Optimalisasi Pendapatan, Garuda Indonesia Terus Fokus di Bisnis Kargo

Bisnis kargo memiliki capaian dan prospek yang baik

Jakarta, IDN Times - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Irfan Setiaputra mengatakan bakal terus fokus pada bisnis kargo guna mengoptimalisasi pendapatan perseroan selama masa sulit akibat pandemik COVID-19.

Bisnis kargo, kata Irfan, memiliki prospek dan pencapaian sangat baik sampai saat ini.

"Kami terus menerus menyaksikan peningkatan jumlah kargo per penerbangan. Alhamdulilah, beberapa penerbangan internasional kami baik itu ke Tiongkok maupun tempat-tempat lain saat ini diisi cukup banyak oleh kargo," ujar Irfan, dalam konferensi pers virtual, Jumat (13/8/2021).

Irfan menambahkan, pesawat Garuda Indonesia yang menuju luar negeri rata-rata membawa kargo dengan berat 25 ton tiap penerbangan.

Baca Juga: Usai Lakukan Perombakan, Erick Thohir Minta Garuda Fokus 2 Hal Ini

1. Bisnis kargo menjadi andalan ketika sektor penumpang belum bisa maksimal

Optimalisasi Pendapatan, Garuda Indonesia Terus Fokus di Bisnis KargoIlustrasi pesawat Garuda Indonesia. (IDN Times/Holy Kartika)

Pada saat bersamaan, Irfan memastikan bahwa pihaknya terus memonitor soal kargo tersebut, termasuk dari sisi rute penerbangan.

Menurut dia, semua rute yang ditempuh pesawat-pesawat Garuda Indonesia dipastikan mampu menghasilkan profit dari segmen kargo.

"Kami terus monitor ini dari waktu ke waktu, saya sendiri secara pribadi ingin memastikan semua rute yang kami terbangkan itu betul-betul yang profitable dan profitnya itu berbasis dari kargo saat ini karena kami tentu saja belum bisa mengharapkan isian penumpang yang maksimal," tutur Irfan.

Baca Juga: Timur Sukirno Gantikan Triawan-Yenny Sebagai Komisaris Garuda

2. Bisnis kargo Garuda Indonesia tumbuh pada Mei 2021

Optimalisasi Pendapatan, Garuda Indonesia Terus Fokus di Bisnis KargoPesawat kargo Garuda Indonesia untuk rute Makassar-Singapura (Dok. Garuda Indonesia)

Sebelumnya diberitakan, Garuda Indonesia mencatatkan pertumbuhan angkutan kargo sebesar 35 persen pada Mei 2021 dibandingkan Mei 2020.

Irfan menyatakan, konsistensi tersebut sejalan dengan kinerja bisnis kargo pada akhir 2020.

Kala itu, Garuda Indonesia berhasil mencatatkan angkutan trafik kargo udara yang menyentuh level 99 persen dari performa angkutan kargo pada periode sebelum pandemik.

Garuda Indonesia, kata Irfan, akan terus mengoptimalkan utilisasi armada bagi perluasan jaringan penerbangan kargo untuk menunjang aktivitas direct call komoditas ekspor unggulan dan UMKM dari berbagai wilayah Indonesia.

Salah satunya melalui pengoperasian 2 armada passenger freighter yang kini melayani sejumlah penerbangan kargo domestik maupun internasional.

"Tidak dapat dipungkiri, situasi pandemi mendorong terjadinya shifting behaviour pada tren bisnis industri penerbangan, di mana kini lini bisnis kargo menjadi salah satu tumpuan utama pendapatan usaha Garuda Indonesia," ujar Irfan.

3. Garuda Indonesia catat pendapatan Rp20,2 triliun sepanjang 2020

Optimalisasi Pendapatan, Garuda Indonesia Terus Fokus di Bisnis KargoPesawat Garuda Indonesia dengan Masker (Dok. IDN Times/Istimewa)

Di sisi lain, Irfan juga melaporkan bahwa Garuda Indonesia mencatat pendapatan sebesar 1,4 miliar dolar AS atau Rp20,2 triliun untuk keuangan tahun buku 2020.

Capaian itu berasal dari pendapatan penerbangan berjadwal sebesar 1,2 miliar dolar AS, penerbangan tidak berjadwal 77 juta dolar AS, dan pendapatan lainnya sebesar 214 juta dolar AS.

"Di tengah penurunan trafik angkutan penumpang yang terjadi imbas kondisi pandemi yang berlangsung sejak tahun lalu, yang tentunya berpengaruh signifikan terhadap perfoma kinerja finansial Perusahaan sepanjang tahun 2020," ujar Irfan.

Baca Juga: Garuda Indonesia Catatkan Rugi Rp35,38 Triliun di 2020

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya