Pertalite Masih Dijual Rp7.650, Pertamina Curhat Harusnya Rp17.200
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Direktur Utama PT Pertamina (Pertamina), Nicke Widyawati curhat ke Komisi VI DPR RI soal tingginya selisih harga keekonomian dan harga bahan bakar minyak (BBM) yang dijual pihaknya.
Harga BBM saat ini memang tengah tinggi-tingginya akibat konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina sejak akhir Februari lalu. Hal itu membuat subsidi buat Pertamina menjadi Rp71,8 triliun dan kompensasi menjadi Rp234 triliun.
"Intinya kalau kita melihat harga keekonomian dengan peningkatan harga minyak dan gas ini juga meningkat tajam," ucap Nicke dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (6/7/2022).
Baca Juga: Pendaftar BBM Subsidi di MyPertamina Tembus 50 Ribu Kendaraan
1. Solar dapat subsidi Rp13.000 dari Pertamina
BBM jenis Solar dapat subsidi paling besar dari Pertamina. Nicke memaparkan, harga keekonomian Solar per Juli ini ada di angka Rp18.150.
"Jadi kalau kita bandingkan, harga yang ditahan atau ditetapkan pemerintah dengan harga keekonomian di bulan Juli ini untuk Solar contohnya, ini selisihnya Rp13 ribu karena Solar atau Bio Solar masih kita jual di harga Rp5.150 padahal dengan harga minyak hari ini, ini harganya Rp18.150," tutur Nicke.
Dengan demikian, sambung Nicke, pemerintah membayar subsidi per liter untuk Solar sebesar Rp13 ribu.
Baca Juga: Uji Coba Hari Pertama Beli BBM Subsidi, Sistem IT MyPertamina Error
2. Pertalite disubsidi Rp9.000 lebih
Kemudian untuk Pertalite, pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp9.550. Adapun harga keekonomiannya Rp17.200.
"Untuk Pertalite, kita masih jual di angka Rp7.650, sedangkan harga pasar dengan harga minyak hari ini itu adalah Rp17.200 sehingga untuk setiap liter Pertalite yang dibeli masyarakat pemerintah mensubsidi Rp9.550," ucap Nicke.
3. Pertamax juga masih disubsidi pemerintah
Pertamax pun tak ketinggalan jadi jenis BBM yang disubsidi oleh masyarakat. Subsidi yang diberikan pemerintah untuk Pertamax adalah sebesar Rp5.450.
"Untuk Pertamax, kita masih mematok harga Rp12.500 dan kalau kita lihat untuk RON 92 ini, kompetitor ini sudah menetapkan harga sekitar Rp17 ribu karena memang harga secara keekonomian, harga pasar itu adalah Rp17.950," kata Nicke.
Nicke pun mengungkapkan alasan di balik harga Pertamax yang masih ditahan di level Rp12.500.
"Kita ini masih menahan di harga Rp12.500 karena kita juga pahami kalau Pertamax kita naikkan setinggi ini maka kemudian shifting ke Pertalite akan terjadi dan ini tentu akan menambah beban negara," ujar dia.