Laba Konsolidasi BUMN Tembus Rp303,7 Triliun Selama 2022
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, memaparkan capaian kinerja BUMN sepanjang 2022. Erick mengatakan, BUMN berhasil mencatatkan pertumbuhan laba konsolidasi yang signifikan.
Pada 2022, laba konsolidasi BUMN tercatat sebesar Rp303,7 triliun. Angka tersebut meroket 142,4 persen dibandingkan periode 2021 yang hanya Rp125 triliun.
"Itu merupakan hasil yang menggembirakan, tapi sekaligus tekanan," kata Erick dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi VI DPR RI, Senin (13/2/2023).
1. Pertumbuhan laba sejalan dengan transformasi BUMN
Tekanan itu datang lantaran selisih kenaikan laba konsolidasi itu sejalan dengan proses transformasi BUMN yang mencapai 75 persen.
"Kami khawatir, apakah sisa 25 persen ini nanti membuat pertumbuhan laba di 2023 masih bisa lebih tinggi atau tidak," ujar Erick.
Baca Juga: Kolaborasi BUMN-Startup, Erick Thohir Luncurkan BUMN Startup Day 2022
2. Aset BUMN alami peningkatan
Editor’s picks
Selain laba konsolidasi, aset BUMN juga mengalami peningkatan cukup signifikan. Pada 2022, aset BUMN tercatat sebesar Rp9.567 triliun, sedangkan pada tahun sebelumnya hanya Rp8.978 triliun.
Sementara itu, ekuitas konsolidasi BUMN tercatat sebesar Rp3.150 triliun dari sebelumnya Rp2.776 triliun pada 2021.
"Kenaikan ekuitas itu merupakan efek dari banyaknya aksi korporasi yang dilakukan BUMN," ujar Erick.
Baca Juga: Laba Bersih BUMN Tembus Rp303 T, Kontribusi Terbesar Sektor Perbankan
3. Kontribusi terbesar laba konsolidasi BUMN
Erick pun mengungapkan, sektor perbankan menyumbang kontribusi terbesar dalam raihan laba bersih konsolidasi BUMN sepanjang 2022.
"Alhamdulillah, dari 12 klaster yang kita miliki, jasa keuangan ini yang paling tinggi kontribusinya," ujar dia.
Dari data yang belum diaudit, laba bersih PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) paling tinggi, yakni mencapai Rp51,4 triliun.
Kemudian disusul oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) di atas Rp40 triliun, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) di atas Rp18 triliun, dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) sebesar Rp3 triliun lebih.
"Kalau kita lihat, nanti mungkin detailnya gak bisa berikan secara terbuka laporan masing-masing perusahaan ini kan masih mau diaudit," ujar Erick.