Populasi Ultrakaya Asia Salip Eropa 4 Tahun Lagi, Bertabur Crazy Rich!

Singapura bakal ketambahan 6.000 crazy rich

Jakarta, IDN Times - Orang-orang ultrakaya atau ultra-high net wealth individuals (UHNWI) mengalami pertumbuhan sepanjang tahun 2021. Knight Frank melaporkan, populasi ultrakaya di dunia bakal tumbuh hingga 28 persen hingga 2026 nanti.

Adapun yang dimaksud ultrakaya adalah mereka dengan total aset bersih senilai 30 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau lebih. Dalam The Wealth Report 2022, Knight Frank menyatakan pertumbuhan populasi ultrakaya global sepanjang tahun lalu menyentuh angka 9,3 persen atau lebih tinggi dari 2020 yang hanya 2,4 persen.

"Dunia saat ini masih menghadapi masa-masa penuh disrupsi. Pandemik COVID-19 telah menjadi sebuah krisis kesehatan yang memberikan dampak terhadap perekonomian, pasar, dan aset dalam banyak hal. Secara global, pembatasan akibat pandemik dan perubahan gaya hidup telah menimbulkan lebih banyak tabungan dan peningkatan level kekayaan yang belum pernah terlihat pada tahun-tahun sebelumnya," tulis analis senior Knight Frank, Flora Harley dalam The Wealth Report 2022, seperti dikutip IDN Times dari situs resminya, Sabtu (5/3/2022).

Baca Juga: Populasi Ultrakaya Dunia Bakal Tumbuh 28 Persen hingga 2026

1. Asia akan melewati Eropa

Populasi Ultrakaya Asia Salip Eropa 4 Tahun Lagi, Bertabur Crazy Rich!unsplash.com/@freestocks

Dalam proyeksi Knight Frank, pada 2026 nanti Asia bakal melewati Eropa sebagai kawasan nomor dua dunia dengan populasi ultrakaya terbesar.

"Selama proyeksi yang kami buat, Singapura akan mengalami pertumbuhan populasi UNHWI hingga 268 persen menjadi sekitar 6.000 orang," kata Harley.

Di sisi lain, pertumbuhan 10 tahunan populasi ultrakaya dunia dipimpin oleh Australasia. Selandia Baru menjadi negara dalam kawasan tersebut yang paling banyak mengalami pertumbuhan populasi ultrakaya, yakni dari 1.249 menjadi 4.618 orang dan bahkan angka tersebut diproyeksikan lebih tinggi tiga kali lipat pada 2026 nanti.

Baca Juga: Populasi Ultrakaya Dunia Bakal Tumbuh 28 Persen hingga 2026

2. Ada lebih dari 700 ribu orang ultrakaya pada 2026 nanti

Populasi Ultrakaya Asia Salip Eropa 4 Tahun Lagi, Bertabur Crazy Rich!Ilustrasi Orang Terkaya. (IDN Times/Aditya Pratama)

Knight Frank, lanjut Harley, telah memperkirakan prospek pertumbuhan dan penciptaan populasi ultrakaya dunia dalam lima tahun ke depan.

"Antara 2021 dan 2026, kami memproyeksikan populasi UNHWI global akan tumbuh hingga 28 persen. Selama 10 tahun hingga 2026 terdapat lebih dari dua kali lipat jumlah UNHWI global, yakni dari 348.355 orang menjadi 783.671 orang," ujar Harley.

Baca Juga: 5 Crazy Rich Indonesia di Forbes 2021, 2 Masuk List 100 Terkaya Dunia

3. Lima kawasan dengan peningkatan orang ultrakaya tertinggi dan terendah selama 2021

Populasi Ultrakaya Asia Salip Eropa 4 Tahun Lagi, Bertabur Crazy Rich!(IDN Times/Aditya Pratama)

Selama 2021, Knight Frank merilis lima kawasan di dunia dengan pertumbuhan orang-orang ultrakaya tertinggi.

"Lima kawasan teratas untuk pertumbuhan UNHWI secara absolut adalah AS, Inggris, Prancis, Jepang, dan China. Pasar ekuitas telah memainkan peran besar dengan CAC 40 Prancis naik sekitar 30 persen selama 2021, S&P 500 AS naik lebih dari 25 persen, dan FTSE 250 Inggris naik 15 persen," tulis Harley.

Dalam Knight Frank Wealth Sizing Model tercantum data orang-orang ultrakaya di AS meningkat 13 persen selama 2021. Kemudian, diikuti Inggris sebanyak 11 persen, Prancis 10 persen, Jepang delapan persen, dan China enam persen.

Knight Frank Wealth Sizing Model juga mencantumkan lima negara dengan penurunan jumlah orang ultrakaya sepanjang 2021.

"Satu-satunya kawasan yang mengalami penurunan populasi UNHWI adalah Afrika, minus 0,8 persen. Menurut Attitudes Survey kami, para penasihat kekayaan di Afrika jadi yang paling pesimis perihal prospek kekayaan kliennya. Kemudian tiga dari lima negara dengan penurunan populasi UNHWI paling tinggi ada di Afrika," tulis Harley.

Afrika Selatan menjadi negara nomor satu dengan penurunan jumlah orang ultrakaya, yakni sebesar tujuh persen. Lalu diikuti Kenya dan Tanzania yang minus dua persen dan Vietnam serta Malaysia yang berurutan minus satu persen serta nol persen.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya