Pendapatan dan Belanja Tumbuh, APBN Mei 2021 Tekor Rp219 Triliun

Tekor APBN Mei 2021 lebih tinggi dibandingkan Mei 2020

Jakarta, IDN Times - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp219,3 triliun pada akhir Mei 2021. Defisit tersebut merupakan 21,79 persen dari target Rp1.006,4 triliun.

"Dan sampai bulan Mei defisit APBN mencapai Rp219 triliun atau 1,32 persen dari PDB," kata Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dalam Rapat Kerja dengan Komite IV DPD RI, Senin (21/6/2021).

Baca Juga: Sri Mulyani Proyeksikan Tekor APBN 2022 Turun ke 4,51-4,85 Persen

1. Defisit APBN Mei 2021 lebih tinggi dari Mei 2020

Pendapatan dan Belanja Tumbuh, APBN Mei 2021 Tekor Rp219 TriliunIlustrasi APBN. (IDN Times/Aditya Pratama)

Realisasi defisit APBN pada Mei 2021 lebih tinggi daripada realisasi defisit APBN yang terjadi pada Mei 2020. Pada periode sama tahun lalu, defisit APBN adalah Rp179,4 triliun atau 1,16 persen terhadap PDB.

Realisasi defisit pada Mei 2021 juga lebih tinggi jika dibandingkan capaian pada April 2021. Adapun defisit APBN pada April 2021 adalah sebesar Rp138,1 triliun atau 0,83 persen dari PDB.

2. Pendapatan negara tumbuh 9,31 persen

Pendapatan dan Belanja Tumbuh, APBN Mei 2021 Tekor Rp219 TriliunIlustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Di sisi lain, pendapatan negara hingga akhir Mei 2021 tercatat sebesar Rp726,4 triliun. Realisasi tersebut baru mencapai 41,66 persen terhadap APBN sebesar Rp1.743,6 triliun. Capaian tersebut lebih tinggi dibandingkan realisasi pada Mei 2020 yang sebesar Rp664,6 triliun.

"Pendapatan negara tumbuh 9,31 persen (yoy), utamanya didorong oleh penerimaan perpajakan, khususnya penerimaan cukai dan bea keluar," kata Sri Mulyani.

Baca Juga: Belanja Negara Naik, APBN April Tekor Rp138,1 Triliun

3. Belanja negara tumbuh 15,9 persen

Pendapatan dan Belanja Tumbuh, APBN Mei 2021 Tekor Rp219 TriliunIDN Times/Arief Rahmat

Adapun, untuk belanja negara, Kemenkeu mencatat adanya pertumbuhan pada akhir Mei 2021 ini, yakni sebesar Rp945,7 triliun.

"Belanja negara tumbuh 12,05 persen dibandingkan Mei 2020 yang hanya Rp843,94 triliun. Utamanya ini didorong oleh belanja barang untuk mendukung pemulihan seperti biaya perawatan pasien COVID-19 dan BOS, serta percepatan belanja modal padat karya," papar Sri Mulyani.

Dari realisasi tersebut, belanja kementerian/lembaga (K/L) juga ikut tumbuh 32,97 persen menjadi Rp359,8 triliun dari sebelumnya pada Mei 2020 sebesar Rp270,6 triliun. Sementara itu, belanja non-KL juga turut bertumbuh tipis 7,9 persen dari Rp266,8 triliun pada akhir Mei 2020 menjadi Rp287,9 triliun pada akhir Mei 2021.

Kemudian, transfer ke daerah dan dana desa atau TKDD tercatat kembali mengalami kontraksi sebesar 2,8 persen dari Rp306,6 triliun pada akhir Mei 2020 menjadi Rp298 triliun pada akhir Mei 2021.

Baca Juga: Tekor Anggaran AS Melonjak ke Rekor Rp23 Ribu Triliun Tahun Ini

Topik:

  • Anata Siregar
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya