Kurs Rupiah terhadap Dolar AS Perkasa Sepanjang Hari

Rupiah menguat di level Rp14.319 per dolar AS

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih menunjukkan keperkasaannya. Kurs rupiah ditutup menguat pada penutupan perdagangan, Kamis (6/5/2021) sore.

Mengutip Bloomberg, mata uang Garuda ditutup menguat 116 poin atau 0,8 persen pada level Rp14.319 per dolar AS dibandingkan penutupan pada hari sebelumnya yang berada di level Rp14.435.

Baca Juga: Dibuka Melemah, Rupiah Berpotensi Perkasa Terhadap Dolar AS Hari Ini

1. Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah BI

Kurs Rupiah terhadap Dolar AS Perkasa Sepanjang Hariilustrasi rupiah (IDN Times/Umi Kalsum)

Sementara itu, berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) pada Kamis (6/5/2021) tercatat, nilai tukar rupiah sebesar Rp14.364 per dolar AS.

Angka ini lebih kecil dari kurs rupiah pada Rabu (5/5/2021) yang ada di level Rp14.439 per dolar AS

2. Penguatan rupiah pada penutupan perdagangan sesuai prediksi

Kurs Rupiah terhadap Dolar AS Perkasa Sepanjang HariIlustrasi Uang (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Penguatan kurs rupiah terhadap dolar AS sore ini sesuai dengan prediksi pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra.

Sejak dibuka pagi tadi, kurs rupiah memang menunjukkan penguatan terhadap mata uang Paman Sam. Hal tersebut mengikuti sentimen positif para pelaku pasar global terhadap aset-aset berisiko.

"Pagi ini terlihat indeks saham Asia menguat. Sentimen didukung oleh ekspektasi pemulihan ekonomi global," kata Ariston. Dukungan juga datang dari yield obligasi AS untuk tenor 10 tahun yang tertekan di bawah 1,6 persen.

Baca Juga: Ini 5 Cara Aman Menukarkan Uang ke Pecahan Receh Jelang Lebaran! 

3. Rupiah ditutup melemah sehari sebelumnya

Kurs Rupiah terhadap Dolar AS Perkasa Sepanjang HariIlustrasi. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Pada perdagangan sebelumnya atau Rabu (5/5/2021), kurs rupiah ditutup melemah 5 poin atau 0,03 persen ke level Rp14.435.

Direktur PT. TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan rupiah dipengaruhi angka pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih mencatatkan kontraksi.

Kepala BPS Suhariyanto menyebut Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tiga bulan pertama 2021 tumbuh -0,96 persen dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq). Sementara dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy), ekonomi Indonesia tumbuh 0,74 persen.

Realisasi ini tidak jauh dari ekspektasi pasar, bahkan sedikit lebih baik. Konsensus yang dihimpun pasar memperkirakan PDB terkontraksi 1,09 persen qtq, sementara secara tahunan diperkirakan terjadi kontraksi 0,87 persen yoy.

“Dengan demikian, kontraksi PDB Indonesia genap terjadi selama empat kuartal beruntun. Artinya, Indonesia terjebak di ‘jurang’ resesi ekonomi selama 1 tahun,” jelasnya.

Baca Juga: Minat Kerja di Bank? Ini Daftar Gaji 5 Bank Besar di Indonesia

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya