Modal Kerja PGE Seret, Diduga gegara Pengelolaan Keuangan Semrawut

Keuangan PGEO masih belum menunjukkan perbaikan

Jakarta, IDN Times - Manajemen PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) atau PGE disebut tidak mampu mengatur arus kas secara optimal. Hal itu menyebabkan modal kerja (working capital) mengering dan bahkan ada pada kondisi negatif.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2022, PGE memiliki saldo modal kerja negatif sebesar 424.475 dolar Amerika Serikat (AS). Menurut Head of Research Samuel Sekuritas Indonesia, Suria Dharma, kondisi keuangan PGE tersebut hal yang biasa terjadi ketika tata kelola keuangan dilakukan dengan tidak baik.

Menurut analisisnya, hal itu biasanya terkait mengatur pengeluaran dana operasional secara berlebihan tanpa perhitungan yang matang.

"Bisa saja perseroan sudah membeli sejumlah inventory untuk pengembangan proyek misalnya, tapi ternyata proyeknya belum berjalan optimal atau belum dapat menghasilkan income. Nah, ini jadi duit mati istilahnya," kata Suria Dharma dalam keterangannya kepada media, dikutip Senin (29/5/2023).

Baca Juga: Saldo Modal Kerja Negatif, Ini 3 Risiko yang Mengintai PGEO

1. Dukungan finansial dari Pertamina tidak sepenuhnya ideal

Modal Kerja PGE Seret, Diduga gegara Pengelolaan Keuangan SemrawutKantor Pusat PT Pertamina (Persero) (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Di sisi lain, PGEO menyampaikan pendanaan seluruh kegiatan operasionalnya mendapatkan dukungan finansial dari induk usahanya, Pertamina. Namun, Suria menilai kondisi tersebut tidak sepenuhnya ideal.

"Ya kalau diklaim ditanggung atau disubsidi oleh holding-nya, ini juga bukan posisi yang ideal karena bisa menggerus Pertamina juga," kata dia.

Baca Juga: Soal Hasil Penerbitan Green Bonds, PGE Merasa Tak Perlu Lapor OJK

2. Risiko modal kerja negatif

Modal Kerja PGE Seret, Diduga gegara Pengelolaan Keuangan SemrawutIlustrasi penurunan nilai saham. (IDN Times/Arief Rahmat)

Suria menegaskan, kondisi modal kerja negatif yang dialami PGE dapat mempunyai risiko besar jika berlangsung dalam jangka waktu panjang.

"Jika ini terjadi terus menerus, akhirnya perseroan harus tutup lubang gali lubang melalui berbagai macam instrumen pendanaan," katanya.

Suria pun khawatir kalau kondisi tersebut dapat menjadi sinyal buruk bagi kinerja saham PGEO. Apalagi bagi rencana penawaran umum perdana saham (IPO) anak usaha Pertamina lainnya.

Baca Juga: Mau Tambah Utang, PGEO Disarankan Perbaiki Kinerja Operasional

3. Memengaruhi rencana IPO PHE

Modal Kerja PGE Seret, Diduga gegara Pengelolaan Keuangan Semrawutilustrasi IPO (IDN Times/Aditya Pratama)

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, anak usaha Pertamina lainnya, yakni PT Pertamina Hulu Energi (PHE) bakal IPO pada Juni nanti. PHE diperkirakan menyasar dana IPO sekitar 1,36 miliar dolar AS.

Kinerja saham PGEO yang belum optimal dan masih ada di bawah harga IPO diyakini Suria bisa memengaruhi rencana IPO PHE. Padahal, kapitalisasi pasar PGEO saat ini jauh berada di bawah PHE.

"Kalau lihat kondisi saham PGEO saat ini bisa memberikan sentimen negatif untuk saham PHE nanti saat mau IPO. Istilahnya kan size yang lebih kecil saja harganya turun, apalagi dengan size yang yang lebih besar. Jual satu ayam saja harganya turun, apalagi mau jual ayam satu kandang? Kan lebih susah jualnya," tutur dia.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya