Lawan Vietnam, BKPM Andalkan Kawasan Industri Batang

Investor dapat gratis 5 tahun di Kawasan Industri Batang

Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan alasan mengapa investasi Indonesia masih kalah dengan Vietnam.

Alasan tersebut diungkapkan Bahlil saat memberikan paparan dalam Rapat Kerja Kementerian Perdagangan 2021 pada Kamis (4/3/2021).

Baca Juga: Ekonomi RI Diklaim di Peringkat 4 setelah Tiongkok, Korsel dan Vietnam

1. Harga tanah di Indonesia lebih mahal daripada Vietnam

Lawan Vietnam, BKPM Andalkan Kawasan Industri BatangKepala BKPM, Bahlil Lahadalia. IDN Times/Hana Adi Perdana

Bahlil menjelaskan bahwa harga tanah di Indonesia masih jauh lebih mahal dibandingkan di Vietnam. Hal itu menyebabkan banyak perusahaan asing yang urung berinvestasi dengan mendirikan pabriknya di Indonesia.

"Salah satu persoalan kenapa investasi kita kalah saing dengan Vietnam karena tanah-tanah di Vietnam jauh lebih murah dibandingkan di Indonesia," jelas Bahlil.

2. Kawasan Industri Batang

Lawan Vietnam, BKPM Andalkan Kawasan Industri BatangIlustrasi industri/pabrik. IDN Times/Arief Rahmat

Agar investor mau memilih Indonesia ketimbang Vietnam, BKPM kemudian mulai mempromosikan Kawasan Industri (KI) Batang di Jawa Tengah. "Di sana kita kasih gratis 5 tahun tanahnya. Ini pasti lebih murah dari Vietnam," ujar Bahlil.

Selain tanahnya yang gratis, pemerintah juga mempersiapkan berbagai macam infrastruktur di sekitar KI Batang agar perusahaan yang berinvestasi di sana bisa lebih mudah dalam beroperasi.

"Jarak 350 meter dari pintu tol (Batang) ada rel kereta api, kemudian ada juga pelabuhan," imbuh Bahlil.

Baca Juga: BKPM: Pembangunan Fase 1 KIT Batang Ditargetkan Selesai Mei 2021

3. Investor terima beres

Lawan Vietnam, BKPM Andalkan Kawasan Industri BatangSalah satu pabrik milik investor di PPU (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Lebih lanjut Bahlil menjelaskan bahwa para perusahaan yang mau berinvestasi di KI Batang bakal terima beres lantaran izinnya bakal diurus oleh BKPM.

"Ini konsepnya adalah silakan investor bawa teknologi, bawa modal nanti izin-izinnya akan diurus oleh BKPM," terang dia.

Kemudian, lanjut Bahlil, jika nanti perusahaan yang berinvestasi tersebut berhasil membuat produknya maka tugas Kementerian Perdagangan untuk menghitung perihal urusan perdagangannya baik ekspor dan impor bahan bakunya.

Bahlil juga menerangkan bahwa dalam waktu dekat ini sudah ada perusahaan asal Korea Selatan yang siap membangun pabriknya di KI Batang.

"Nah kalau produknya sudah ada baru Kementerian Perdagangan mulai hitung neraca perdagangan dan ekspornya. Mulai bulan empat itu sudah ada pabrik kaca dari Korea yang mulai groundbreaking termasuk LG untuk pabrik baterai di KI Batang," jelas dia.

Baca Juga: LG Siap Groundbreaking Pabrik Baterai Mobil Listrik di RI Akhir Maret

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya