Pengamat: Ada Kemungkinan Rupiah Tembus Rp15.000 per Dolar AS Hari Ini

Kondisi ekonomi global terus bergejolak sampai saat ini

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi bakal melemah ke level Rp15.000 pascalibur panjang akhir pekan.

Direktur TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, meyakini pelemahan itu terjadi akibat perekonomian global yang terus menunjukkan gejolak sampai saat ini.

"Dengan kondisi ekonomi global yang terus bermasalah dan inflasi yang tinggi membuat bank sentral global menaikan suku bunga, ini akan berpengaruh terhadap pelemahan mata uang rupiah. Ada kemungkinan rupiah akan melemah di Rp15.000 per dolar AS," ujar Ibrahim kepada media, Selasa (17/5/2022).

1. Rupiah melemah pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu

Pengamat: Ada Kemungkinan Rupiah Tembus Rp15.000 per Dolar AS Hari IniIlustrasi Kurs Rupiah. (IDN Times/Aditya Pratama)

Sebelumnya, rupiah ditutup melemah terhadap dolar AS pada perdagangan akhir pekan lalu atau Jumat (13/5/2022).

Dikutip dari Bloomberg, rupiah melemah 14 poin ke level Rp14.612 per dolar AS pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Sementara pada penutupan sebelumnya, rupiah berada di level Rp14.598 per dolar AS.

Baca Juga: Kebijakan Nol-COVID Sebabkan Ekonomi China Babak Belur

2. Faktor yang memengaruhi pergerakan rupiah

Pengamat: Ada Kemungkinan Rupiah Tembus Rp15.000 per Dolar AS Hari IniIlustrasi kurs dolar AS menguat terhadap rupiah. (IDN Times/Arief Rahmat)

Ibrahim mengatakan, pelemahan rupiah terjadi akibat dolar yang menguat ke level tertingginya dalam 20 tahun terakhir pada akhir pekan lalu.

Salah satu hal yang jadi penyebabnya adalah keberlanjutan atas kekhawatiran tindakan bank sentral, untuk menurunkan inflasi yang tinggi akan menghambat pertumbuhan ekonomi global.

“Meningkatkan daya tarik mata uang safe-haven,” kata Ibrahim.

3. Investor pantau The Fed

Pengamat: Ada Kemungkinan Rupiah Tembus Rp15.000 per Dolar AS Hari IniGedung Federal Reserve System (The Fed) Amerika Serikat (federalreserve.gov)

Lebih lanjut Ibrahim mengatakan, investor telah mencoba untuk menilai seberapa agresif jalur kebijakan bank sentral nantinya.

“Ekspektasi sepenuhnya diperhitungkan untuk kenaikan lain setidaknya 50 basis poin pada pertemuan bank sentral bulan Juni,” tutur dia.

Baca Juga: Pengamat: Kebijakan PNS Terapkan WFA Berisiko Ganggu Layanan Publik

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya