Punya Populasi Muslim Terbanyak, Literasi Wakaf di RI Masih Rendah

Literasi wakaf masih di angka 50-an persen

Jakarta, IDN Times - Literasi tentang wakaf nyatanya masih rendah di kalangan masyarakat di Indonesia. Hal ini terbilang cukup ironis mengingat Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia.

Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) sekaligus Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pahala Nugraha Mansury.

"Berdasarkan data literasi wakaf nasional tahun 2020, skor indeks literasi wakaf kita adalah 50,48. Nilai ini masih masuk dalam kuadran rendah, tentunya hal ini kita sayangkan bersama mengingat Indonesia adalah negara dengan populasi muslim terbanyak di dunia dan mewakili 12,7 persen penduduk muslim di seluruh dunia," jelas Pahala, dalam Webinar Wakaf Nasional, Jumat (7/5/2021).

Padahal, lanjut Pahala, wakaf bisa menjadi salah satu sumber dana yang dapat menggerakkan perekonomian dan juga meningkatkan inklusivitas pemerataan pembangunan serta meningkatkan kesejahteraan sosial.

Baca Juga: Ajak Masyarakat Berwakaf, BWI Luncurkan Wakaf Super Apps

1. Upaya pemerintah dalam meningkatkan literasi wakaf masyarakat

Punya Populasi Muslim Terbanyak, Literasi Wakaf di RI Masih RendahPresiden Joko Widodo memberikan keterangan pers terkait COVID-19 di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (16/3/2020) (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Oleh sebab itu, segenap usaha dilakukan pemerintah guna mendorong peningkatan literasi terhadap wakaf di kalangan masyarakat.

Salah satunya adalah melalui Gerakan Nasional Wakaf Uang atau GNWU yang diresmikan oleh Presiden Joko "Jokowi" Widodo pada 25 Januari 2021 silam.

Pahala menyatakan, program tersebut merupakan transformasi pengelolaan wakaf yang sebelumnya hanya ditujukan untuk 3M, yakni masjid, madrasah, dan makam menjadi lebih luas, modern, transparan, dan profesional.

"Program pemerintah ini bertujuan untuk meningkatkan literasi masyarakat akan besarnya potensi wakaf. Tadi bapak ketua badan wakaf Indonesia juga sudah menyampaikan bahwa wakaf ke depannya bukan hanya mengenai wakaf tanah saja atau properti saja, tetapi tentu saja dapat dikembangkan kepada wakaf-wakaf dalam bentuk lainnya," tutur dia.

Baca Juga: Jokowi: Potensi Aset Wakaf Mencapai Rp 2 Ribu Triliun per Tahun

2. Langkah BUMN mengoptimalkan GNWU

Punya Populasi Muslim Terbanyak, Literasi Wakaf di RI Masih RendahLogo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpasang di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020) (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Adapun dari sisi BUMN, Pahala mengatakan bahwa tiap perusahaan BUMN berkontribusi sesuai dengan kapasitasnya masing-masing.

Penyaluran wakaf yang dilakukan BUMN dilakukan dengan memanfaatkan dana tanggung jawab sosial atau melalui program Corporate Social Responsibility alias CSR perusahaan.

Selain lewat CSR, BUMN berperan dalam program GNWU adalah dengan meningkatkan akses masyarakat untuk berwakaf melalui platform digital.

"Saat ini BUMN melalui Bank Syariah Indonesia (BSI) menjalin kerjasama dengan mitra-mitra nazir dalam menyalurkan wakaf yang dihimpun melalui aplikasi dan platform website yang dimiliki oleh BSI," sambungnya.

3. Volume transaksi wakaf di BSI masih rendah

Punya Populasi Muslim Terbanyak, Literasi Wakaf di RI Masih RendahBank Syariah Indonesia (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

Kendati demikian, Pahala mengakui bahwa transaksi wakaf melalui platform digital BSI masih tergolong rendah sepanjang 2020 lalu.

Hal tersebut sebagai imbas dari masih rendahnya literasi masyarakat terkait perwakafan.

"Sepanjang 2020, total volume transaksi konsolidasi wakaf Bank Syariah Indonesia masih kecil, yakni sebesar Rp3 miliar dengan jumlah transaksi 23.000 transaksi," ungkap Pahala.

Meski secara volume masih kecil, Pahala mengakui jumlah transaksinya sudah cukup baik.

Oleh sebab itu, mantan Direktur Utama Garuda Indonesia meyakini bahwa jumlah transaksi tersebut bisa meningkat seiring dengan sosialisasi yang lebih masif mengenai platform digital wakaf di BSI.

"Dengan meningkatnya pemahaman masyarakat mengenai platform digital tersebut, kami harapkan nilai ini akan terus bertambah seiring dengan semakin tingginya akses dan literasi masyarakat terhadap wakaf," tutur Pahala.

Baca Juga: Wapres: Wakaf Bisa Capai Rp180 T, tapi Pemanfaatan Masih Terbatas

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya