Menteri PPN: Indonesia Terjebak Middle Income Trap Selama 29 Tahun

RI harus segera keluar dari status middle income trap

Jakarta, IDN Times - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa mengisyaratkan Indonesia sudah terlalu lama berada dalam jebakan negara pendapatan menengah alias middle income trap.

Oleh karenanya, Indonesia harus segera keluar dari kondisi tersebut dan menjadi negara dengan pendapatan tinggi atau high income country.

"Kita ingin sekali segera graduasi dari middle income masuk di high income dan kita cukup lama, sudah sekitar 29 tahun di middle income trap," ujar Suharso dalam Indonesia Development Forum 2022, Selasa (22/11/2022).

Baca Juga: Menteri PPN: 30 Persen Makanan di Indonesia Menjadi Sampah

1. Indonesia masuk middle income trap sejak tahun 80-an

Menteri PPN: Indonesia Terjebak Middle Income Trap Selama 29 TahunNew World Bank country classifications by income level: 2021-2022 (Source: Screenshot World Bank)

Suharso pun menjelaskan bagaimana Indonesia bisa masuk ke dalam middle income trap. Status middle income yang tersemat pada Indonesia sudah terjadi sejak periode 1980-an.

Indonesia kala itu menjadi negara dengan pendapatan menengah bersama dengan China. Namun, jika dilihat berdasarkan kondisi saat ini, Indonesia justru tertinggal dari China yang saat ini berstatus sebagai salah satu negara dengan pendapatan tinggi.

"Sebenarnya kalau dibandingkan dengan China tahun 80-an. 82-83 kita sudah masuk di middle income, ketika itu seingat saya," ucap Suharso.

Baca Juga: Indonesia Terjebak Posisi Middle Income Selama 29 Tahun, Mengapa?

2. Industrialisasi kunci transformasi ekonomi

Menteri PPN: Indonesia Terjebak Middle Income Trap Selama 29 TahunUnsplash.com

Lebih lanjut Suharso menjelaskan tentang industrialisasi yang bisa jadi penggerak utama transformasi ekonomi guna keluar dari status middle income trap.

"Transformasi ekonomi sekali lagi memang melalui industrialisasi supaya kita bisa mendapatkan pacuan dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi," kata dia.

Suharso menambahkan, seiring dengan membaiknya perekonomian Indonesia, peningkatan share industri pengolahan terhadap produk domestik bruto juga menjadi prioritas.

"Industrialisasi ke depan harus menjawab kebutuhan lifestyle baru, yang sustainable, smart, and functional. Konsumen-konsumen kita semakin pandai, semakin smart, maunya affordable dan canggih. Dengan demikian, juga model-model bisnis akan berubah, permintaan tenaga kerja berubah dan demikian juga cara pembiayaan juga berubah," tuturnya.

3. Indonesia turun kelas jadi negara pendapatan menengah bawah

Menteri PPN: Indonesia Terjebak Middle Income Trap Selama 29 TahunNew World Bank country classifications by income level: 2021-2022 (Source: Screenshot World Bank)

Sebelumnya diberitakan, Indonesia pada Juli tahun lalu turun kelas menjadi negara berpenghasilan menengah ke bawah (lower middle income). Padahal sebelumnya, Indonesia masuk sebagai negara dengan status pendapatan menengah ke atas.

Hal itu tertuang dalam laporan Bank Dunia (World Bank) tentang Gross National Income (GNI) atau pendapatan nasional bruto (PNB) negara dunia yang dirilis pada 1 Juli 2021.

Menurut World Bank, negara yang masuk dalam kategori lower-middle-income yaitu mereka yang memiliki GNI per kapita antara 1.046 dolar Amerika Serikat (AS) sampai 4.095 dolar AS. Rentang ini telah dinaikkan dari 1.035-4.045 dolar AS tahun lalu karena memperhitungkan inflasi.

Bank Dunia juga menaikkan kisaran pendapatan untuk golongan berpenghasilan menengah ke atas yaitu dengan GNI sebesar 4.096-12.695 dolar AS dari 4.046-12.535 dolar AS.

Data World Bank menunjukkan GNI per kapita Indonesia tercatat sebesar 3.870 dolar AS pada 2020. Sebelumnya pada 2019, GNI per kapita Indonesia sebesar 4.050 dolar AS, membuatnya masuk kategori berpenghasilan menengah ke atas.

Baca Juga: Airlangga Sebut UU Ciptaker Cara RI Keluar dari Middle Income Trap

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya