Penyesuaian Harga BBM Bersubsidi, Airlanga: Kami Sedang Kalkulasikan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator bidang Perekonomian (Menko Perekonomian), Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah saat ini masih memperhitungkan kemungkinan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi seperti Pertalite.
Perhitungan tersebut berkaitan dengan alokasi kompensasi dan subsidi energi yang bakal dikeluarkan pemerintah nantinya.
"Apabila ada penyesuaian kita sedang mengkalkulasi juga kebutuhan-kebutuhan terkait kompensasi dalam berbagai program, tentu program-programnya yang sedang berjalan, nantinya dikaitkan dengn program yang berjalan dengan perlindungan sosial, seperti yang kita lakukan dalam penanganan COVID-19," ucap Airlangga dalam Konferensi Pers Nota Keuangan, Selasa (16/8/2022).
1. Pemerintah pantau dampak kenaikan harga BBM terhadap inflasi dan PDB
Ketua Umum Golkar tersebut menambahkan, seluruh pertimbangan yang dibahas pemerintah akan memperhatikan dampaknya pada inflasi dan produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
"Kita sedang melakukan review terkait kebutuhan akibat kenaikan harga BBM baik segi volume maupun dari segi kebijakan selanjutnya. Dari kajian-kajian tersebut pemerintah memperhitungkan potensi kenaikan inflasi dan juga terkait efek PDB ke depan," ujar dia.
Baca Juga: Harga Pertalite Bakal Naik? Menteri ESDM: Lagi Dibahas
2. Anggaran subsidi BBM pada 2023 direncanakan Rp336,7 triliun
Editor’s picks
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan anggaran subsidi BBM di dalam RUU Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 yang lebih kecil dibandingkan tahun ini.
Jumlah subsidi dan kompensasi energi termasuk untuk BBM, LPG, dan listrik tahun ini sebesar Rp502,4 triliun. Sementara untuk tahun depan jumlahnya cuma Rp336,7 triliun.
"Ini artinya apa? Satu, harga minyak relatif lebih rendah ke 90 dolar AS (per barel). Kurs kita perkirakan dalam situasi relatif lebih baik dibandingkan situasi sekarang ini yang sangat volatile sehingga sebetulnya dari sisi absolut subsidi itu masih sangat tebal," ujar Sri Mulyani.
3. Volume BBM bersubsidi tetap dikendalikan
Maka dari itu, penurunan anggaran untuk subsidi BBM tersebut bakal diimbangi dengan pengendalian volume BBM yang disubsidi oleh pemerintah. Menurut Sri Mulyani, jika volume BBM yang disubsidi tidak dikendalikan maka anggarannya bakal bisa lebih besar.
"Tentu kita berharap jumlah dari juta kiloliter untuk Pertalite, Solar, jumlah LPG itu tetap dikendalikan karena kalau tidak pasti akan melewati bahkan yang Rp502,4 triliun bisa terlewati apabila volume subsidi tidak terkontrol," ucap dia.
Baca Juga: Pemerintah Masih Susun Daftar Konsumen yang Dilarang Beli Pertalite