dok. Biro Pers Kepresidenan)

Naiknya komitmen investasi industri buat program SMK PK SPD bukannya tanpa alasan. Salah satu penyebabnya adalah komitmen dari Presiden Joko "Jokowi" Widodo yang mengeluarkan beragam aturan untuk memperkuat pendidikan vokasi di Indonesia.

"Artinya dari situ kita lihat ada peningkatan signifikan keterlibatan industri dan dunia usaha untuk sekolah menengah kejuruan. Regulasi dan dukungan presiden memperkuat posisi pendidikan vokasi guna didukung pemangku kepentingan," beber Saryadi.

Adapun komitmen penguatan pendidikan vokasi telah disampaikan Jokowi sejak 2016 lewat keluarnya INPRES tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), serta Peraturan Presiden (PERPRES) perihal Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi pada tahun 2022.

Baca Juga: Cak Imin Harap Sistem Pendidikan Pesantren Bisa Diekspor ke Rusia

3. Turunnya minimal plafon investasi

Industri Gelontorkan Investasi Rp1 Triliun untuk Pendidikan VokasiIlustrasi Grafik Penurunan (IDN Times/Arief Rahmat)

Selain karena Jokowi, naiknya komitmen investasi industri buat SMK PK SPD disebabkan oleh turunnya minimal plafon investasi yang ditetapkan oleh Kemendikbudristek.

Pada awal pembukaan program SMK PK SPD tahun lalu, minimal komitmen investasi dari industri adalah Rp300 juta. Namun, pada tahun ini angkanya turun jadi Rp200 juta.

"Turunnya batas minimal komitmen sangat signifikan untuk penambahan industri yang minat berinvestasi di SMK PK, dari Rp300 juta ke Rp200 juta," kata Saryadi.

4. Tentang program SMK PK SPD

Industri Gelontorkan Investasi Rp1 Triliun untuk Pendidikan VokasiSiswa SMK, Jeannie pamerkan skill rias di Vokasiland 2022. IDN Times/Ardiansyah Fajar

Sebagai informasi, program SMK PK SPD adalah mekanisme pengembangan SMK PK yang memiliki basis kemitraan dengan dunia usaha atau dunia industri. Adapun pendanannya didukung oleh APBN dan investasi dari industri.

Dalam program tersebut, pihak industri bakal dilibatkan langsung dalam pembuatan kurikulum di SMK PK. Kurikulum ini sendiri nantinya disesuaikan dengan kebutuhan dunia industri saat ini. Dengan demikian, kemampuan yang nantinya dimiliki lulusan SMK PK bisa sejalan dengan dunia kerja.

Kemendikbud pun mengklaim bahwa jalinan kolaborasi industri dan SMK PK berhasil meningkatkan keterserapan lulusan SMK di dunia kerja hingga 60 persen.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya