Pertamina Diminta Naikkan Harga Pertalite dan Turunkan Harga Pertamax

Agar konsumen migrasi ke dari Pertalite ke Pertamax sukarela

Jakarta, IDN Times - Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, memberikan usulan kepada Pertamina untuk menaikkan harga Pertalite dan menurunkan harga Pertamax.

Usulan itu disampaikan Fahmy agar disparitas atau perbedaan harga antara kedua jenis bahan bakar minyak (BBM) tersebut bisa semakin kecil.

"Menaikkan harga Pertalite dan menurunkan harga Pertamax secara bersamaan, maksimal selisih harga Rp1.500 per liter. Kebijakan harga ini diharapkan akan mendorong konsumen Pertalite migrasi ke Pertamax secara sukarela," ujar Fahmy, dikutip dari ANTARA, Minggu (14/8/2022).

Di samping itu, Pertamina juga perlu menyampaikan informasi ke publik secara masif tentang penggunaan Pertamax yang lebih bagus untuk mesin kendaraan. Hal itu agar menarik minat masyarakat beralih dari Pertalite ke Pertamax.

Baca Juga: Pertalite Segera Dibatasi, Pendaftaran MyPertamina Bakal Ditutup?

1. Kuota Pertalite kian menipis

Pertamina Diminta Naikkan Harga Pertalite dan Turunkan Harga PertamaxPertalite. (Dok. Pertamina)

Sejalan dengan hal tersebut, Fahmy menyampaikan kondisi terkini kuota Pertalite dari Pertamina.

Berdasarkan laporan Pertamina hingga Juli 2022, konsumsi Pertalite telah mencapai 16.8 juta kiloliter atau setara 73,04 persen, dari total kuota tahun ini yang mencapai 23 juta kiloliter.

"Angka konsumsi yang tinggi itu membuat kuota Pertalite hanya tersisa 6,2 juta kiloliter hingga akhir tahun ini," ucap Fahmy.

2. Fahmy kritisi sikap Arifin Tasrif

Pertamina Diminta Naikkan Harga Pertalite dan Turunkan Harga Pertamax(IDN Times/Kevin Handoko)

Di sisi lain, Fahmy mengkritik sikap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, yang tidak bisa tegas dalam menerapkan kebijakan terkait Pertalite tersebut.

Sejauh ini, kata Fahmy, Arifin hanya bisa mengimbau kepada orang kaya untuk tidak menggunakan BBM bersubsidi atau Pertalite. Dia berdalih konsumen merupakan makhluk rasional yang mempunyai price elasticity dan akan tetap mengonsumsi BBM dengan harga lebih murah selama belum ada larangan.

"Arifin melupakan tabung LPG tiga kilogram tertulis 'hanya untuk orang miskin.' Faktanya, lebih dari 60 persen konsumen yang tidak miskin tetap mengonsumsi gas melon karena distribusi terbuka," ucap Fahmy.

Baca Juga: Kuota Pertalite dan Solar Subsidi Terancam Ludes Oktober Ini

3. Pemerintah isyaratkan naikkan harga BBM

Pertamina Diminta Naikkan Harga Pertalite dan Turunkan Harga Pertamaxilustrasi harga BBM (IDN Times/Aditya Pratama)

Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, meminta masyarakat bersiap menghadapi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Menurut dia, kenaikan harga BBM bisa mengurangi anggaran subsidi yang bisa membengkak, seiring dengan kenaikan harga minyak global.

"Sampaikan kepada rakyat bahwa rasa-rasanya sih untuk menahan terus harga BBM seperti sekarang, feeling saya sih harus kita siap-siap kalau katakanlah kenaikan BBM itu terjadi," ujar Bahlil dalam konferensi pers di Gedung BKPM, Jakarta, Jumat, 12 Agustus 2022.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya