Larangan Ekspor CPO Bikin Pendapatan BLU Cuma Rp45,8 Triliun

Capaian itu 43,3 persen dari target Rp105,8 triliun

Jakarta, IDN Times - Pelarangan ekspor crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah pada April hingga Mei 2022 memberikan dampak cukup besar terhadap pendapatan Badan Layanan Umum (BLU).

Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Isa Rachmatarwata mengatakan pelarangan ekspor CPO tersebut membuat pendapatan BLU mengalami penurunan pada semester-I 2022.

Data Ditjen Anggaran (DJA) Kemenkeu menunjukkan bahwa pendapatan BLU pada periode tersebut hanya Rp45,8 triliun alias 43,3 persen dari target Rp105,8 triliun yang tercantum di dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 98 Tahun 2022.

Adapun sumber pendapatan BLU pada dasarnya dihimpun dari layanan rumah sakit, perguruan tinggi yang sudah berbentuk BLI, jasa penyelenggara telekomunikasi, perbankan, dan kelapa sawit.

"Ini (kelapa sawit) satu-satunya kelompok Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang mengalami penurunan karena dampak dari larangan untuk ekspor dan itu tentu berdampak pada penerimaan BLU kelapa sawit," ujar Isa dalam Media Briefing Capaian PNBP Semester-I, Kamis (4/8/2022).

Baca Juga: Pemerintah Cabut Larangan Ekspor CPO, Kemendag Bongkar Alasannya

1. Realisasi pendapatan BLU semester-I 2022

Larangan Ekspor CPO Bikin Pendapatan BLU Cuma Rp45,8 TriliunIlustrasi Perkebunan Kelapa Sawit (IDN Times/Sunariyah)

Sementara itu, Direktur PNBP Kementerian/Lembaga DJA Kemenkeu, Wawan Sunarjo mengatakan bahwa realisasi pendapatan BLU sepanjang enam bulan pertama 2022 mengalami penurunan cukup besar.

Dari data yang ada, penurunan realisasi BLU semester-I 2022 adalah sebesar 24 persen bila dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.

"Penurunan itu utamanya berasal dari pendapatan dana perkebunan kelapa sawit, jasa perbankan, dan pengelola kawasan otorita," ucap Wawan.

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Ketergantungan BLU ke APBN Mulai Menurun

2. Rincian penurunan pendapatan BLU

Larangan Ekspor CPO Bikin Pendapatan BLU Cuma Rp45,8 TriliunIlustrasi Grafik Penurunan (IDN Times/Arief Rahmat)

Jika dirincikan, pendapatan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit sampai dengan 30 Juni 2022 sebesar Rp25,22 triliun atau turun 35,4 persen dibandingkan periode sama tahun 2021 yang mencapai Rp39,07 triliun.

Hal itu disebabkan karena turunnya volume ekspor dan sebagai dampaik dari pelarangan ekspor. Adapun volume ekspor 2022 tercatat 11,57 juta metrik ton, sedangkan volume ekspor 2021 mencapai 16,18 juta metrik ton.

Kemudian penurunan pada jasa layanan perbankan BLU yang turun sebesar 16,1 persen menjadi Rp1,34 triliun. Sebelumnya, pada semester-I 2021 jasa layanan perbankann BLU membukukan pendapatan Rp1,6 triliun.

Lalu ada penurunan pendapatan pengelolaan kawasan otorita sebesar 23,7 persen menjadi Rp0,51 triliun dari sebelumnyaRp0,67 triliun selama semester-I 2021.

3. Realisasi PNBP alami kenaikan

Larangan Ekspor CPO Bikin Pendapatan BLU Cuma Rp45,8 TriliunIlustrasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Di sisi lain, Kemenkeu berhasil membukukan kenaikan realisasi PNBP sebesar 35,8 persen selama enam bulan pertama 2022. Realisasi PNBP hingga 30 Juni 2021 tercatat Rp281 triliun atau 58,3 persen dari target APBN sebesar Rp481,6 triliun.

"Pertumbuhan PNBP utamanya didorong kenaikan pendapatan sumber daya alam (SDA) dan pendapatan kekayaan negara yang dipisahkan (KND)," ujar Isa.

Adapun realisasi pendapatan SDA hingga 30 Juni 2021 sebesar Rp114,6 triliun atau 50,6 persen persen dari target APBN sebesar Rp226,5 triliun. Realisasi pendapatan SDA tersebut tumbuh 91,8 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.

Sementara untuk pendapatan KND pada semester-I 2022 mencapai Rp35,5 triliun atau 95,7 persen dari target di dalam APBN 2022 yang sebesar Rp37,1 triliun. Capaian tersebut meroket 122,9 persen dibandingkan semester-I 2021.

Baca Juga: Sri Mulyani: PNBP Sumber Daya Alam Bakal Lampaui Target 2022

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya