Lagi dan Lagi, BI Tahan Suku Bunga Acuan Tetap 3,5 Persen

Keputusan BI untuk mendukung pertumbuhan ekonomi domestik

Jakarta, IDN Times - Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) Edisi Juli 2022 memutuskan kembali mempertahankan suku bunga acuan atau 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) di angka 3,5 persen.

Selain itu, RDG BI juga memutuskan mempertahankan suku bunga fasilitas deposit di angka 2,75 persen dan suku bunga lending facility sebesar 4,25 persen.

“Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 18 dan 19 April 2022 memutuskan mempertahankan BI Seven Days Reverse Repo Rate sebesar 3,5 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75 persen, dan suku bunga Lending Facility tetap 4,25 persen,” kata Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam konferensi pers virtual, Kamis (21/7/2022).

Baca Juga: Bos IMF: Suku Bunga Global Terus Meningkat hingga 2023

1. Dasar BI mempertahankan suku bunga acuan 3,5 persen

Lagi dan Lagi, BI Tahan Suku Bunga Acuan Tetap 3,5 PersenIlustrasi Inflasi. IDN Times/Arief Rahmat

Perry menjelaskan keputusan tersebut sejalan dengan pengendalian inflasi, menjaga stabilitas nilai tukar, dan mendukung pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Keputusan BI tersebut juga diambil dalam rangka merespons naiknya tekanan eksternal dan kondisi ekonomi global.

"Ini konsisten dengan perkiraan inflasi inti yang masih terjaga di tengah risiko dampak perlambatan ekonomi global terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri," kata Perry.

Baca Juga: Bank Investasi Eropa Siapkan Rp15 Triliun untuk Pembangunan Indonesia 

2. BI merevisi pertumbuhan ekonomi global

Lagi dan Lagi, BI Tahan Suku Bunga Acuan Tetap 3,5 PersenIlustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Perry pun menyatakan, BI mengoreksi angka pertumbuhan ekonomi global tahun ini.

Revisi pertumbuhan ekonomi global dilakukan BI dengan melihat pertumbuhan ekonomi di berbagai negara yang lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.

"Pertumbuhan ekonomi berbagai negara seperti Eropa, AS, Jepang, Tiongkok, dan India diperkirakan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya, disertai dengan kekhawatiran resesi di AS. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2022 diperkirakan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya 3,5 persen menjadi 2,9 persen," ujar Perry.

3. BI sebut pertumbuhan ekonomi domestik bias ke bawah

Lagi dan Lagi, BI Tahan Suku Bunga Acuan Tetap 3,5 PersenIlustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Selain merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global, BI menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi domestik akan bias ke bawah.

Hal itu sejalan dengan perbaikan ekonomi yang terus berlanjut lewat dukungan peningkatan konsumsi, investasi nonbangunan, dan kinerja ekspor lebih tinggi dari perkiraan.

Sejumlah indikator dini pada Juni 2022, seperti penjualan eceran, ekspektasi konsumen, dan PMI manufaktur mengindikasikan membaiknya proses pemulihan ekonomi domestik.

Pertumbuhan ekonomi juga ditopang kinerja positif berbagai lapangan usaha, seperti industri pengolahan, perdagangan, transportasi dan pergudangan.

"Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2022 diperkirakan bias ke bawah dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia pada 2022, yaitu 4,5 persen sampai 5,3 persen," kata Perry.

Baca Juga: INDEF Kritisi Upaya Pengetatan Likuiditas Bank Indonesia

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya