Lewat Bus Listrik, Bakrie Group Kurangi Pendapatan dari Energi Kotor

Bakrie Group hadirkan bus listrik lewat Vektor

Jakarta, IDN Times - Bakrie Group berkomitmen untuk mengurangi pendapatannya dari energi tradisional seperti fosil dan hidrokarbon. CEO Bakrie Group, Anindya Bakrie, mengatakan, sebagian besar pendapatan perusahaan yang dipimpinnya datang dari dua sumber tersebut.

"80 persen pendapatan Bakrie Group saat ini datang dari energi tradisional seperti fosil dan hidrokarbon yang sifatnya terbatas dan tidak bersih. Ketika Indonesia hendak menuju net zero 2060, kami ingin menguranginya dengan penggunaan energi bersih," ucap Anindya dalam ASEAN Business and Investment Summit (ABIS) 2023 di Hotel Sultan Jakarta, Senin (4/9/2023).

Baca Juga: Anindya Bakrie dan Erick Thohir Pegang 51 Persen Saham Oxford United

1. Menghadirkan bus listrik

Lewat Bus Listrik, Bakrie Group Kurangi Pendapatan dari Energi KotorPT Transjakarta resmi operasikan bus listrik. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan, akan ada 100 bus listrik yang beroperasi hingga akhir 2022. (IDN Times/Uji Sukma Medianti)

Anindya menambahkan, untuk bisa fokus pada energi bersih pihaknya memulai dengan menghadirkan transportasi umum berbasis listrik, yakni bus listrik.

Bus listrik tersebut dihadirkan Bakrie Group lewat anak perusahaannya, PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) atau Vektor.

Anindya pun mengungkapkan alasan menghadirkan bus listrik sebagai sarana untuk meraup pendapatan dari energi bersih.

"Batch pertama ada 52 bus dan mereka telah mengangkut 15 juta orang, menempuh jarak 3 juta kilometer dan menghemat banyak CO2 yang ekuivalen dengan seperempat juta pohon yang ditanam," ujar Anindya.

Baca Juga: Telkom Konsisten Terapkan Net Zero Emission: Pembangunan Data Center

2. Jakarta butuh banyak bus listrik

Lewat Bus Listrik, Bakrie Group Kurangi Pendapatan dari Energi KotorBus Listrik Transjakarta (dok. Humas Pemprov DKI Jakarta)

Anindya yang merupakan Komisaris Utama Vektor mengatakan, VKTR telah memilih berfokus dalam pengembangan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di segmen kendaraan komersial, khususnya bus dan truk.

Hal itu sejalan dengan kebutuhan bus di Jakarta yang diperkirakan sampai 10 ribu unit lebih.

"Data menunjukkan bahwa kebutuhan bus di Jakarta saja mencapai lebih dari 10 ribu unit hingga tahun 2030. Jika memperhitungkan potensi di seluruh Indonesia, angka tersebut dapat meningkat hingga 20 kali lipat lebih besar," ujar Anindya.

Baca Juga: Kurangi Emisi, PTBA Operasikan Hybrid Dump Truck hingga Bus Listrik

3. Kerja sama dengan China

Lewat Bus Listrik, Bakrie Group Kurangi Pendapatan dari Energi KotorBus listrik milik PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) (dok. Vektor)

Vektor sendiri saat ini telah menjalin kerja sama strategis dengan produsen bus terbesar di dunia, BYD Auto untuk menguatkan posisinya dalam pengembangan kendaraan listrik.

Adapun saat ini Vektor telah menyediakan 30 unit bus merek BYD yang dioperasikan oleh TransJakarta dan dalam waktu dekat akan menambah 22 unit bus lagi dengan merek sama.

"VKTR saat ini mengimpor bus tipe K-9 secara CBU (completely built-up) langsung dari pabrik BYD di Shenzhen, China. Namun, kami juga tengah merintis pembangunan fasilitas perakitan di Indonesia melalui kemitraan dengan mitra lokal Trisakti yang berpengalaman di bidangnya," kata Direktur Utama Vektor, Gilarsi W Setijono.

Gilarsi menambahkan, fasilitas perakitan KBLBB bus milik Vektor akan berlokasi di Magelang, Jawa Tengah, dengan rencana tahap awal kapasitas perakitan sebesar 500 unit per tahun.

"Kami berkomitmen untuk mengembangkan fasilitas ini menjadi lini manufaktur yang handal dengan peningkatan kapasitas hingga lebih dari 3.000 unit per tahun. Dengan ini, kami berharap dapat memenuhi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang ditetapkan oleh pemerintah dan menghasilkan produk kendaraan listrik yang merupakan kebanggaan nasional," ujar Gilarsi.

Baca Juga: Resmi IPO, Emiten Bus Listrik Vektor Raup Dana Rp875 Miliar

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya